Friday, December 30, 2011

MENJELANG 2012.

Menjelang Tahun Baru, banyak yang orang orang lakukan untuk menandai pergantian tahun. Dan saya – masih seperti tahun lalu, berkutat dengan kesibukan akan pekerjaan tapi juga berkutat dalam beragam pemikiran.

Pemikiran yang kadang saya pun tak tahu sampai kapan saya sanggup memikirkannya sementara orang orang yang semestinya lebih layak memikirkan hal hal ini pada menghilang. Merapat dalam barisan aman masing masing. Dan saya masih tetap di sini, bukan untuk sebuah tujuan yang nyata sebenarnya. Melainkan untuk tujuan perjalanan hidup kedepan yang saya yakin akan ada ujungnya. Meski juga belum tahu kapan tapi setidaknya saya tahu kapan saya mesti memulai dan kapan saya mesti berhenti. Benar benar berhenti untuk sesaat – mungkin saja.

Seorang teman pernah berkata bahwa membuat Resolusi menjelang tahun mendatang adalah langkah kongkrit memulai hari baru di tahun baru. Tapi bagi saya. Resolusi itu selalu saya tulis dan gantungkan setiap malam menjelang tidur dan kemudian saya kalungkan pada kobaran semangat tatkala pagi menjelang. Dan begitu lah selalu setiap masa dalam kurun waktu dunia saya.

Saya tak pernah terlalu muluk dalam menargetkan sesuatu. Meski terkadang saya begitu ambisius untuk suatu hal, terlebih jika hal itu memang sesuatu yang saya sukai. Tapi tak mungkin itu bisa terjadi jika segala pendukung tak tertata laksana dengan baik dan di tempatnya.

Bagi saya. Cukuplah saya berdo’a, mengoreksi diri dan kemudian mencatat pembenahan dalam diri menjadi perhatian besar selain terus menerus belajar. Belajar mengatur diri dan emosi, belajar menentramkan jiwa raga di tengah kemelut jingga yang menggeliat suka suka diantara keindahan gerak jari jemari dan tatap muka. Dan entah kapan langkah ini terhenti. Karena semua nya telah terpatri dalam rel kereta yang tak berjeda.

Thursday, December 22, 2011

TEMA PEMILIHAN 2012

THE ICON OF MAGNIFICANT TREASSURE OF LAMPUNG


Bermula dari niat kumpul yang di gagas oleh Peter, akhirnya terjadilah perkumpulan kecil yang di hadiri oleh cukup banyak kepala kepala manusia beride cemerlang. Dan itu berlangsung pada Sabtu sore hingga malam. Tatkala beragam individu sedang mempersiapkan diri bermalam minggu. Kami – IMKOBAL crew berkumpul merencanakan beragam event dan next program dalam organisasi ini yang akan segera menjadi pemikiran can butuh tindakan cepat dalam waktu yang bisa di bilang cukup singkat.
Ada dua agenda penting yang jadi sorotan utama kami kala itu. Acara Rakornas ADWINDO ke 3 yang akan di gelar di Bandar Lampung, 23 – 26 Februari 2012 dimana IMKOBAL akan jadi EO Local untuk pelaksanaan dan pengemasan bentuk rangkaian acara secara keseluruhan. Lalu agenda yang tak kalah penting adalah pelaksanaan system Audisi dan Rangkaian Pemilihan hingga proses Karantina dan Malam Final Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2012 yang merupakan annual event dari IMKOBAL dalam membantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setiap tahunnya. Dan ini adalah tahun ke tiga dimana IMKOBAL di beri kewenangan untuk menentukan standar pelaksanaan hingga standar penilaian yang di tetapkan per tahunnya.


Beragam masukan dan pendapat pun terjadi. Bahkan hal hal konyol khas IMKOBAL kerap mewarnai jalannya pertemuan sore nan tenang di sebuah café pinggir jalan yang baru pertama kami tempati sebagai tempat meeting dadakan. Tapi sesuatu yang membuat saya dan kemudian diamini oleh rekan rekan lainnya adalah tatkala kami berembuk menentukan tema Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung tahun 2012. Bagi kami – IMKOBAL, tema yang di usung pertahunnya haruslah mewakili dari seluruh harapan penilaian per individu dalam proses pemilihan nantinya. Selain itu, Tema yang di usung pula yang akan me-representativekan sosok yang nantinya dapat mengemban tugas selama setahun kedepan.


Dan akhirnya, setelah melalui proses kutak katik kata dan gonta ganti kalimat, disepakatilah sebuah kalimat tema … “The Icon of Magnificent Treasures of Lampung”. Penetapan tema ini bukan sesuatu yang sembarangan. Melainkan sebuah filosofi yang IMKOBAL buat untuk mencari sosok yang mampu mengangkat beragam kekayaan Lampung dan termasuk di dalamnya remaja Bandar Lampung menjadi Icon atau sosok central dalam berkegiatan dengan penciptaan event event dan proses creative yang positive demi memajukan beragam kekayaan seni budaya dan juga pariwisata di Provinsi Lampung. Tak berlebihan kiranya kami – IMKOBAL menyoroti hal central dan sangat spesifik tersebut. Mengingat Ada banyak ragam kekayaan baik itu Seni, Budaya maupun Pariwisata di Provinsi Lampung secara keseluruhan. Dan tak berlebihan pula bagi kami – IMKOBAL untuk lebih men-generalkan diri dalam pemilihan tema dengan meluas ke kata ‘Lampung’ sebagai Provinsi secara keseluruhan meski kami – IMKOBAL dalah organisasi skup Kota Bandar Lampung, tapi kami – IMKOBAL dapat dengan lantang menyuarakan bahwa kami adalah organisasi pemuda yang aktif berperan penuh dalam penciptaan event yang kreatif, inovatif dan positive di Provinsi Lampung.


Dengan pendelegasian tugas dan tanggungjawab dari setiap individu yang hadir diharap dapat menjabarkan dua kegiatan besar yang akan IMKOBAL emban di tahun 2012 kelak. Dan ini sekali lagi adalah bukti nyata dari kata ‘Pemberdayaan’ yang sebenarnya. Bahwa bukti nyata dari dedikasi dan tanggungjawab mengemban gelar juara menjadi suatu keharusan untuk dapat loyalitas dan bukti nyata akan sebuah janji janji yang pernah terucap pada saat proses pemilihan berlangsung. Dan berbekal beragam pengalaman, tentunya IMKOBAL berharap akan menemukan sosok sosok baru di kemudian waktu yang kelak akan meneruskan langkah perjuangan generasi sebelumnya yang telah banyak berperan dalam hal proses tumbuh kembang kreativitas dan inovasi yang positive.


Terima Kasih buat teman teman yang telah datang dan terlibat langsung dalam pertemuan Santai Sore dengan nuansa baru yang kita ciptakan sebagai keluarga besar IMKOBAL.

Wednesday, December 21, 2011

PENETAPAN HARI AYAH

Sore hari ketika tiba di rumah, seperti biasa, Saya kerap di brondong oleh banyak pertanyaan dari para Junior saya. Si Abang – panggilan saying saya kepada putra sulung, langsung mencuat dengan sebuah pertanyaan yang cukup membuat Saya hilang rasa lelah. “ Ayah, di TV banyak berita kalau besok hari Ibu, trus Hari Ayah kapan , Yah..? tak berselang lama kemudian, si Koko – panggilan saying saya pada putra kedua kembali antusias dengan sebuah pertanyaan. “Gak adil amat Bunda punya Hari Ibu, Kok Ayah Gak ada Hari Ayah ?.”.

Di saat seperti itu, saya sangat paham akan tabiat 2 putra saya yang memang kritis akan banyak hal. Tidak hanya tentang Hari Ibu yang mereka pertanyakan. Beberapa waktu lalu juga si Abang bertanya mengapa Ayah banyak menghabiskan waktu di Luar rumah sedangkan Bunda banyak waktu di rumah, belum lagi si Koko – panggilan untuk Putra kedua saya yang sering bertanya Ayah kemana saja menghabiskan waktu selain waktu kerja utama?. Ada ada saja perilaku anak anak jaman sekarang.

Bicara tentang pertanyaan Hari Ayah.

Saya kemudian menjelaskan bahwa Hari Ibu itu di peringati sebagai tanda penghormatan untuk para Ibu yang telah bersusah payah memperjuangkan setiap umat manusia termasuk anak anak saya dan saya sendiri sejak dalam kandungan, lalu melalui proses melahirkan yang sangat rumit dan mempertaruhkan nyawa si Ibu sampai pada proses pemeliharaan dan menjaga asupan gizi hingga sampai merawat agar bisa tumbuh kembang dengan baik. Tentu, ketika saya menjelaskan akan beragam kalimat tersebut, saya melakukan banyak retorika dan contoh contoh kecil yang tujuannya agar apa yang saya maksud dapat di pahami oleh anak usia 6 tahun dan 4 tahun. Saya juga menjelaskan itulah mengapa semua umat di muka bumi harus patuh pada Ibu dahulu baru pada Ayah mereka karena Ibu berperan penting terhadap kelangsungan kelahiran sosok manusia ke muka bumi. Tanpa ada perantara rahim Ibu tentu seseorang tak akan dapat hadir di belantara dunia ini.

Lalu, perkara unik kemudian adalah ketika putra sulung saya – si Abang, menggagas boleh atau tidak jika mereka (Abang dan Koko) menggagas hari Ayah untuk keperluan mereka sendiri. Dan dengan segera saya menyetujui saran si Abang. Menurut saya, tak ada salahnya karena peringatan Hari Ibu memang di peringati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya, tapi Bakti sebagai anak pada orang tua (Ibu dan Ayah) harus terjadi setiap hari, setiap saat dan sampai akhir hayat bahkan ketika telah tiada pun bakti anak harus terus menerus di alirkan melalui do’a do’a. Dan kemudian Abang dan koko mengusulkan untuk menetapkan tanggal 26 Januari setiap tahunnya akan mereka peringati sebagai Hari Ayah dengan ketentuan, bila Hari Ibu – Bunda mereka tidak akan melakukan memasak karena akan ada ritual makan di luar rumah, maka pada paringatan Hari Ayah pun harus ada perayaan makan makan yang biaya makan nya di tanggung oleh si Ayah dan jika mereka telah dewasa dan mampu menghasilkan uang maka meraka lah yang akan mentraktir Ibu pada Hari Ibu dan mentraktir Ayah pada hari Ayah.

Sungguh sebuah bahasan anak anak yang tidak begitu kekanak-kanakan. Saya tersenyum geli dan sesekali gemas melihat kelakuan dan cara bicara bujang bujang saya yang ternyata punya pemikiran di luar dugaan saya. Sangat menyenangkan bicara dengan anak kecil yang punya ide polos tapi berarti dalam. Bagi saya , bisa jadi keinginan Abang dan Koko kelak akan menjadikan kedekatan hubungan saya dengan mereka. Bisa jadi pula Hari Ayah yang mereka ciptakan sebagai bentuk Cinta dan Sayang mereka ke saya dan begitupun sebaliknya. Harapan saya mereka kelak tahu bahwa banyaknya kerja sampingan yang saya lakukan di luar jam kantor normalnya para pekerja adalah untuk memberikan sedikit dana lebih bagi kelangsungan hidup mereka yang di penuhi dengan nilai nominal yang tidak sedikit. Terlebih kelak mereka akan menempuh jalur pendidikan yang jangan hanya ala kadarnya seperti saya dan Bunda mereka. Tapi setidaknya Saya masih mampu meluangkan waktu berbincang dan meladeni permintaan mereka dengan sesekali mewujudkan keinginan mereka adalah sebagai bentuk perhatian saya di sela sela kesibukan saya yang cukup padat.

Thursday, December 15, 2011

LAMPUNG ;10 BESAR PDWI 2011.

Sebuah kesempatan besar bagi Provinsi Lampung untuk ikut berpartisipasi dalam ajang Pemilihan Duta Wisata Indonesia (PDWI) ke-6 di kota Palu – Sulawesi Tengah. Begitupun dengan saya dan team yang langsung dapat restu dari Pembina IMKOBAL (Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung) – Bunda Hj. Eva Dwiana Herman HN, merasa senang ketika di tunjuk untuk mewakili Lampung melalui kesiapan Ledia Nurmalini dan Wira Kurniawan sebagai representative Provinsi Lampung secara keseluruhan.



