Monday, October 25, 2010

DOSEN DAN MAHASISWA COPY PASTE.

APA KABAR DUNIA ?!

Semoga Dunia masih dalam bentuk bulat meski katanya mengalami pergeseran dalam bentukan isi nya.
Sama hal nya dengan semangat ku Siang hingga malam ini masih berkutat di dunia mahasiswa.  Bukan sebagai mahasiswa - meski sebenarnya masih ingin.  Tapi sebagai seseorang yang di beri kepercayaan untuk mengajar.  Mengajar apa yang sesuai dengan bidang yang saya sukai ;  Komunikasi dan Public Speaking.

Sejak 3 tahun lalu, saya mulai menuliskan - mengajar, dalam daftar riwayat hidup saya.  Sebuah profesi yang selalu mengingatkan saya pada sosok almarhumah Ibu saya yang dahulu sebagai Guru Sekolah Dasar samping rumah.  Bisa jadi keinginan saya mengajar terbentuk ketika saya melihat sosok Ibu saya setiap saat.  Waktu itu rumah yang saya tinggali bersama Ibu berdekatan dengan sekolah dimana Ibu mengajar.  Jadi hampir setiap saat saya bisa mengawasi gerak gerik ibu saya dari jendela rumah.  Saya menyukai cara Ibu saya mengajar.  Sosok yang mengayomi tetapi tegas dalam beberapa hal yang dianggapnya prinsip. Yang kemudian saya  copy paste dalam diri saya.

Dan jadilah saya kini.
Seseorang yang mencoba peruntungan lain selain dunia menyanyi, penyiar, pembawa acara atau seorang spoke person.  Mengajar bagi saya tidaklah mudah, tapi tidak juga sulit.  Karena Mengajar bagi saya adalah Seni.  Seni menyampaikan apa yang kita anggap perlu di sampaikan.  Seni memberi informasi secara akurat sesuai dengan zaman.  Seni untuk mengetahui personal dari siswa atau mahasiswa yang dihadapi.  Bahkan seni menikmati kepuasan dan kesenangan dari keberhasilan saya mengajar, jika di lihat dari sejauh apa pemahaman para siswa ajar dan penerapan yang mereka lakukan.

Seringkali saya mengalami ketakutan ketika memulai sebuah materi baru atau kelas baru.  Sama halnya dengan yang saya rasakan sore ini.  Sebenarnya mengajar tentang  Komunikasi dan Public Speaking telah saya mulai sejak 3 tahun lalu,  tapi terkadang rasa was was itu tetap saja muncul.  Tapi itu masih manusiawilah. Bukankah rasa Gugup adalah sensasi luar biasa ditengah kekuatan yang sebenarnya kita punya.?. 
Baik.  Sore ini saya mengajar lagi setelah semester lalu break karena tugas kantor keluar kota yang harus di jalani.  Dan semester ini saya menjumpai murid yang berbeda di kelas yang juga berbeda.  Dan tentu saya harus melakukan pendekatan dari awal.  Membina hubungan baik agar mahasiswa merasa sedikit nyaman terhadap kehadiran saya yang nampak menyeramkan (mungkin).  Karena jika menghadapi mahasiswa, saya selalu mengingat tentang apa yang pernah saya alami dulu. 

Ada beberapa Dosen di tempat saya berkuliah dulu, yang menurut saya tidak semestinya mengajar di  mata pelajaran yang ia sampaikan.  Atau bahkan sang dosen menyampaikan sesuatu yang sebenarnya ia tak menguasainya secara valid.  Atau juga bisa jadi ada dosen - dosen yang menganggap dirinya paling bisa sehingga mahasiswa harus (wajib) mengikuti apa yang ia titahkan dalam materi ajarannya.  Dan jika ada mahasiswa yang berlainan arah atau malah menggugah dengan pertanyaan yang menyudutkan, maka  jangan harap Mahasiswa mendapatkan perlakukan atau nilai baik bahkan berimbas pada IPK sang mahasiswa kelak. Dan saya tak mau jadi bagian copy paste sikap dosen saya terdahulu.

Dunia pendidikan di Indonesia belumnya sampai pada taraf membanggakan.  Meski ada beberapa  sekolah atau kampus yang  bisa di bilang baik dalam penerapan sistem pengajaran atau sistem kurikulum pembelajaran.  Tapi tetap saja hal - hal tak lazim kemudian bertandang dalam kehidupan belajar mengajar. 
Saya masih ingat dengan beberapa dosen yang menurut saya terlalu mendominasi perkembangan mahasiswanya.  Ada dosen yang kerjanya hanya memberi tugas rangkuman sebanyak banyaknya tanpa pernah ia periksa kebenaran dari rangkuman mahasiswa tersebut.  Ada pula dosen yang dengan semena mena dengan mahasiswa yang dianggap tak sehaluan atau bersahabat dengan nya sebagai dosen.  Masih adanya pandangan " Say Dosen, Kamu Mahasiswa,  jadi kamu harus ikuti dan turut apa yang saya katakan, karena saya Dosen kamu.!!.."   pandangan seperti itulah yang kadang membatasi ruang gerak idealisme dan kreativitas mahasiswa.  Terlebih jika hukuman yang di terapkan oleh dosen dosen yang tak menyukai beberapa indiidu mahasiswanya tidaklah manusiawi dan masuk akal.  Banyak contoh aneh yang kerap saya simak di Televisi. Apa ia, Dosen itu lebih pintar dari Mahasiswanya ?  Tak selalu.

Tapi sebenarnya dosen idela pun tak ada ukuran bakunya.  Karena terkadang dosen idel belum lah tentu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang di buat negeri ini.  Karenanya sangat sedikit Dosen yang mengemas sistem belajar nya menarik minat mahasiswa untuk  sedikit lebih kreatif dari biasanya.  Contohnya ketika di berikan tugas untuk membuat sebuah karya tulis.  Banyak dari para Dosen yang sebenarnya tidak membaca secara detail isi dari karya tulis tersebut.  Atau malah ada juga mahasiswa yang hanya copy paste dari hasil browsing internet.  Inilah dampak modernitas.  Mahasiswa kian mudahnya mendapatkan konten dari beragam sumber.  Tapi lemahnya mahasiswa hanya tinggal cpy paste tanpa perlu banyak berfikir tentang benar atau tidaknya apa yang mereka copy paste tersebut.  Lantas masih layakkah di sebut mahasiswa jika tugas harian dari dosen hanya tinggal copy paste dari hasil browsing internet ?.  dimana letak daya pikir dan opini sakral pada mahasiswa yang terkanal tajam dan beda dari sekedar anak Sekolah Dasar.?.

No comments:

Post a Comment