Thursday, December 15, 2011

LAMPUNG ;10 BESAR PDWI 2011.

Sebuah kesempatan besar bagi Provinsi Lampung untuk ikut berpartisipasi dalam ajang Pemilihan Duta Wisata Indonesia (PDWI) ke-6 di kota Palu – Sulawesi Tengah. Begitupun dengan saya dan team yang langsung dapat restu dari Pembina IMKOBAL (Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung) – Bunda Hj. Eva Dwiana Herman HN, merasa senang ketika di tunjuk untuk mewakili Lampung melalui kesiapan Ledia Nurmalini dan Wira Kurniawan sebagai representative Provinsi Lampung secara keseluruhan.



Berangkatlah kami dengan segala keterbatasan dan kesingkatan persiapan yang kami bangun bersama menjadi sebuah team work. Saya, Ledia dan Wira - sebagai peserta, Saddam di bagian Perlengkapan dan Dokumentasi dan kak Adi sebagai Penata Rias Wajah dan Rambut dan Busana secara keseluruhan dalam setiap penampilan. Karena semuanya harus di kerjakan bersama kami pun banyak melakukan ‘akrobat’ dan menutupi kekurangan masing masing sehingga jadilah kesiapan singkat dengan segala serba singkat walau persiapan hasrat telah terjadi sejak 2 bulan sebelumnya.


6 Desember 2011, pukul satu siang waktu Palu, kami berlima tiba di Mutiara Airport dengan telah di sambut para Official Local yang dengan senyum manis dan menawan langsung melebur diri berakrab akrab ria bersama kami. Kehangatan sambutan dan kenyamanan tempat terus terasa selama di Palu. Kegiatan di awali dengan pembukaan acara secara resmi yang di lakukan oleh Wakil Gubernur dan juga Ketua Yayasan ADWINDO serta jajaran ADWINDO beserta kepanitiaannya. Selanjutnya maka yang terlihat adalah rangkaian acara padat, butir demi butir acara yang di lalui hingga sangat menyita perhatian penuh. Hanya yang punya mental kuat lah yang mampu melalui semua dengan segala kekuatan yang di miliki. Terlebih waktu istirahat peserta yang sangat minim hanya untuk mengejar kesempurnaan koreografi yang kerap berubah ubah pola di setiap sesi nya hingga para peserta kesulitan untuk mengikuti.
Hal selanjutnya tak kalah padat adalah beragam kunjungan dan aksi sosial yang juga di lakukan dalam masa karantina yang para peserta harus lalui. Belum lagi termasuk Pembekalan dan Pemahaman sebuah materi atau issue issue terkini melalui Seminar Nasional yang sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan peserta secara general. Penampilan Malam Gelar Budaya yang menampilkan kemampuan / talent setiap pasang peserta per-Provinsi. Selain itu peserta juga wajib melalui sesi test tertulis dan interview yang merupakan syarat wajib penilaian untuk sisi brain. Dan tentunya adalah malam puncak yang memberi sentuhan klimaks bagi upaya setiap individu secara totalitas dan akumulatif sejak awal memasuki karantina hingga proses Grand Final tersebut.





Akhirnya terpilihlah pasangan dari Sumatera Utara sebagai Juara 1 dan Bali di urutan kedua serta urutan ke tiga pasangan dari Jawa Tengah. Serta ada rentetan gelar atribut lainnya. Lampung cukup puas berada dalam jajaran 10 besar terbaik dari 21 Provinsi yang berlaga. Sebuah kehormatan memang bagi Provinsi Lampung yang di wakili oleh IMKOBAL dalam keanggotaan ADWINDO di Provinsi Lampung. Dan ini bukan hanya sekedar upaya mudah. Ini adalah hasil maksimal sebagai pendatang baru yang masih ‘membaca medan pertempuran’ dan tentunya akan menjadi tolak ukur terhadap keikutsertaan di lain waktu kelak. InsyaAllah.


Meski begitu catatan penting juga perlu di perhatikan oleh individu dalam kepanitiaan. Padatnya jadwal peserta dengan pressure dan target yang di tetapkan khususnya dalam hal koreo sangatlah menyita kesehatan dan konsentrasi penuh peserta. Bisa jadi sang Koreografi hendaknya mampu menyadari bahwa para peserta bukanlah penari layaknya dirinya sendiri sehingga tak juga mungkin dapat di ajari gerakan gerakan sulit dalam waktu hanya beberapa hari. Bisa jadi mudah bagi sang Koreo tapi belum tentu mudah untuk di ikuti bagi si Peserta yang memiliki latar belakang beragam. Panitia hendaknya mempertimbangkan penuh kesehatan para peserta karena jangan sampai melihat beberapa peserta lunglai, kram, lebam, demam dan berdarah seusai acara jadi sebuah lelucon dan tontonan seru.

Selain itu pula pemisahan tempat karantina menjadikan team peserta secara personal tidak terlalu solid dan kompak. Selain itu tidak terlalu ketatnya dalam proses karantina menjadikan satu sama lain peserta tak begitu memahami rekan seangkatan dengan detail. Terlebih kedekatan kedekatan emosional peserta dan panitia yang bisa jadi mendatangkan pengaruh terhadap peniliaian, sehingga talent show yang gagal dan terjatuh ketika menari atau public speaking yang tersendat dan gugup sangat tak begitu di hiraukan panitia dan juri karena kedekatan tersebut. Selain itu perlu kiranya di perhatikan dengan seksama apa yang akan menjadi perhatian khusus para Duta Wisata ini setelah ajang berakhir. Apakah ada tindak lanjut yang harus mereka kerjakan baik di tingkat Provinsi mereka masing masing maupun di tingkat Nasional yang di lakukan secara bersinergi dan terus menerus sebagai bentuk dari janji janji manis semasa pemilihan berlangsung. Jangan – jangan setelah ajang berakhir lalu berakhir pula janji janji manis tersebut dan kembali ke Provinsi dengan system tutup buku tanpa memberi sumbangsih pada provinsi di mana mereka berasal dan atau kemudian malah jadi sosok yang jadi arogan dan angkuh. Karena selama acara berlangsung saya juga tak melihat dan upaya atau event nyata para alumni untuk memberikan sentuhan inovatif terhadap perubahan akan sebuah Seni, Budaya dan Pariwisata seperti yang di harapkan saat pemilihan. Bahkan saya juga tidak melihat adanya penampilan Pemenang Pertama dari ajang PDWI tahun 2010, - terlepas kesibukan mereka berpasang, tapi setidaknya sebagai sepasang yang mau menyerahkan tugas estafet semestinya harus hadir di malam puncak pemilihan. Saya juga melihat bahwa yang bekerja di ajang ini, yang jadi panitia - banting tulang dan bersusah payah, bukanlah para pemenang utama. Artinya si Pemenang bisa jadi hanya symbol kemenangan untuk kesempurnaan pemenuhan penilaian dengan basic 3 B (Brain, Beauty, Behavior), artinya ajang ini masih menitik beratkan pada kontes kecantikan semata, bukan pada pengabdian dan bukti nyata setelah ajang berakhir.

No comments:

Post a Comment