Berangkatlah kami dengan segala keterbatasan dan kesingkatan persiapan yang kami bangun bersama menjadi sebuah team work. Saya, Ledia dan Wira - sebagai peserta, Saddam di bagian Perlengkapan dan Dokumentasi dan kak Adi sebagai Penata Rias Wajah dan Rambut dan Busana secara keseluruhan dalam setiap penampilan. Karena semuanya harus di kerjakan bersama kami pun banyak melakukan ‘akrobat’ dan menutupi kekurangan masing masing sehingga jadilah kesiapan singkat dengan segala serba singkat walau persiapan hasrat telah terjadi sejak 2 bulan sebelumnya.


6 Desember 2011, pukul satu siang waktu Palu, kami berlima tiba di Mutiara Airport dengan telah di sambut para Official Local yang dengan senyum manis dan menawan langsung melebur diri berakrab akrab ria bersama kami. Kehangatan sambutan dan kenyamanan tempat terus terasa selama di Palu. Kegiatan di awali dengan pembukaan acara secara resmi yang di lakukan oleh Wakil Gubernur dan juga Ketua Yayasan ADWINDO serta jajaran ADWINDO beserta kepanitiaannya. Selanjutnya maka yang terlihat adalah rangkaian acara padat, butir demi butir acara yang di lalui hingga sangat menyita perhatian penuh. Hanya yang punya mental kuat lah yang mampu melalui semua dengan segala kekuatan yang di miliki. Terlebih waktu istirahat peserta yang sangat minim hanya untuk mengejar kesempurnaan koreografi yang kerap berubah ubah pola di setiap sesi nya hingga para peserta kesulitan untuk mengikuti.
Hal selanjutnya tak kalah padat adalah beragam kunjungan dan aksi sosial yang juga di lakukan dalam masa karantina yang para peserta harus lalui. Belum lagi termasuk Pembekalan dan Pemahaman sebuah materi atau issue issue terkini melalui Seminar Nasional yang sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan peserta secara general. Penampilan Malam Gelar Budaya yang menampilkan kemampuan / talent setiap pasang peserta per-Provinsi. Selain itu peserta juga wajib melalui sesi test tertulis dan interview yang merupakan syarat wajib penilaian untuk sisi brain. Dan tentunya adalah malam puncak yang memberi sentuhan klimaks bagi upaya setiap individu secara totalitas dan akumulatif sejak awal memasuki karantina hingga proses Grand Final tersebut.





Akhirnya terpilihlah pasangan dari Sumatera Utara sebagai Juara 1 dan Bali di urutan kedua serta urutan ke tiga pasangan dari Jawa Tengah. Serta ada rentetan gelar atribut lainnya. Lampung cukup puas berada dalam jajaran 10 besar terbaik dari 21 Provinsi yang berlaga. Sebuah kehormatan memang bagi Provinsi Lampung yang di wakili oleh IMKOBAL dalam keanggotaan ADWINDO di Provinsi Lampung. Dan ini bukan hanya sekedar upaya mudah. Ini adalah hasil maksimal sebagai pendatang baru yang masih ‘membaca medan pertempuran’ dan tentunya akan menjadi tolak ukur terhadap keikutsertaan di lain waktu kelak. InsyaAllah.


Meski begitu catatan penting juga perlu di perhatikan oleh individu dalam kepanitiaan. Padatnya jadwal peserta dengan pressure dan target yang di tetapkan khususnya dalam hal koreo sangatlah menyita kesehatan dan konsentrasi penuh peserta. Bisa jadi sang Koreografi hendaknya mampu menyadari bahwa para peserta bukanlah penari layaknya dirinya sendiri sehingga tak juga mungkin dapat di ajari gerakan gerakan sulit dalam waktu hanya beberapa hari. Bisa jadi mudah bagi sang Koreo tapi belum tentu mudah untuk di ikuti bagi si Peserta yang memiliki latar belakang beragam. Panitia hendaknya mempertimbangkan penuh kesehatan para peserta karena jangan sampai melihat beberapa peserta lunglai, kram, lebam, demam dan berdarah seusai acara jadi sebuah lelucon dan tontonan seru.

Selain itu pula pemisahan tempat karantina menjadikan team peserta secara personal tidak terlalu solid dan kompak. Selain itu tidak terlalu ketatnya dalam proses karantina menjadikan satu sama lain peserta tak begitu memahami rekan seangkatan dengan detail. Terlebih kedekatan kedekatan emosional peserta dan panitia yang bisa jadi mendatangkan pengaruh terhadap peniliaian, sehingga talent show yang gagal dan terjatuh ketika menari atau public speaking yang tersendat dan gugup sangat tak begitu di hiraukan panitia dan juri karena kedekatan tersebut. Selain itu perlu kiranya di perhatikan dengan seksama apa yang akan menjadi perhatian khusus para Duta Wisata ini setelah ajang berakhir. Apakah ada tindak lanjut yang harus mereka kerjakan baik di tingkat Provinsi mereka masing masing maupun di tingkat Nasional yang di lakukan secara bersinergi dan terus menerus sebagai bentuk dari janji janji manis semasa pemilihan berlangsung. Jangan – jangan setelah ajang berakhir lalu berakhir pula janji janji manis tersebut dan kembali ke Provinsi dengan system tutup buku tanpa memberi sumbangsih pada provinsi di mana mereka berasal dan atau kemudian malah jadi sosok yang jadi arogan dan angkuh. Karena selama acara berlangsung saya juga tak melihat dan upaya atau event nyata para alumni untuk memberikan sentuhan inovatif terhadap perubahan akan sebuah Seni, Budaya dan Pariwisata seperti yang di harapkan saat pemilihan. Bahkan saya juga tidak melihat adanya penampilan Pemenang Pertama dari ajang PDWI tahun 2010, - terlepas kesibukan mereka berpasang, tapi setidaknya sebagai sepasang yang mau menyerahkan tugas estafet semestinya harus hadir di malam puncak pemilihan. Saya juga melihat bahwa yang bekerja di ajang ini, yang jadi panitia - banting tulang dan bersusah payah, bukanlah para pemenang utama. Artinya si Pemenang bisa jadi hanya symbol kemenangan untuk kesempurnaan pemenuhan penilaian dengan basic 3 B (Brain, Beauty, Behavior), artinya ajang ini masih menitik beratkan pada kontes kecantikan semata, bukan pada pengabdian dan bukti nyata setelah ajang berakhir.

Wednesday, November 30, 2011

AKIBAT PESAN SINGKAT

Pernahkah Anda berubah mood di sebuah perkumpulan atau pesta atau keramaian hanya karena menerima pesan singkat di ponsel Anda ?.

JIka pertanyaan itu di berikan ke saya, Maka Jawabannya ; Sering.!


Saya, sering sekali mengalami perubahan Perasaan (feeling) atau Pembawaan (mood) pada diri ini ketika menerima sebuah pesan singkat melalui telephone genggam. Dengan banyak hal dan karena banyak sebab tentunya. Tapi terkadang perasaan dan pembawaan itu tergantung dari pesan singkat yang saya terima. Ada pesan singkat yang berdampak senang, sedih, turut prihatin tapi ada pula pesan singkat yang membuat saya miris dan berasa kembali ke beberapa moment indah yang pernah terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelumnya kepada si pengirim pesan singkat tersebut.


Sebut saja malam ini. Saya harus katakan bahwa pesan singkat yang saya terima melalui ponsel saya kemudian membawa saya akan kenangan kenangan yang bisa saya sebut – berharga, ketika mengingat si pengirim pesan singkatnya, termasuk di dalamnya beberapa kejadian yang saya alami di minggu minggu sebelumnya. Hanya karena pesan singkat kemudian saya dapat langsung ‘terbang’ ke sebuah peristiwa berpuluh puluh bulan atau bahkan satu atau dua tahun sebelum pesan itu saya terima.
Malam ini, saya menerima pesan singkat yang isinya kurang lebih adalah kata pamit, perpisahan , atau lebih tepat adalah izin bekerja dari seorang sosok yang tak bisa di anggap remeh. Muhammad Ilham Negara, begitu namanya saya kenal. Dari keseluruhan, saya memang tidak begitu dekat secara emosional ataupun hal hal spesifik pribadi dengan si Ilham ini. Tapi sosoknya justru punya moment indah di diri saya. Ia, Muhammad Ilham Negara adalah salah satu Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011 yang berpredikat sebagai Mekhanai Harapan II. Bukan suatu tempat yang prestisius memang, Tapi Ilham kemudian bermetamorfosa menjadi sosok yang jauh lebih baik ketimbang posisi juara yang ia raih. Sosok yang melebur dalam team. Sosok yang menerima kekurangan dan kelebihan team dengan ikhas dan tanpa ada tendesi apapun selain memang membaur.


Tak ada maksud berlebih untuk sedikit saya mengulas betapa banyak peran Ilham dalam IMKOBAL tanpa pernah ia berkoar koar bahwa ia telah menorehkan warisan besar bagi IMKOBAL. Sebut saja Ilham selalu jadi garda depan penciptaan Logo dan Symbol dari banyaknya program dan event yang terselenggara. Logo Kaos I’M KOBAL, Logo Imkobal Beramal, Logo Undangan bahkan design Spanduk dan Backdrop beberapa acara, dan yang teranyar adalah penciptaan logo IGOS (Imkobal Goes to School) yang sukses di gelar. Ilham pula mengerti betul seberapa jauh harapan saya dan selera saya yang kadang ‘nyeleneh’ dan tak awam. Ilham pula mampu berdiam diri tatkala ocehan saya sudah terlanjur keluar meski itu menyakitkan. Dan terkadang ilham jadi sosok yang cuma diam tatkala ada banyak kendala dalam sebuah perhelatan besar berlangsung. Itulah Ilham.

Dan pesan singkat nya benar benar buat saya terenyuh. Ia menyatakan pamit untuk mengikuti pendidikan dan kemudian menyatakan diri bergabung dengan diterimanya ia di Perusahaan Gas Negara (PGN) dan sudah barang tentu kelak ia akan mengabdi disana. Bukan pamitannya yang sebenarnya membuat saya terenyuh dan kemudian menyunggingkan senyum indah untuk seorang Ilham, tapi justru karya nyata dan sosok nya lah yang saya fikir akan sulit di cari kesamaan dengan sosok lain di waktu mendatang. Dan tentu tak kan pernah ada yang sama. Karena manusia semua ada perbedaannya.

Begitu pula halnya ketika saya mendapat pesan singkat ‘pamitan’ dari sosok M.Ichtiar. Dg.M atau kerap di sapa Bimo. Bagi saya kehilangan Bimo dalam team bak kehilangan sosok penggerak dalam sebuah event. Entah ia berperan sebagai PIC atau tidak tapi Bimo punya pengaruh ‘menggerakkan’ seluruh komponen untuk maju dalam keadaan tersulit dan termustahil sekalipun. Bimo pula banyak menorehkan catatan bangga saya dan team akan sebuah upaya dan dedikasinya untuk IMKOBAL. Disadari atau tidak, sosok Bimo di butuhkan dalam team. Meski kadang ia kerap jadi bulan bulanan celoteh gurau para teman teman team lainnya. Meski Bimo terkadang berkelakar yang bisa jadi menyinggung perasaan si penerima kelakar atau joke dari nya. Tapi saya mengakui bahwa saya membutuhkan Bimo. Entah apa akan nada sosok seperti Bimo di waktu mendatang. Buktinya sejauh ini team 2011 tak begitu bersemangat lagi – saya bisa bilang begitu. Karena kesibukan secara personal yang hingga tidak ada sosok perekat atau pengingat personal lainnya dalam team. Semua memilih diam, bertindak bisu atau malah pura pura tidak tahu ?. Entahlah.
Bukan sesuatu yang berlebih ketika saya merasa kehilangan sosok sosok terbaik. Termasuk ketika Silvi dan Fitri melanjutkan hidup dalam jenjang pernikahan. Bisa jadi karena kedekatan baik saya dengan mereka lah yang membuat saya akan terus mengingat betapa berharganya mereka bagi team. Bahkan terkadang tak ada upaya bagi saya untuk menghalangi langkah maju seseorang akan pilihan dirinya yang tentu lebih baik. Meski kadang saya memang butuh sosok pengganti yang setidaknya kelak bisa mengimbangi sosok terbaik yang hilang secara andil tapi tak akan hilang secara sosok pribadi yang masih bisa bercengkrama dalam kondisi yang berbeda nantinya.

