Wednesday, December 21, 2011

PENETAPAN HARI AYAH

Sore hari ketika tiba di rumah, seperti biasa, Saya kerap di brondong oleh banyak pertanyaan dari para Junior saya. Si Abang – panggilan saying saya kepada putra sulung, langsung mencuat dengan sebuah pertanyaan yang cukup membuat Saya hilang rasa lelah. “ Ayah, di TV banyak berita kalau besok hari Ibu, trus Hari Ayah kapan , Yah..? tak berselang lama kemudian, si Koko – panggilan saying saya pada putra kedua kembali antusias dengan sebuah pertanyaan. “Gak adil amat Bunda punya Hari Ibu, Kok Ayah Gak ada Hari Ayah ?.”.

Di saat seperti itu, saya sangat paham akan tabiat 2 putra saya yang memang kritis akan banyak hal. Tidak hanya tentang Hari Ibu yang mereka pertanyakan. Beberapa waktu lalu juga si Abang bertanya mengapa Ayah banyak menghabiskan waktu di Luar rumah sedangkan Bunda banyak waktu di rumah, belum lagi si Koko – panggilan untuk Putra kedua saya yang sering bertanya Ayah kemana saja menghabiskan waktu selain waktu kerja utama?. Ada ada saja perilaku anak anak jaman sekarang.

Bicara tentang pertanyaan Hari Ayah.

Saya kemudian menjelaskan bahwa Hari Ibu itu di peringati sebagai tanda penghormatan untuk para Ibu yang telah bersusah payah memperjuangkan setiap umat manusia termasuk anak anak saya dan saya sendiri sejak dalam kandungan, lalu melalui proses melahirkan yang sangat rumit dan mempertaruhkan nyawa si Ibu sampai pada proses pemeliharaan dan menjaga asupan gizi hingga sampai merawat agar bisa tumbuh kembang dengan baik. Tentu, ketika saya menjelaskan akan beragam kalimat tersebut, saya melakukan banyak retorika dan contoh contoh kecil yang tujuannya agar apa yang saya maksud dapat di pahami oleh anak usia 6 tahun dan 4 tahun. Saya juga menjelaskan itulah mengapa semua umat di muka bumi harus patuh pada Ibu dahulu baru pada Ayah mereka karena Ibu berperan penting terhadap kelangsungan kelahiran sosok manusia ke muka bumi. Tanpa ada perantara rahim Ibu tentu seseorang tak akan dapat hadir di belantara dunia ini.

Lalu, perkara unik kemudian adalah ketika putra sulung saya – si Abang, menggagas boleh atau tidak jika mereka (Abang dan Koko) menggagas hari Ayah untuk keperluan mereka sendiri. Dan dengan segera saya menyetujui saran si Abang. Menurut saya, tak ada salahnya karena peringatan Hari Ibu memang di peringati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya, tapi Bakti sebagai anak pada orang tua (Ibu dan Ayah) harus terjadi setiap hari, setiap saat dan sampai akhir hayat bahkan ketika telah tiada pun bakti anak harus terus menerus di alirkan melalui do’a do’a. Dan kemudian Abang dan koko mengusulkan untuk menetapkan tanggal 26 Januari setiap tahunnya akan mereka peringati sebagai Hari Ayah dengan ketentuan, bila Hari Ibu – Bunda mereka tidak akan melakukan memasak karena akan ada ritual makan di luar rumah, maka pada paringatan Hari Ayah pun harus ada perayaan makan makan yang biaya makan nya di tanggung oleh si Ayah dan jika mereka telah dewasa dan mampu menghasilkan uang maka meraka lah yang akan mentraktir Ibu pada Hari Ibu dan mentraktir Ayah pada hari Ayah.

Sungguh sebuah bahasan anak anak yang tidak begitu kekanak-kanakan. Saya tersenyum geli dan sesekali gemas melihat kelakuan dan cara bicara bujang bujang saya yang ternyata punya pemikiran di luar dugaan saya. Sangat menyenangkan bicara dengan anak kecil yang punya ide polos tapi berarti dalam. Bagi saya , bisa jadi keinginan Abang dan Koko kelak akan menjadikan kedekatan hubungan saya dengan mereka. Bisa jadi pula Hari Ayah yang mereka ciptakan sebagai bentuk Cinta dan Sayang mereka ke saya dan begitupun sebaliknya. Harapan saya mereka kelak tahu bahwa banyaknya kerja sampingan yang saya lakukan di luar jam kantor normalnya para pekerja adalah untuk memberikan sedikit dana lebih bagi kelangsungan hidup mereka yang di penuhi dengan nilai nominal yang tidak sedikit. Terlebih kelak mereka akan menempuh jalur pendidikan yang jangan hanya ala kadarnya seperti saya dan Bunda mereka. Tapi setidaknya Saya masih mampu meluangkan waktu berbincang dan meladeni permintaan mereka dengan sesekali mewujudkan keinginan mereka adalah sebagai bentuk perhatian saya di sela sela kesibukan saya yang cukup padat.

No comments:

Post a Comment