Kini, saya terus berfikir dan kemudian mengamini, bahwa IMKOBAL ini solid bukan karena satu sosok, tapi ada banyak sosok terbaik yang menopang dan mendukung satu sama lainnya. Sosok yang tertempa dalam banyak keterbatasan dan hambatan. Saya sempat terenyuh ketika Bimo berkata bahwa ia belajar banyak di keluarga IMKOBAL, begitu pun dengan Ilham yang dalam pesan singkatnya menyampaikan bahwa ia bangga dan banyak mendapat hal hal berharga dalam keluarga dan berorganisasi sekaligus di IMKOBAL.

Bukan hal berlebih pula jika kemudian saya berinisiative menuliskan rasa bangga saya pada sosok sosok terbaik yang pergi secara karya nyata dan kehadiran tapi tidak akan lekang secara sosok dan pribadi personal. Pada mereka yang telah banyak membantu IMKOBAL. Memberi sumbangsih nyata dan langsung terhadap kelangsungan Organisasi ini. Sentuhan personal merekalah yang kelak akan jadi catatan indah para penerus selanjutnya untuk dapat di ingat dan di enyam sebagai bagian dari upaya pembuktian dari sebuah ajang Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung.
Dan sosok sosok tersebut pasti sealu saya kenang secara Pribadi. Dan tentu saya bangga akan kesuksesan yang mereka raih di kemudian waktu. Jika pun tulisan ini di anggap berlebihan sekiranya saya telah melepaskan rasa terenyuh saya oleh mereka yang membanggakan saya. Dan sekiranya tulisan ini dapat menjadi pelajaran, bahwa hidup bukan hanya untuk urusan personal dan individualitas tapi lebih pada karya nyata yang akan melekat pada identitas dan layak di jadikan inspirasi bagi penerusnya nanti.

Bangga ku pada kalian semua untuk kesuksesan kalian kelak. Sama Bangganya IMKOBAL mencatatkan nama kalian sebagai sosok sosok terbaik yang pernah, akan dan terus ada dalam keluarga besar tercinta IMKOBAL.

Terima Kasih.
Terima Kasih.

Tuesday, November 29, 2011

HUTANG JANJI TERBAYAR TUNAI.

Menjalani beragam rutinitas dan kesibukan padat adalah hiasan yang selalu menggantung dalam diri ini. Dan itu telah terjadi selama bertahun tahun lamanya. Dan keinginan untuk dapat melepaskan diri dari rutinitas meski sesaat akhirnya terjawab.

Pekan lalu, pengajuan permohonan cuti saya sebagai pekerja di kantoran di kabulkan oleh atasan. Maka bergegaslah saya dan istri menyusun program liburan yang lama sempat tertunda oleh karena padatnya tugas saya baik di Kantor maupun tugas lain sebagai MC atau Penyanyi Kawinan maupun tugas Organisasi. Beruntung saya memiliki Istri dan anak anak yang memahami peran saya di luar rumah.




Alhasil, Rabu malam (22/11) saya, Istri dan ketiga anak serta ibu mertua berangkat menuju Bandung. Tempat yang di pilih anak anak untuk menghabiskan 4 hari liburan hasil izin sekolah yang di lakukan oleh anak anak saya. Dalam perjalanan tentu saja kegaduhan gembira menghiasi suasana. Bagi saya, ini pengalaman kedua jadi driver ke Bandung. Tapi jadi Driver untuk anak istri sendiri adalah sebuah hal lain yang membahagiakan.

Kamis pagi waktu Bandung kami tiba. Kami langsung mengunjungi keluarga dari pihak Ibu Mertua saya – mumpung sedang di Bandung, silahturahmi tak boleh dilupakan tentunya. Ini juga upaya untuk mengulur waktu, mengingat Hotel yang kami pesan baru dapat di tempati setelah pukul 12 siang.
Sepanjang Kamis itu, saya dan keluarga menghabiskan waktu mengelilingi Kota Bandung hingga malam. Benar benar malam. Sejak Merapihkan diri di Hotel kami menyusuri beragam tempat keramaian ; Factory Outlet, Taman Bermain, Tempat Keramaian – Mall, pusat jajanan dan makanan yang lezat dan sebagainya hingga sampai pukul 11 malam sembari di iringi hujan yang cukup lebat sejak sore mengguyur kota Bandung.

Jum’at pagi adalah waktu kami menjalankan agenda kunjungan wisata alam di Bandung yang sempat tertunda di hari Kamis lalu karena hujan deras. Saya langsung menuju arah Ciwidey yang terletak di Bandung selatan. Beruntung saya sempat tinggal 3 tahun dulu semasa lajang di Bandung sehingga saya masih ingat perjalanan menuju Ciwidey. Kunjungan pertama kami adalah Kebun Strawberry di Ciwidey. Wisata kebun yang menyenangkan dan anak anak dapat memetik langsung buah asam manis berukuran kecil tersebut dengan leluasa. Tentu jika di banding beli langsung harganya lebih mahal memetik sendiri. Tapi pasti bagi anak anak usia 4 dan 6 tahun pasti memetik sendiri akan mendatangkan sensasi sendiri. Ini terlihat dari seriusnya abang dan koko – sebutan untuk anak pertama dan kedua saya, dalam memetik buah Strawberry secara riang gembira.




Setelah puas memetik buah Strawberry di kawasan Ciwidey, perjalanan di lanjutkan menuju Wisata Alam Kawah Putih, sebuah kawasan wisata alam yang sangat eksotik – bias saya sebut begitu. Mengingat kondisi kawasan wisata ini sangatlah mengandung cerita di balik tampilannya. Aroma belerang dank abut senantiasa menghiasi selama perjalanan masuk menuju Kawah Putih. Saya sempat menonaktifkan AC mobil mengingat suhu alami dari pepohonan rindang selama menuju kawasan Kawah Putih sangatlah menyenangkan. Sesampai di Kawah Putih, Abang dan Koko lagi lagi berlarian riang menikmati tiap jengkal hamparan alam yang berbalut kabut dan belerang yang telah mereka ketahui sebelumnya melalui buku dongeng.




Setelah cukup lama di Kawah Putih, saya mengajak keluarga menikmati bersantai di sepanjang perkampungan warga sekitar kawah putih dengan menikmati Jagung Bakar sembari menenangkan Ibu mertua yang tampaknya merasa mual dengan aroma Belerang yang sejak tadi ia rasakan di Kawah Putih. Break siang pun saya gunakan untuk melaksanakan Jum’at an bersama warga di Masjid sekitar dengan berwudhu bak air kulkas yang super dingin.




Setelah kembali tenang. Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Situ Patenggang. Sebuah Danau yang konon terjadi akibat kisah dua insan yang terpisah dan kemudian bertemu lagi dan area linangan air mata mereka lah yang kemudian membentuk Danau. Situ Patenggang atau Danau Patenggang Nampak lengang di Jum’at siang tersebut. Hanya saya dan beberap keluarga lain saja yang datang berkunjung. Tak seperti suasana weekend yang pasti padat pengunjung. Saya juga di paksa anak anak untuk mengunjungi Batu Cinta yang ada di seberang Danau, karena anak anak mengetahu kisah atau dongeng dari batu Cinta tersebut melalui buku yang telah mereka baca jauh hari sebelum kunjungan ke Bandung ini terwujud.
Selesai sudah kunjungan hari Jum’at yang cerah ini ke Kawasan Ciwidey dan menelusuri dua wisata alam fenomenal di Bandung Selatan. Tapi saya pun tak lupa mengajak keluarga untuk mendatangi pusat pembuatan Boneka di kawasan jalan Kopo Sayati. Di sini anak anak bisa memilih boneka lucu buatan home industry dengan harga yang cukup terjangkau di banding dengan harga di Toko Swalayan, dengan kualitas yang juga baik.

Kami pun kemudian menyempatkan mengunjungi Wisata Alam Tangguban Perahu, di hari Sabtu. Tak lengkap rasanya jika ke Bandung tak mengunjungi wisata alam fenomenal dengan kisah yang telah sangat terkenal ini. Dan lagi – lagi anak anak ku antusias sekali karena mereka juga telah mengetahui kondisi Tangguban Perahu melalui dongeng yang telah mereka baca jauh hari sebelumnya. Lagi lagi ibu mertua ku mual dan muntah dengan aroma belerang yang sangat pekat di kawasan Tangguban Perahu. Meski anak anak ku tak merasa mual , malah senang dan ingin terus terusan menuggang Kuda di kawasan Wisata Alam Tangguban Perahu.

Empat hari tergenapi dengan menyempatkan diri mendatangi Kebun Binatang Ragunan di Jakarta sekembalinya berwisata Alam di Bandung. Dan Suasana seru anak anak tentu terlihat jelas. Ragunan yang menawarkan tontonan beragam hewan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi anak anak ku. Dan tentu saja suasana gembira lainnya terlihat jelas selama dalam perjalanan ini, meski si Abang merasakan sakit perut yang hebat karena kebanyakan makan buah Strawberry yang asam selama di Ciwidey lalu.

Ini adalah Liburan sederhana. Tak seperti keluarga lain yang saya kenal pernah lakukan. Saya dan Keluarga tak menyewa Hotel mewah – karena Hotel hanya jadi tempat menaruh Barang dan tidur di larut malam, selebihnya berkelana menyusuri kota. Saya pun tidak bisa menawarkan pelayanan mewah dan perlakukan istimewa untuk sebuah liburan layaknya keluarga lain yang saya kenal. Tapi Kebahagiaan ceria dan peluk erat anak anak yang senang kepada saya adalah sesuatu yang jauh lebih mahal dan berharga bagi saya dan istri. Liburan ini membuat saya bisa melupakan rutinitas dan kepenatan pekerjaan bersama Keluarga. Membaur menyenangkan Anak Istri dan tak pernah berfikir lain selain saya merasa sangat berharga memiliki Keluarga kecil yang sangat bahagia. Bagai menunaikan Hutang Janji yang pernah saya ucapkan. Semoga kebersamaan ini akan terulang dengan kondisi dan situasi yang berbeda tapi tetap bersama anak istriku yang setia mendukungku setiap waktu.

Tuesday, November 22, 2011

PENIKMAT SEGALANYA.

Pagi ini, seperti menyambung hari hari lalu yang tak kesampaian.

Berkutat dalam point point pekerjaan yang layak mendapat perhatian plus kesabaran untuk melakoninya. Pernah mencoba untuk diam, tapi ternyata diri meronta untuk melakukannya sendiri, atau bahkan tidak akan ada hasil sama sekali. Dan bahayanya, Pimpinan selalu salah memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dan lebih bahaya lagi, ketika si bawahan tidak bisa mengemban pekerjaan selazim yang di titahkan oleh atasan. Begitulah terkadang ujian tugas.

Sebagai ‘pelaksana lapangan’ , saya banyak mengalami tekanan dari beragam pihak. Tapi saya juga punya kemampuan cukup baik untuk meredamnya dalam diri ini. Entah dari mana kekuatan itu. Saya pun kerap berfikir apakah saya masih mampu mengemban segalanya ?, apakah tubuh kecil saya ini masih bisa menampung banyak problema yang datangnya dari beragam arah, bukan hanya sebatas timur, utara, selatan, barat, atau sisi atas, bawah dan samping, tapi bahkan dari titik paling diagonal sekalipun semuanya jadi satu kesatuan.

Tapi itu telah terjadi.
Telah terlanjur saya ‘menceburkan diri’ dalam genangan keramaian dan bisingnya hiruk pikuk yang kadang saya hanya bisa diam , memandang lalu tersenyum lantang seolah saya paham atas apa yang saya lihat dan saya rasakan. Padahal tidak semua. Tidak sama sekali.

Beberapa bulan lalu, Saya di cemooh oleh sekumpulan sosok dalam sebuah organisasi yang mengaku paling baik se Lampung, paling oke di atas segalanya (mungkin), tak perlu di sangkal memang, tak juga perlu di bahas apa yang mereka bicarakan detail tentang saya. Saya cukup mendengar lalu menyunggingkan senyuman dan seraya menguatkan diri untuk tetap melangkah meski cemoohan itu bak aksesories yang menghiasi langkah kaki dalam hari hari saya. Segalanya berlalu. Toh, kini organisasi itu tak terdengar lagi gaung nya kecuali tahun mendatang mereka akan bergaya seolah segala galanya pada acara ceremonial dan annual tahunan semata, selebihnya, hilang lagi. Karena semua yang mereka lakukan adalah eforia kehebohan sesaat saja.

Lalu ada pula saat dimana saya harus menahan diri untuk terlibat emosi, ketika satu orang dalam sebuah team work di kantor menyebarkan sebuah berita yang tak benar adanya. Sosok yang rupanya bak ular dengan kepala lebih dari dua. Bicara lebih di belakang saya dan kemudian berbaik baik hati dengan senyuman melebihi manisnya madu ketika berhadapan dengan saya pribadi. Lambat laun segalanya bisa terbukti baik dan semua berlangsung dengan baik pula.

Tak perlu saya jawab dan tanggapi segala hal negative yang terjadi. Hidup saya sudah begitu keras tanpa menanggapi banyak hal aneh di sekeliling saya. Tanpa meributkan hal hal sepele layaknya gossip atau rumor tak benar yang terjadi hidup saya memang sudah cukup ‘njelimet’.

Mari nikmati ke-njelimetan ini. Nikmati saja. Nikmati segala apa yang terjadi dalam hidup ini.

BUKAN HARI INI SAJA

Ini bukan hanya terjadi sekali.

Tapi untuk hari ini saya harus ekstra keras mengubah diri saya dalam banyak peran dan kondisi yang sebenarnya bukan saya.

Beberapa tahun lamanya, sejak dahulu nampaknya – Nampaknya saya sering mengikuti beragam riak warna yang menghampiri. Terkadang saya bisa saja berubah kemerahan lalu mendadak berjingga dalam pekatnya maroon. Pernah pula di kesempatan lain saya mengharu biru dan cerah kuning menyala nyala berpijar dalam kehijauan dan orange yang menyegarkan. Tapi di lain waktu kemudian saya menjadi begitu pekat dan kelam meski kadang ada setitik putih, nila dan abu yang berpadu.

Entahlah.

Tanpa saya sadari, saya telah masuk dalam sebuah perputaran peran yang sangat cepat melingkupi diri dan jiwa serta selalu berseraya pada raga untuk menekuninya meski apapun yang terjadi.

Terkadang saya juga sendiri.

Sendiri untuk bicara bahwa saya menyukai kesendirian tersebut. Adakalanya kesendirian itu mendatangkan banyak lahan introspeksi pada diri ini. Terkadang keramaian menjemukan. Dan bahkan banyaknya bisikan bisikan disekitar menambah beban yang tak karuan dan tak jelas arah tujuan.

Dan saya menikmatinya

Beruntung seperti itu. Kemudian dengan cepat mengganti diri dalam segala keterbatasan. Ada saat dimana saya mesti bersikeras untuk membalikkan semua rasa dalam raga untuk keperluan banyak khalayak. Bahkan terkadang amarah pun berpelukan erat dalam senyum hangat dan semangat. Atau mungkin segala rasa ini bisa dengan cepat hilang dan datang kembali, sama cepatnya ketika kaki ini melangkah keberagam arah meski tak tahu arah yang di tuju.
Inilah diri.

Yang selalu saya nikmati

Entah kapan lelah. Nampak tak pernah ada lelah

Bahkan tak mau lelah, sampai benar benar tercapai segala hendak yang telah terangkai dengan indah sejak senja kala.

Thursday, November 17, 2011

MENYAPA PAGI ; MENYEMANGATI DIRI.

Sudah seminggu belakangan ini, saya menerapkan untuk selalu menyapa hadirnya pagi di kala selesai menunaikan tugas Subuh menghadap dan berdo’a pada sang Pencipta.

“ Selamat Pagi Dunia, Indah mu dalam Semangat ku hari ini”. Ucap saya lantang setiap Pagi menjelang.

Sepele memang, tapi memiliki dampak yang sangat besar bagi saya sebagai pribadi. Bagaimana tidak, setiap kala saya bersyukur dan menyemangati diri di awal hari, saya menemukan banyak rentetan kebahagiaan yang selalu tercipta secara magic di jam jam mendatang selama seharian penuh.

Semangat pagi yang saya tumbuhkan, sama dengan ketika saya memuai aktivitas pagi di kantor, ketika satu persatu rekan kerja bermunculan seraya membawa keceriaan dan cerita masing masing, saya selalu senang mendengarkan celoteh mereka – Sebatas itulah cara saya menghargai diri dengan mendengarkan cerita rekan lain yang terkadang memiliki sisi pandang lain di banding saya yang cenderung di terpa kepadatan aktivitas.


Sama ketika suatu pagi saya mendengar seorang rekan bicara banyak tentang keluarganya pada saya. Dan saya tetap setia mendengarkan apapun perkataannya, meski sebenarnya tak semua yang ia ucapkan saya amini dalam hati saya. Tapi ada kesenangan tersendiri tatkala saya di percayai mendengar dan mendapatkan cerita yang cukup private dari rekan rekan kerja maupun rekan se-profesi saya. Bagi saya, menyimpan cerita diri perorang adalah sebuah upaya saya menghargai diri sendiri dan menghargai proses kepercayaan yang kini memang sulit di dapatkan. Untuk saya pribadi, saya termasuk pribadi yang terbuka, meski saya jarang sekali untuk cerita banyak akan hal hal yang bersifat ‘pondasi’ bagi diri ini terlebih jika saya belumlah merasa nyaman untuk bercerita, sama hal nya ketika saya masih merasa ‘sakit’ akan hal yang terjadi ketika saya dahulu pernah cerita sesuatu yang bersifat pribadi namun ternyata di umbar pada pihak pihak lain dan lantas jadi runyam di kemudian waktu. Belajar dari itu saya pun tak lagi mudah percaya untuk bercerita akan hal hal yang bersifat ‘dapur’.

Monday, November 7, 2011

AKU DAN SILVI ; Tribute To Muli Kota Bandar Lampung 2010.





4 Mei 2010, adalah awal pertemuan saya dengan sosok yang pendiam, tapi bertalenta besar. Silvia Utama Sari – begitu nama lengkapnya tertera di formulir pendaftaran Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Dalam proses Audisi yang ia ikuti, Silvi terbilang sangatlah unik. Kala itu suasana Audisi di landa hujan sejak pagi. Meski tak lebat, sudah barang tentu membuat manusia terkena percikan nya. Begitupun Silvi yang kala itu masuk ruang audisi dengan tampilan yang bisa di bilang jauh dari menarik; Berambut lepek karena terkena air hujan, baju dan celana lembab, posisi jemari selalu menggenggam satu sama lain – mungkin akibat kedinginan karena hujan, di tambah lagi penampilan Silvi yang sangat Polos. Sangat Polos.!. Bagi saya – yang kala itu melihat Silvi, hal yang satu satunya menarik dari Silvi adalah postur tubuhnya yang tinggi dan berkulit putih bersih meski make up tipis nya tersapu tetesan hujan. Postur Silvi diatas tinggi rata – rata semua peserta Audisi kampus UMITRA Lampung kala itu. Bahkan bisa di bilang – bagi saya, Silvi memiliki aura pesona yang tersembunyi di balik tampilan lembab dan lepek nya itu. Bahkan ia mampu bernyanyi cukup baik, meski banyak nada sumbang.
Itulah awal mula saya mengenal sosok Silvia Utama Sari.









Kemudian seiring waktu, Silvi menjelma menjadi sosok yang beda. Jauh lebih baik dari kesan pertama jumpa dulu. Tampilannya mulai memikat banyak Panitia dan juga dewan juri tentunya setelah melalui beragam fase rangkaian Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2010, yang kala itu telah di gelar system Audisi, untuk lebih mencari sosok Calon Peserta yang lebih berkualitas dengan system ‘Jemput Bola’. Hal menarik lainnya, Silvi sanggup menghipnotis dewan juri justru dengan kejujuran dan kesederhanaannya. Saya masih ingat ketika Ibu Hj. Hernaini – salah satu dewan juri berkata kepada saya akan kekagumannya pada sosok Silvi. Terlebih Silvi mencuri perhatian Juri karena ketekunan dan kedisiplinannya membagi waktu antara mengikuti rangkaian Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung yang panjang dengan Tugas nya sebagai Perawat pada Rumah Sakit Urip Soemohardjo. Tentu bukan perkara mudah untuk bisa tekun mengikuti proses Pemilihan Muli mekhanai Kota Bandar Lampung yang terkenal panjang dan membutuhkan mental juang yang tidak hanya ala kadarnya. Bisa jadi ini yang membuat Silvi Nampak semakin terasah secara mental dan kepaercayaan dirinya sehingga ia selalu memikat dewan juri. Saya masih ingat betapa ia mampu tampil mencengangkan pada session Talent Show di Auditorium RRI dengan keinisiativannya untuk berperan menjadi Pembawa Acara Sulap bersama partner Mekhanai – Julian Rohmansyah. Sesuatu yang simple tapi dibawakannya dengan sedikit berbeda dari kebanyakan tampilan seorang host Sulap. Tak pelak, upaya cerdik nya itu membuahkan ganjaran namanya termasuk dalam jajaran 13 pasang Finalis Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2010. Dan proses panjang terus di ikuti dengan tekun dan penuh kedisiplinan. Semakin hari, Silvi terus menjadi incaran dewan juri meski berada di bawah baying baying sosok sosok lain yang juga tak kalah memikat. Puncaknya Silvi benar benar tampil prima dan dapat memancarkan pesona yang luar biasa pada saat malam Final yang di gelar dengan megah di Ballroom Novotel Lampung. Sebuah catatan sejarah bagi sosok Silvi yang semula tak banyak menargetkan kemenangan apalagi juara pertama. Silvi memang selalu rendah hati mengakui kemangangannya karena factor ‘Low Profile’ yang ia jalani. Tapi di balik itu tentu Tuhan berkata lain.




Kemenanganya sebagai juara pertama Muli Kota Bandar Lampung disandingkan dengan Achmad Nizar Yulian sebagai Mekhanai Kota Bandar Lampung 2010 kala itu tentu menjadi kisah hari hari kemenangan yang akan ia lalui. Interview TVRI Lampung menjadi kegiatan mula bagi Silvi kala itu, kemampuan komunkasinya terus ia tingkatkan. Terlebih tawaran untuk menjadi bintang tamu di sejumlah event kerap ia terima sebagai konsekuensi kemenangan dan sebagai tanggungjawab Muli Kota Bandar Lampung 2010.




Lambat laun, Waktu pula yang bicara akan sebuah kebenaran. Kebenaran yang mencuatkan sebuah fakta bahwa Silvi yang sebenarnya adalah pribadi yang ‘ramai’ penuh dengan canda dan guyonan khas seorang gadis remaja. Sama hal nya dengan Muli lain, ia juga ‘tukang jahil’ suka berimajinasi untuk sebuah hal hal konyol. Kamera kerap menjelaskan dengan nyata betapa banyaknya hal hal konyol yang Silvi ciptakan sebagai pribadi yang seru ketika bersamanya. Beberapa kali saya kerap di buat terpingkal oleh ulahnya. Celotehnya yang kadang tak masuk akal di sertai dengan vocal nya yang keras membuat Silvi di juluki oleh teman teman Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung sebagai ‘Mak Nyak’ atau juga kerap di sebut ‘Emak Tiri’… ahahahah…sebuah guyonan yang kadang hadir begitu saja dari suasana gembira dan gaduh yang tercipta. Silvi juga pribadi yang humble dan sangat bersahaja. Ia tak sungkan sungkan terjun langsung untuk mengurusi sebuah event yang di gelar IMKOBAL. Ia juga pandai membagi waktunya antara kewajiban bertugas sebagai Muli 1 Kota Bandar Lampung 2010, sebagai Mahasiswa tingkat akhir di UMITRA Lampung dan sebagai Perawat di Rumah Sakit Urip Soemohardjo. Ia terbilang Muli yang sangat aktif sepanjang tugas saya mendampingi Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung sejak tahun 2003.






Kemudian catatan sejarah dan cerita saya mengenal Silvi lebih banyak ketika saya mendampingi tugas Silvia dan Achmad Nizar menjadi Tamu Daerah pada Pemilihan Putra Putri Solo. Mulai dari persiapan hingga keberangkatan sangatlah mengandung cerita yang jika di kenang penuh dengan hal hal yang indah dan lucu. Pernah Suatu kesempatan di Solo, kami di undang oleh Bapak Walikota Solo – Joko Wi yang kala itu baru saja termilih untuk kedua kalinya sebagai pemimpin Kota Solo. Terjadilah kesibukan yang kami alami mengingat acara undangan bertemu Walikota tidak di rencananya sebelumnya atau tidak di beritahu oleh pihak Panitia, karena ini sifatnya mendadak, tentu saja Silvi dan Nizar tidak menyiapkan Kostum khusus apalagi Batik khas Lampung dalam koper bawaan kami. Beruntung Silvi membawa dress yang sangat mini. Super Mini untuk sebuah acara bertemu dengan Bapak Walikota Solo. Pada awalnya Silvi berkberatan mengenakan dress berwarna Kuning muda tersebut dan memilih untuk menyertai penampilannya dengan Stocking hitam. Tapi permasalahan yang timbul, Silvi hanya membawa sebuah sepatu heels yang berbentuk terbuka pada bagian depannya. Dan tentu saja – bagi dunia Fashion itu sangatlah tidak pas, alias melanggar aturan bagi di dunia Fashion. Karena saya tak mau Silvi jadi bahan perbincangan karena melanggar aturan Fashion International, maka saya menyarankan untuk tidak mengenakan Stocking hitam tersebut alias mengenakan gaun minim itu dengan tungkai kaki terlihat jelas. Di sini terjadi debat argument antara Saya dan Silvi. Bahkan saya sempat mengeluarkan statement – ‘Jika tak mau melepas Stocking hitam itu, maka lebih baik kita tidak usah ikut serta dalam pertemuan dengan Walikota tersebut’. Setelah berdebat cukup lama akhirnya Silvi turut dengan arahan saya dan membiarkan tungkai kaki dan pahanya tidak di tutupi oleh stocking hitam tersebut.








Catatan Indah dan berkesan lainnya adalah ketika Silvi dalam ‘presure’ yang besar dan kuat saat mengikuti Ajang Pemilihan Muli Mekhanai Provinsi yang juga bersama rangkaian Putri Pariwisata Lampung. Dalam hal ini Silvi yang kala itu berpasangan dengan Wira, sangatlah patut saya acungi jempol. Silvi dan Wira menunjukkan tampilan dan sikap Mental yang jauh lebih baik dari mereka pada saat pertama saya kenal. Saya bisa bilang, bahwa di tengah kesibukkannya di pinang oleh Surya kala itu, Silvi masih menunaikan tanggungjawab terakhirnya sebagai Muli Kota Badnar Lampung membela Kota Bandar Lampung dalam ajang Muli Mekhanai tingkat Provinsi. Tidak mudah memang. Berusaha secara tekun dan disiplin di tengah hiruk pikuk - entah kenyataan entah rumor tapi memang selalu terjadi ‘permainan cantik’ di belakang pemilihan tersebut. Saya masih ingat betapa Silvi berusaha keras menghafal lirik lagu dan cara menyanyikan sebuah tembang Klasik Lampung berjudul ‘Ninday’ dalam waktu tak kurang dari tiga hari.!!! Sebuah upaya yang menurut saya- jika tidak punya mental kuat tidak lah sanggup belajar lagu Klasik dengan cara dan pola yang benar benar kuno dalam waktu sesingkat itu. Belum lagi harus tetap menjalani proses rangkaian pemilihan dengan tekun dan berjibaku dengan waktu dan banyaknya persiapan. Belum lagi mesti menguatkan diri dengan beragam celoteh ‘pedas dan kasar’ dari seorang Indra Pradya. Selanjutnya Silvi mampu menampilkan yang terbaik , sangat maksimal menurut saya. Kemampuannya benar benar terasah berkat kekuatan Mental ; daya juang dan keyakinan akan kemampuannya sendiri. Silvi menjadi sosok yang kuat, tegar dalam menghadapi beragam hal di depannya. Saya menjadi saksi betapa sulitnya ia membagi waktu dengan pekerjaan, hari hari menyelesaikan tugasnya sebagai Muli sampai pada beragam persiapan menjelang acara bahagia hari pernikahannya yang ia urus sendiri segala sesuatunya. Bukan hal mudah. Wanita yang multitasking, dan memiliki visi yang jelas. Silvi tipe Wanita yang benar benar memiliki aura luar yang baik dan bersahaja. Ia paham betul sebatas apa ia harus bertindak dan sebatas apa ia memilih diam. Sama hal nya ketika ia merasakan ‘dalam tekanan’ mengikuti ajang pemilihan Provinsi, karantina dengan pola ‘takbegitu bersahabat’; system senioritas, sit up, bentakan dan hal hal lain yang sama persis ketika masuk Polwan. Tapi silvi benar benar Kuat.
Sosok Silvi berubah menjadi sangat indah bak kelopak bunga. Dari kesan pertama yang kusut dan tak menarik, ia mampu merubah dirinya, bermetamorfosa menjadi wanita bersahaja, dengan kesantunan yang ia tebar, meski terkadang tetap ada unsur ‘takut’ untuk memulai sesuatu. Begitulah Silvi. Ia besar dengan lengkapnya keunggulan dan kekurangan diri yang selalu ia sadari.







10 November 2011, Silvi akan melangsungkan Ijab Kabul. Sebuah proses tetap yang menyatakan ia memasuki gerbang baru. Kehidupan baru, mengikuti sang Nahkoda yang akan membawa ia dan keluarga tercintanya menuju babak terindah di depan sana. Saya yakin, Silvi akan kuat. Sama kuat dengan yang telah ia tunjukkan sebagai pribadi bermental baja. Silvi adalah contoh Muli Kota Bandar Lampung yang memiliki perkembangan Mentalitas yang baik. Ia cepat belajar. Mau menerima kritikan pedas. Ia pribadi yang memaklumi banyak hal yang dirasa tak pas dengan jiwanya.
Saya dan bisa jadi IMKOBAL team akan merindukan sosoknya. We Love You, Silvi.

AKU DAN FITRI ; Tribute To Muli Kota Bandar Lampung 2009.




Selama Perjalanan menjadi ‘Bapak’ sekaligus ‘Ibu’ bagi teman teman Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung, ada banyak catatan sejarah yang tertoreh. Beragam catatan yang tak bias di anggap remeh. Karena rentetean catatan itulah yang kemudian dapat di jadikan bagian dari sejarah. Dan bahkan , saya – berharap sejarah itu akan bertutur dengan sendirinya berdasarkan kejadian nyata yang pernah ada. Dengan sebuah kebanggaan atas kesadaran untuk memberi sebuah penghormatan – seraya standing applause bagi sosok terbaik yang (pernah) bersama dalam langkah kreatif saya dan menjadi saksi sejarah beragam bentuk upaya di masa lampau.




NURFITRIANY – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung, Begitu ia tercatat ketika menjadi bagian peserta Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2009. Fitri – begitu nama panggilannya, memang seorang bintang. Tak berlebihan jika saya menjulukinya demikian. Bagaimana tidak, ia telah dengan jelas menempatkan dirinya bersinar diantara peserta lain yang kala itu tidak begitu mencuat kepermukaan. Saya ingat sekali bagaimana, Fitri mampu menghadirkan nuansa lain dari sebuah penampilan sebagai peserta. Sebagai peserta Muli tentu Fitri tampil mepesona beragam mata yang melihat. Dengan rambut berwarna coklat terang , terurai ikal bergelombang, Nampak begitu kontras sekali dengan perawakannya yang mungil nan indah berkulit putih bersih. Fitri pun dengan cepat mencuri perhatian, bukan hanya Saya dan Panitia pelaksana kegiatan tahun itu saja, tapi juga menjadi perbincangan positive di kalangan Juri yang bertugas.




Lantas proseslah yang membawa Fitri benar benar menjadi bahan perhatian. Tahap demi tahap yang ia lalui, menghasilkan langkah positive dan tanda tanda kearah hasil terbaik. Dan resmilah ia dan Alan Bagus Saputra disandingkan sebagai sepasang Juara Pertama Muli dan Mekhanai Kota Bandar Lampung tahun 2009. Itu tahun keemasan bagi Fitri – tentunya. Sebuah rona bahagia jelas nampak sejak malam final hingga hari hari setelah ajang pemilihan berakhir. Fitri langsung menjelma menjadi sosok yang central di kalangan remaja Kota Bandar Lampung kala itu. Saya masih ingat betul betapa kami banyak melalui beragam kegiatan dalam sebuah tim Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2009.











Lalu yang menarik dari pribadi Fitri selanjutnya ialah, kerendahanhatinya untuk terbuka menerima kritik dan saran dari saya yang selalu ‘pedas’ dan terbuka. Saya ingat sekali ketika saya dan Fitri terlibat adu argument untuk sebuah kepentingan event, meski pada akhirnya kami berdua mencari jalan tengah untuk keduanya. Selanjutnya Fitri juga kerap banyak di daulat oleh Harian Tribun Lampung untuk sesi Pemotretan, menjad cover Life Style Tribun Lampung, tak hanya itu, Fitri juga menjadi favorite Perancang – Raswan Gallery karena kepiawaiannya jika di Foto dan ini membuat beberapa perancang lainnya di Bandar Lampung senang memasang Fitri sebagai modelnya.





Hal yang paling berkesan bagi saya akan sosok Fitri adalah ketika saya berkesempatan mendampingi Fitri dan Alan bertugas menjadi tamu daerah pada acara Pemilihan Cak Nig Surabaya di bulan Maret 2010. Sebuah Profesionalitas di tunjukkan Fitri sebagai Muli Kota Bandar Lampung yang mengemban tugas. Saya masih ingat bagaimana Fitri selalu men – Touch Up wajahnya dengan perlengkapan make up kecil yang selalu ia bawa dalam tas jinjingnya. Bahkan, Fitri selalu menyapu untaian lembut bulu matanya dengan mascara beberapa saat setelah di rasanya perlu di ulas kembali, - itulah kenapa saya sering menjulukinya – Muli Maskara – karena ia sangat sadar bahwa keindahan mata seorang wanita itu dapat memikat banyak hati siaapun yang melihat. Bahkan Fitri juga selalu dengan sabar menahan tatanan rambutnya selama di pesawat agar tetap tergerai indah mengembang ketika tiba di Surabaya. Sebuah kesadaran diri yang patut di acungi jempol. Sebuah kesadaran akan gelar dan jabatan yang di sandang sebagai Muli yang ditasbihkan untuk selalu tampil rapih dan menarik di segala kesempatan. Selama 3 hari bertugas di Surabaya tentu Fitri saya nilai sangatlah kooperatif dan mampu menjadi Duta Wisata yang representative. Dapat membaur dengan semua tamu daerah lain bahkan juga berkawan akrab dengan para panitia dan official lainnya. Karakter Fitri yang lembut dan terbuka memudahkan dia dekat dengan pribadi mana saja yang ia jumpai.






Kenangan bersama Fitri tentunya selalu akan jadi acuan saya untuk menjadikan apa yang telah ia mulai jadi tolak ukur bagi Muli Muli selanjutnya. Lantas di lain waktu, Fitri di sibukkan dengan kegiatan rutinitas Kampus nya yang memaksa dia harus menyelesaikan Kuliah dengan segera. Dan karena itulah selanjutnya Fitri kurang banyak muncul di beberapa event karena selalu bertabrakan dengan jadwal belajarnya. Dan karena alasan menyelesaikan kuliah pula lah yang membuat Fitri memutuskan untuk tidak meneruskan langkahnya dalam ajang Pemilihan Muli Mekhanai Tingkat Provinsi di tahun 2010. Sebuah keputusan berani yang ia buat dan cukup jadi kontroversi di kalangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung dan teman – teman Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung tentunya. Tapi saya selalu menghargai apapun keputusan seseorang, meski itu semua berimbas pada penyusunan strategi sebuah kompetisi. Meski begitu, komunikasi saya dan Fitri tak pernah putus. Fitri tahu betul bagaimana berhadapan dan membina komunikasi dengan saya yang ia kenal sebagai “Pria Bermulut Pedas”. Fitri juga kerap menyempatkan hadir di beberapa acara yang di gelar IMKOBAL, seperti menyempatkan diri menjadi Tim Penilai untuk proses Audisi yang IMKOBAL gelar untuk mencari Calon Peserta Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung di tahun 2010. Fitri juga masih aktif menjadi icon dan contoh langsung dalam kegiatan kegiatan sosial yang IMKOBAL gelar dalam tiap kesempatan.



Nurfitriany … 11 November 2011, kelak akan melangsungkan Ijab Kabul sebagai pasangan dari seorang Kekasihnya – Ringga yang telah ia kenal sejak lama. Seseorang yang akan ia amini keimanan dan keimaman-nya. Fitri nantinya memang akan bergelar ‘Istri’ tapi ia tetaplah Sosok Muli yang telah banyak memberi warna dalam derap langkah karya Muli Kota Bandar Lampung. Memang Fitri adalah sosok yang diam dan nampak eksklusive karena ia menjaga pergaulannya dengan baik. Ia tahu betul mana yang perlu di ekspose dan mana yang tidak. Ia juga tipe gadis yang tak banyak mengumbar rencana dan kata kata. Ia cukup diam untuk strategi diri tapi akan mencengangkan ketika melihat lompatan besar dan pesona yang ia taburkan dalam setiap langkahnya.


Selamat menempuh hidup baru Fitri. Kisahmu akan menjadi contoh baik bagi para penerus mu kelak.

Sunday, October 30, 2011

3 TAHUN DALAM KARYA YANG TAK BISA DI BILANG BIASA.




Tak terasa tiga tahun sudah usia organisasi Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung (IMKOBAL) hadir dan mewarnai pergerakan karya nyata para pemuda di Bandar Lampung. Sejak dinyatakan perjuangan pembentukan di tanggal 28 Oktober 2008 dan mengalami beragam perombakan hingga pencapaian legitimasi syah melalui Surat Keputusan (SK) Bapak Walikota Bandar Lampung di sertai dengan adanya pengesahan AD/ART dan bentukan berbadan hukum yang kuat sebagai bagian dari organisasi Kepemudaan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung.
Pengurus perdana di lantik pada tanggal 28 Oktober 2009. Kemudian IMKOBAL berhasil memasukkan anggaran dalam pos bantuan sosial pada APBD Kota Bandar Lampung dan membuat beragam rintisan program yang menggebrak hingga kemudian dilantik lagi kepengurusan kedua, pada Selasa tanggal 18 Januari 2010 Bertempat di Gedung PKK, Enggal Bandar Lampung resmi kepengurusan kedua dengan masa bakti 2010 – 2015.

Dalam berjalanannya. IMKOBAL telah banyak melakukan kiprah yang tidak bisa di bilang biasa. Sebagai salah satu Organisasi Kepemudaan baru di Kota Bandar Lampung, IMKOBAL sangat berperan pada lini dasar – yakni memberi perubahan pada system pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung sebagai awal dari pembentukan re-generasi di dalam Organisasi kelak. Bisa di sebut, bahwa – hanya IMKOBAL yang di beri kepercayaan penuh oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung untuk mengambil alih penetapan system dan standar mutu serta penilaian para peserta hingga pemenang pada Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung terhitung sejak tahun 2009. IMKOBAL mengambil peran cukup signifikan dengan menggelar system Audisi sebagai salah satu penjelasan untuk mencari calon peserta yang lebih berkualitas ketimbang hanya menunggu pendaftar datang. Dan system ini kemudian menjadi hits dan pembicaraan di kalangan luas. Tak banyak yang menyangsikan, tapi tak sedikit pula yang mendukung system audisi ini guna mencari sosok sosok yang lebih berkualitas. Tak hanya itu, IMKOBAL juga memiliki andil penuh dalam menetapkan standar penilian, standar pemenang sampai pada program pasca pemenang. Hal ini yang bisa di bilang tidak di lakukan oleh Organisasi Muli Mekhanai lain di Provinsi ini. Dan wajar jika IMKOBAL memang mendominasi secara keseluruhan dalam system Audisi hingga Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung, mulai dari panitia lapangan hingga pada creator dalam tiap rangkaian kegiatan. Karena IMKOBAL hadir dengan tanggung jawab untuk melakukan re-generasi bukan hanya sebagai penonton dan kemudian tumpahan kekesalan para penonton masyarakat awam semata.

Selanjutnya IMKOBAL juga memiliki program kerja yang jelas. Dua program besar, yakni ; Program kerja Kedinasan atau kegiatan kegiatan yang telah di atur dalam hal pemerintahan Kota Bandar Lampung, dan kegiatan kelembagaan /Organisasi IMKOBAL itu sendiri. Dalam badan Organisasi , IMKOBAL memiliki empat bidang utama, yakni ; Bidang Sosial Kemasyarakatan, Bidang Seni, Budaya dan Pariwisata, Bidang Peningkatan Mutu dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia dan Bidang Administrasi Kelembagaan.

Setiap Bidang tersebut memiliki kepengurusan mulai dari Ketua Bidang hingga anggota dan juga program kerja yang jelas dan bertahap. Bidang Sosial Kemasyarakatan misalnya – IMKOBAL berhasil memajukan slogan ‘IMKOBAL BERAMAL’ sebuah kegiatan yang di tujukan bagi masyarakat menegah kebawah, kaum dhuafa, fakir miskin, Yatim Piatu, Yayasan Sosial dan juga para Korban Bencana. Dalam perjalanannya IMKOBAL BERAMAL tercatat rutin melakukan kegiatan diantaranya Malam Solidaritas ; Malam Penggalangan Dana untuk Korban Bencana Alam di Mentawai dan Merapi. Lalu Pelaksanaan Bakti Sosial, Berbuka Puasa Bersama, Santunan pada Kaum Dhuafa serta Sahur on The Spot yang di laksanakan rutin sejak tahun 2009 di setiap bulan Ramadhan. IMKOBAL BERAMAL pula menyentuh kalangan remaja yang memiliki keterbelakangan mental – dengan mengunjungi SLB Dharma Sari dan aktif menjadi pionir sukarelawan untuk kegiatan khusus. Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung memiliki peran aktif dalam kegiatan sosial. Karena Jiwa Sosial bukan hanya milik Dinas Sosial tapi milik semua lapisan masyarakat yang merasa menjadi bagian dari mahluk sosial. Selain itu, Bidang Sosial Kemasyarakatan juga aktif pada hari hari besar nasional dengan ikut terlibat pada aksi damai dan aksi sosial di Bundaran Tugu Adipura di Bandar Lampung, contoh ; aksi Damai pada Peringatan Hari AIDS Nasional, Hari Anti Narkotika Sedunia, Car Free Day dan kegiatan Sosial lainnya.

Bidang Seni Budaya dan Pariwisata, dalam bidang ini IMKOBAL mencatatkan diri sebagai organisasi Kepemudaan yang terus menerus mengembangkan Seni dan Budaya Lokal – yakni Seni dan Budaya Lampung, dengan memberikan pelatihan musik cetik dan gitar klasik Lampung serta kerap mengadakan pertemuan guna mempelajari lebih banyak lagi ragam dan jenis budaya Lampung serta lagu lagu Lampung pada masa lampau. Bidang Seni, Budaya dan Pariwisata juga menjadi acuan para Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung untuk tampil pada beragam program di level Pemda Kota Bandar Lampung maupun di ajang Nasional yang merupakan bagian dari kegiatan Promosi yang bersinergi dengan Bidang Promosi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung. Bidang ini kemudian dengan sendirinya mencetak sosok sosok yang bisa di andalkan dalam dunia seni hiburan dan entertaint, sebut saja munculnya Nama Isura Febrihartati, Dedi Guswinto,Desti Nurdianti, Ledia Nurmalini, Efelina Dewi Novita yang kerap di daulat menjadi Pembawa Acara untuk skala organisasi ataupun acara akbar di lingkungan Pemda Kota Bandar Lampung. Lalu ada pula Maulana Ilyas yang kemudian berperan pada pengisi petugas Pemetik Gitar Klasik , Reza Guntara, Rizki Akbar Kurniadi dan Febrian Ahmad di bidang olah Vocal – Penyanyi Lagu Lampung, Serta individu yang kerap menjadi Peraga Busana di atas Cat Walk atau pertunjukkan busana khas Lampung baik di tingkat lokal maupun Nasional dan Sosok Sosok lain yang secara berkesinambungan terlihat bakat nya dapat di asah dan kemudian menjadikan mereka sebagai pribadi yang beda dengan remaja sebaya mereka lainnya. Selain itu, IMKOBAL juga kerap terlibat penuh pada penyusunan program event maupun rundown kegiatan yang bersifat seni dan hiburan di Rumah Dinas Walikota Bandar Lampung. Sebagai contoh, IMKOBAL di percaya terlibat penuh dan berada di semua lini bidang acara pada gelaran makan malam ; Gala Dinner Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2011, yang di hadiri oleh para Seller dan Buyers serta para Duta Besar dari lebih 26 Negera di Dunia, yang sebenarnya program tersebut adalah Program Provinsi, tapi di laksanakan di Rumah Dinas Walikota Bandar Lampung.

Bidang Peningkatan Mutu dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Bidang ini adalah bidang yang membidani terbentuknya karakter dan sosok unggul dari pribadi pribadi Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Sosok yang kerap menjadi PIC dalam setiap penugasan dan event adalah pelatihan secara langsung bagaimana seseorang mampu mengatasi diri dan tim serta mengendalikan diri dan tim dalam beragam kondisi event. Bidang ini pula yang memberi warna penuh pada proses Audisi dan rangkaian Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung dengan menetapkan Sistem dan juga standard penilaian maupun standar Pemenang dengan menitik beratkan pada penilaian Personality, Mentalitas dan Talent – yakni tiga hal yang sangat spesifik dan tidak tertular latah untuk menggunakan standard International 3B –Brain, Beauty and Behavior yang jika di kaji masihlah sangat bias pemahaman dalam setiap individu perorangan. Di sisi lain Bidang Peningkatan Mutu dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia secara terus menerus memberikan pelatihan pada pribadi pribadi yang di nilai mampu pada bidang pelatihan tersebut, sebagai contoh dengan di kirimnya Achmad Nizar Yulian dan Agung Tri Kurnia Pasha pada program Peningkatan Mutu Promosi dan Jasa Pariwisata di tiga kota ; Lombok, Bali dan Yogya pada Agustus 2010. Lalu ada pula Program Konferensi Tingkat Dunia – World Conference – World Batik Summit 2011 yang di ikuti oleh Dommy Suharda, Farahdiba Citra Olivia, M. Reza Guntara dan Siska Maharani yang di gelar di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta pada Agustus 2011 lalu. Beragam penugasan untuk mengikuti kegiatan di luar kota tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi secara menyeluruh dan memberikan pembekalan secara spesifik pada setiap pribadi unggulan di tubuh Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Selain itu, Bidang Peningkatan Mutu dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia juga membentuk Lampung Youth Community (LYC) yang merupakan rintisan bagi para remaja muda di Lampung yang peduli dengan Seni dan Budaya Lokal, lalu IMKOBAL pula menggelar IMKOBAL GOES TO SCHOOL (IGOS) 2011 yang berhasil tuntas di laksanakan di 5 (lima) Sekolah Menengah di Bandar Lampung dengan program Edukasi Seni, Budaya dan Pariwisata Lampung serta pembekalan Soft Skill di kalangan Remaja Sekolah Menengah. Dan kegiatan IGOS ini akan terus di laksanakan di tahun tahun mendatang mengingat banyaknya respon positife yang masuk ke organisasi.

Bidang keempat dalah Bidang Administrasi dan Kelembagaan, Bidang ini adalah Bidang yang sangat dasar dari sebuah Organisasi. Urusan Administrasi adalah upaya IMKOBAL untuk terus menerus menjadi bagian dari pendanaan APBD melalui program Pos Bantuan Sosial Organisasi Kepemudaan, dengan secara rutin pertahun mengajukan dana belanja dan kegiatan rutin yang berguna untuk mendongkrak mutu organisasi. Adminsitrasi IMKOBAL pula mengatur stategi Marketing dan Blow Up Program IMKOBAL ke masyarakat Luas dengan menciptakan Jarkom ataupun Logo event agar familiar di telinga Masyarakat Bandar Lampung dan Provinsi Lampung pada umumnya. Sementara Kelembagaan adalah sisi lain dari IMKOBAL yang berupaya untuk mensejajarkan diri dengan Organisasi Kepemudaan lain baik dalam skup Lokal maupun Nasional. Sebagai catatan Prestasi IMKOBAL berhasil mencatatkan diri pada Organisasi ADWINDO – Asosiasi Duta Wisata Indonesia sebagai salah satu peserta dalam organisasi skala Nasional tersebut, mewakili Provinsi Lampung secara keseluruhan pada event Rakornas ADWINDO ke 2 pada Maret 2010 lalu. Dan kemudian IMKOBAL di daulat menjadi Tuan Rumah Rapat Koordinasi Nasional ke III (tiga) pada akhir Februari 2012 kelak.
Selain itu, Bidang Administrasi dan Kelembagaan juga berkerjasama dengan baik pada para stakeholder yang sangat memberi dampak positive bagi perkembangan berorganisasi, sebut saja IMKOBAL memiliki hubungan baik dengan BPD HIPMI LAMPUNG – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Lampung, dengan kerap di libatkannya IMKOBAL dalam setiap acara yang di gelar oleh HIPMI Provinsi Lampung. Lalu IMKOBAL pula berhasil menjalin kerjasama baik dengan Tribun Lampung dengan kerap dijadikanya Muli Kota Bandar Lampung sebagai Cover edisi Life Style setiap minggunya. Dan Kerjasama baik ini kerap membawa pemuatan berita positive bagi setiap event yang IMKOBAL gelar atau beberapa kali IMKOBAL dan Tribun Lampung terlibat dalam sebuah kerjasama kegiatan positive lainnya seperti ; Pelaksanaan Senam Sehat setiap minggu dan juga kegiatan lainnya.
Bidang Administrasi dan Kelembagaan pula kerap melakukan kegiatan kunjungan ke Organisasi Duta Wisata serupa dengan IMKOBAL di luar Daerah, sebut saja IMKOBAL pernah dua kali hadir di Surabaya dalam rangka Pemilihan Cak Ning Surabaya pada tahun 2010 dan 2011, Lalu IMKOBAL pula hadir di Pemilihan Putra Putri Solo pada tahun 2010. Selain kegiatan bersifat kelembagaan dengan membina hubungan baik pada Pihak Luar yang Kompeten, IMKOBAL juga kerap menyelenggarakan pertemuan pertemuan rutin yang tidak terlalu formal sebagai upaya untuk penguatan tim internal serta aktivitas Outbound atau Kunjungan Wisata para Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung ke beberapa tempat menarik, guna memberikan penyegaran organisasi dan mengokohkan kembali kekompakan antar personal dalam sebuah keluarga yang bernama IMKOBAL.


Jika diumpamakan balita, IMKOBAL tak hanya belajar berjalan dalam proses berkembangnya, tetapi juga ada proses mencipta, menggebrak batasan – batasan yang selama ini terjadi dalam cara pandang masyarakat awam tentang Muli Mekhanai yang setelah acara berakhir maka berakhir pula lah gaungnya. Ajang yang hanya mencari selempang , gelar dan piala setelah itu tiada. Ajang yang juga mampu di tipu daya dan di bodohi dengan melakukan system sogokan sejumlah dana ke penyelenggara atau oknum yang berbuat curang di belakang sebuah pertunjukkan yang di kemas mewah. IMKOBAL juga berperan menjadi pendamping pada pemilihan keputusan para personal. Tak jarang setiap individu yang ingin memutuskan untuk pilihan bakat atau study mereka menjadikan IMKOBAL sebagai keluarga kedua. IMKOBAL juga terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. IMKOBAL tidak pernah meng-khusus kan diri hanya buat mereka yang ikut di ajang Pemilihan Muli Mekhanai kota Bandar Lampung saja. IMKOBAL juga terbuka buat pribadi pribadi kreatif yang ingin berkembang dan maju bersama dalam setiap event yang di buat. Tercatat ada Mba Yuli – Mahasiswa asal Teknokrat yang kerap terlibat di setiap acara Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung, Lalu ada Saddam – mahasiswa Darmajaya yang sekarang mengambil peran penuh di bidang Dokumentasi dan Photography, Lalu ada Riwih – Mahasiswa Teknokrat yang juga kerap terlibat membantu lancarnya kegiatan bermusik para Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Dan tanpa disadari pula bahwa keberadaan IMKOBAL yang meski baru 3 tahun, telah memberi dampak positive dan inspirasi bagi banyak pihak, sebut saja hadirnya IMMKAPRI – Ikatan Muli Mekhanai Kabupaten Pringsewu – yang pemasangan Logonya mengambil langsung gambar Logo IMKOBAL (meski tanpa izin sebelumnya). IMKOBAL juga terbuka pada rekan rekan kabupaten lain di Provinsi Lampung yang ingin belajar bersama untuk memajukan daerah masing masing. Tapi lain hal jika Muli Mekhanai memang tidak berasal dari daerah setempat. Kabupaten hanya nama, tapi personalnya orang Luar Kota, Itu beda pembahasan tentunya. Lalu tak sedikit pula tanggapan positive ke IMKOBAL atas segala event yang di gelar. Lalu ada pula Keterikatan penuh pihak pihak yang luar biasa baiknya pada IMKOBAL – Bang Aan Ibrahim yang senantiasa memberi saran aktif dan membangun, Raswan Gallery yang kerap menjadikan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung bagian dari Model Busana Gallery nya. Lalu ada Rusdi – Lamban Tapis yang selalu baik hati dalam setiap kegiatan sama baiknya dengan Yuke Elvandari – melalui Maxima Wedding Gallery – nya yang selalu siap sedia di repoti dan berkenan memakaikan busana kebaya mewahnya pada Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung, terima kasih pula pada Tante Rahayu – melalui Rahayu Gallery yang kerap di repoti oleh keinginan IMKOBAL, terima kasih pula pada Pak Bekti – melalui MAXIMA MOTIVA yang telah 3 tahun berturut turut menjadi partner penting dalam penentuan Pemenang di tinjau secara Psikologi dan Kejiwaan personal masing masing Finalis. Juga beragam pihak baik seperti ; Wira Garden, JCI, Bakso Bakar Kanara, Tabek Indah, Lembah Hijau, Rumah Putih Café and Resto, OZ Radio Lampung, Lampung Televisi, Bukit Mas, Terima Kasih ini tentu akan panjang jika di sertakan dalam sebuah bentuk kehormatan pada Bapak Walikota Bandar Lampung yang senantiasa ‘mencambuk’ semangat dengan kalimat ‘ajaib’ yang selalu menyemangati, Terima Kasih pula pada Sosok Lembut nan Tegas – Bunda Eva – Istri Bapak Walikota Bandar Lampung yang juga Pembina IMKOBAL yang terus menerus memberikan motivasi dan semagat ‘memudakan fikiran dan tindakan’ para pengurus IMKOBAL. Terima Kasih khusus juga di haturkan kepada para Sosok belakang layar yang senantiasa memperhatikan dan memberi kritikan pedas dan tajam buat IMKOBAL; Bpk. Anshori Djausal, mba Lia, Bertha Beatrix, Mas Irfan, Hj. Hernaini, Bpk. Idrus Djaenar Muda, Bpk Julian Manaf, Para Senior Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung dan Provinsi Lampung. Tak tertinggal haturan bangga pada TIM 5 (Alan, Isura, Imanuddin, Adhi, Fyan)

3 tahun adalah awal untuk dapat melangkah lebih kuat. Seperti kaki kaki yang terlatih kokoh oleh setiap gelaran event yang selama ini mengasah kekuatan tersebut. Dan sang Kaki usia 3 tahun pula kerap jatuh, kerap lelah, dan bahkan diam gerak sesaat jika tersentak oleh banyak hal negative menyerang. Dan untuk itu, semoga Sosok Sosok yang muncul dari setiap event menjadi sebuah pembentukan karakter kuat yang kemudian dapat mengkokohkan kaki organisasi berusia 3 tahun ini.
Terima Kasih atas Kekuatan dalam Kebersamaan.
Dan kedepan kita katakan pada diri dan Organisasi ini, bahwa IMKOBAL – sebagai Icon Organisasi Kepemudaan yang Baru berusia 3 tahun di Bandar Lampung akan terus berkarya nyata demi sebuah pencapaian yang di harapkan kelak dapat menjadi contoh bagi generasi selanjutnya.

Semangat Maju Bersama.
The Young Leader of Dynamic and Creative Movement in Town.
Salam IMKOBAL.

Sunday, September 18, 2011

KREATIVITAS SALAH TAFSIR.

… Industri Kreatif harus di galakkan dalam dunia Seni, Budaya dan Pariwisata di Indonesia…

Begitulah petikan singkat yang saya dapat dari ucapan seorang DR. Sapta Nirwandar – seorang Dirjen Pemasaran Pariwisata – Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia pada acara Ramah Tamah dan Gelar Budaya Lampung Sungkai Bungamayang beberapa waktu lalu.

Sesaat saya – yang saat acara tersebut bertindak sebagai MC menuliskan point besar dari banyaknya penjelasan ilmiah yang DR Sapta Nirwandar – yang kerap saya sebut Oom setiap bertemu beliau. Pada acara Adat yang di helat di Bandar Lampung pada Sabtu, 17 September lalu adalah bukan pertama kali saya bertemu dengan Oom Sapta. Pada beberapa kesempatan lawatan tugas saya ke Luar Negeri selalu bertemu dengan Oom Sapta. Karena memang Oom Sapta di tugaskan sebagai Dirjen Pemasaran Seni Budaya dan Pariwisata Indonesia jadi setiap ada event tingkat Nasional maupun Internasionl pasti akan bertemu beliau. Sama seperti ketika saya juga sempat bertemu dan bicara banyak ketika Festival Tong Tong di Denhaag dan Pertunjukkan Seni Budaya di Paris, Swiss dan Belgium pada pertengahan tahun 2009 lalu. Begitu pula ketika saya kembali bertemu beliau di ajang Korea World Travel Fair tahun 2008.

Kembali ke inti pembicaraan DR Sapta Nirwandar yang menarik buat saya bahas. Bahwa benar adanya. Pergeseran Teknologi di era modern, menuntut manusia sebagai pelaku usaha untuk lebih kreatif dalam menjalankan usaha yang di geluti. Sekarang zaman Facebook, email dan alat komunkasi yang tak lagi lazim seperti era 80 atau 90-an tentunya. Kini , masing masing dari individu telah memaknai hubungan silahturahmi hanya dengan berkirim kabar via email, chat, SMS, MMS atau BBm-an. Bahkan ucapan Hari Raya dan Undangan Pernikahan pun kerap di sampaikan hanya dengan SMS. Bicara praktis, sudah barang tentu, tapi segi hormat akan sebuah hubungan baik tentulah lain hal yang perlu di perhatikan kemudian.

Lalu saya kembali memaknai ucapan DR Sapta tersebut , sebagai upaya untuk memacu diri agar lebih kreatif lagi dari waktu ke waktu. Dan kreatifitas itu sebenarnya mahal harga nya. Sama hal nya dengan nilai seni yang memiliki nilai prespektif yang beda di setiap sudut pandang individu. Tapi permasalahan yang terjadi tak semua kegiatan kreatif yang kita lakukan bisa di apresiasi sebagai perbuatan kreatif. Contoh – apa yang pernah saya dan team lakukan dalam organisasi yang kami bina, rintis dan pertahankan bersama sama dalam sebuah perkumpulan yang bukan hanya sekedar perkumpulan. Bagi kami – Berkegiatan itu adalah ajang mengasah diri untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi dan beda dengan remaja lainnya. Tapi bagi sebagian orang yang bisa jadi tak suka dengan kreatifitas yang kami lakukan menganggap bahwa kami memiliki upaya untuk mencari perhatian, upaya untuk mendongkrak popularitas , bahkan ada yang beranggapan bahwa saya dan teman teman menciptakan beragam kegiatan positive tersebut untuk mendongkrak agar saya cepat naik pangkat dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Dan unik nya ketika kegiatan tersebut sukses mereka meng-klaim bahwa mereka punya andil. Tapi jika kegiatan kreatif kami gagal karena terkendala teknis , maka mereka yang berucap itu pun satu persatu hilang dan berkata tak tau menahu dengan apa yang kami lakukan. Sekilas bagai tak ada artinya dari apa yang terjadi. Tapi bagi saya dan team, peremehan kreatifitas – bisa kami bilang begitu, - adalah upaya pihak pihak yang tak suka dengan apa yang kami lakukan dan kemudian berhasil – di lain pihak - mereka yang berkata dan tidak suka tersebut hanya bisa sebatas berkata saja, mereka pun tak biaa berbuat apa apa dan bahkan tak pernah menghasilkan apa apa sebagai pembuktian dari cibiran mereka bahwa mereka bisa. Pernah pula – di lain kisah - saya dan team men-direct sebuah pertunjukan bakat teman teman dengan system Drama Musical, lantas banyak komentar dari beberapa pihak yang menganggap apa yang kami buat adalah hal biasa dan tak begitu baik. Lantas di sisi lain mereka tak bisa buat seperti apa yang kami buat. Jika mereka bisa mengatakan kami tak lebih baik, mengapa mereka tak buat sesuatu yang jauh lebih baik sebagai pembuktian dari celaan mereka tersebut ?. Belum lagi hal – hal sanggahan yang seolah olah tak pernah ada habisnya. Tapi bagi saya, hinaan dari apa yang terjadi adalah pembelajaran untuk menerapkan control sabar yang sebenarnya. Bahwa tak perlu saya berkomentar banyak tentang anggapan miring banyak pihak, tak perlu juga saya berkoar koar bahwa saya dan tim bisa, Saya hanya butuh waktu untuk membuktikan bahwa yang mereka bicarakan adalah hal yang sia sia karena saya dan tim bisa membuktikan dengan karya dan akan terus berkarya selama hayat di kandung badan.

Saturday, July 30, 2011

SABAR KU TAK BERBATAS, BENARKAH ?

….Bersabarlah kau, Dan sesungguhnya Allah SWT akan bersama orang – orang yang Sabar.
Demikian kurang lebih penggalan kalimat yang kerap saya dengar ketika beragam pihak menghimbau untuk bersabar. Sama dengan ingatan saya pada almarhumah Mama yang selalu menganjurkan untuk bersabar dan terus bersabar akan segala apa yang belum tersampaikan dari beragam upaya yang di tunaikan ataupun bersabar terhadap beragam masalah yang hadir dalam tiap langkah kehidupan yang terbentang luas dan tak pernah ada batas pasti.
Seumpama dengan rangkaian kalimat bijak, begitu pula dengan segala yang kini terjadi. Saya masih ingat ketika remaja dulu, Saya – Seorang anak pertama dari enam bersaudara harus menahan diri dari godaan remaja seusia saya untuk membeli celana panjang cutbray yang sedang trend saat itu. Maklum, Saya tahu diri untuk itu. Mama adalah single parent dengan profesi Guru Sekolah Dasar pada sebuah Kelurahan kecil plus penjaja Beragam dagangan dan barang – barang kreditan yang terkadang harus menguras keringat sepulang mengajar hanya untuk menghidupi keenam anaknya. Dan karena dasar logis tersebutlah saya tak pernah berani untuk meminta sesuatu yang lebih yang bersifat konsumtif pada Mama. Apalagi hanya sekedar celana panjang bermodel cutbray. Dan saya pula cukup tahu diri akan posisi sebagai anak tertua. Ada lima saudara saya lainnya yang jauh lebih banyak membutuhkan biaya dari pada sekedar beli celana panjang cutbray baru. Tapi, berkat nilai sabar yang selalu di dengungkan oleh Mama, saya lama kelamaan bisa membeli celana cutbray baru dengan hasil hadiah uang tunai yang saya peroleh sebagai hadiah lomba menyanyi tingkat SMA kala itu. Meski karena ketidaksabaran jugalah yang akhirnya membuat celana cutbray impian saya tersebut robek pada pemakaian pertama dikarenakan pembelian barang palsu alias barang KW.
Begitulah kesabaran yang saya alami dan masih saya ingat sebagai kisah konyol ketika remaja dahulu. Dan makin beranjak dewasa, ada banyak kisah kesabaran yang saya alami dan banyak pula nilai kehidupan yang patut saya syukuri sebagai pembelajaran dari apa yang saya hadapi. Kesabaran untuk menanggapi beragam kritikan pedas, kesabaran untuk tidak terbawa pada pancingan emosi beberapa pihak yang candrung tak begitu sesuai fakta yang sebanarnya. Kesabaran untuk tidak meladeni ocehan dan cercaan aneh beberapa pihak yang memang berprofesi sebagai pengadu domba dan penyulut emosi tanpa pernah tahu masalah yang sebanarnya terjadi bahkan tak pernah ada karya nyata yang pasti selain hanya bisa berdandan dan tampil serasi dalam setiap acara bergengsi dengan sunggaran dan busana perlente karya rumah mode ternama meski semua itu memakai biaya orang tua yang juga masih bersusah payah menyokong penampilan superstar anak nya. Atau Kesabaran tingkat tinggi yang mengharuskan saya untuk terus menerus menahan emosi dari beragam sambaran emosional pihak pihak yang sensi dan sedikit banyak mencari arti dirinya sendiri yang lebih baik dari yang lain. Termasuk meladeni para petinggi petinggi yang merasa perlu di tinggikan meski sebenarnya tak perlu terancam ketinggian posisinya oleh diri yang tak seberapa ini. Plus kesabaran atas tuduhan bahwa Saya – Indra, menerima uang suap untuk sebuah kompetisi yang saya dan rekan rekan perjuangkan agar ‘bersih’ di banding kompetisi sejenis yang terkenal ‘kotor’ tapi berbalut ‘bersih’.
Saya. Indra – begitu Mama memanggil saya sejak kecil, sesuai dengan nama tengah saya. Adalah anak biasa, dari keluarga biasa, juga bukan orang berada. Mama dan Papa pun telah tiada. Tak ada pula keluarga yang berada, apalagi memiliki penyokong yang mampu memberikan benda benda ataupun segalanya pada saya. Tapi saya , Indra – punya kesabaran dan daya juang yang kuat untuk menahan kesabaran tersebut sampai tak lagi ada batas dan bahkan tak pernah berbatas (terkadang). Untuk hal – hal sepele terkadang saya tak pernah terlalu merisaukannya. Tapi tetap semua dalam pemikiran bahwa yang sepele bisa jadi tak sepele ketika kesabaran bukanlah hal yang utama. Entah dari mana saya mendapatkan ini. Entah siapa pula yang selalu menekan rem kesabaran pada kendaraan kehidupan saya, padahal Orang tua juga tak ada. Tapi bisa jadi karena arahan dan ‘hasutan’ baik almarhumah Mama lah yang membuat saya bisa menekan emosi ini jauh lebih dalam daripada harus menampakkannya di permukaan. Meski terkadang ada hal hal yang dapat dengan mudah saya tunjukkan. Misal, bahwa saya – Indra, adalah sosok yang mudah sekali terbawa arus sensi ketika mendengar lirik lagu yang sesuai dengan cerita hidup dan problema hati. Dan saya juga mudah sekali terhanyut oleh hal hal yang terkadang untuk ukuran pria lainnya itu biasa saja. Bahkan Saya , Indra – juga bisa dengan terang terangan menitikkan air mata ketika ada hal – hal yang dirasa memang perlu menitikkan air mata, dan itu sah sah saja sebenarnya. Tak ada yang salah. Karena almarhumah Mama pernah berkata tak ada yang salah dengan pria menangis, Karena menangis itu menunjukkan kepekaan selagi di sampaikan dengan porsi yang wajar. Dan lagi lagi Saya, Indra – juga harus mengatakan bahwa saat ini saya merindukan diri untuk jadi lebih sabar lagi. Sabar dengan cobaan yang makin hari makin kuat. Makin hari makin tak saya pahami akan sampai dimana semua ini bermuara. Dan semakin saya telusuri mengapa semuanya makin tak menjanjikan ujung yang menyenangkan. Harus bermanis meski sebanarnya pahit. Harus berkata ‘ya’ meski sebenarnya hati bilang ‘tidak’. Dan itulah Saya, Indra – yang lagi lagi harus berakrobat dengan beragam ketidaknyamanan yang terjadi dalam jalan hidup saya sendiri. Ada banyak hal yang tak jelas, entah hitam atau putih, dan bahkan banyak pihak yang dengan terang terangan mengumbar warna warna kusam dan cenderung abu abu kebiruan hingga memudarkan warna jingga yang sebenarnya.
Dan sampai di hari ini, Saya – Indra, masih terus berjuang men-Sabar-kan diri. Sabar dari segala hal – hal yang tak wajar. Sabar dari beragam anggapan miring beragam pihak yang kerap salah tafsir akan segala yang tertoreh dalam karya hidup saya.
Do’a kan Saya – Indra masih bisa terus bersabar hingga akhir waktu.

Friday, April 8, 2011

MENARIK WARNA YANG HILANG.




Rutinitas  terkadang menenggelamkan kita dalam banyak hal yang kemudian menjadikan kita pribadi yang lebih bisa menghargai waktu.  Karena Rutinitas adalah berkenaan dengan disiplin terhadap beragam kegiatan yang di lakukan perjam nya.  Apa jadinya jika manusia hidup di dunia ini tanpa turinitas.  Pastilah tak begitu menarik untuk di simak.  Pasti pula sangat membosankan karena penuh dengan waktu waktu luang dan tanpa kesan atau bahkan jauh dari hasil karya sebagai upaya mengisi hidup sebelum mati.

Dan inilah saya,  yang beberapa bulan ini tenggelam dalam rutinitas tersebut.  Kegiatan sebagai pekerja, yang menuntut melakukan banyak inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan tugas kerja yang di bebankan pada saya.  Lalu bertugas sebagai pekerja di dunia hiburan ; menghibur  banyak pihak sebagai Pembandu Acara, menunaikan permintaan si empunya acara.  Bernyanyi sebagai penghibur wajah wajah lesu seusai menunaikan tugas di lahan pekerjaan masaing masing,  lalu menhibur para undangan yang datang ke  resepsi perkawinan yang datang dengan beragam harapan dan tujuan atau hanya sekedar mencari cara numpang makan dan perbaikan  gizi  seminggu sekali.

Lalu dimana saya kini sebenarnya ? Dimana warna warna dalam lembaran aktivitas Hidup saya yang dulu ? Yang kini hilang, tergantikan ?

Pertanyaan itu yang kemudian terus membahana dalam benak.
Saya yang dulu punya banyak kesempatan belajar dari para senior dan juga rekan yang jauh lebih baik di  banding saya.  Saya Rindu.  Rindu pada dunia menyanyi dan menghibur yang dulu pernah saya lakoni.  Rindu pada tantangan membawakan request-an lagu para pengunjung café atau restaurant atau pub dan club dimana saya berjulukan  ‘Pria Penghibur’.  Ada pula rindu yang terkadang tak bisa di gambarkan ketika lengan ini memegang microphone dan  raga ini terkena sorotan lampu dan blits kamera membahana, belum gemuruh penonton tepuk riuh  nun jauh di sana.

Semua rindu itu yang kemudian selalu memacu saya untuk terus belajar.  Belajar, dan Belajar, yang meski saya tak tahu sampai kapan ?,  tapi yang saya yakini bahwa pelajaran yang saya telah mulai sejak saya masih SMP ini bisa terus berkembang atau bahkan berguna bagi mereka yang menginginkannya dapat di terapkan pada banyak pribadi lainnya.  Perkara  kemudian benar atau salah itu tak masalah.  Toh kebenaran hanya milik Allah – sang pencipta dan penguasa akan Langit, Bumi dan Isi – isi nya.

Dan meski Rindu itu ada, saya masih tetap menerapkan beragam ilmu yang telah saya miliki meski hanya sebatas bernyanyi ketika berkendara atau bernyanyi menghibur diri sendiri ketika butuh penghiburan.  Dan segalanya makin berirama dengan kesibukan yang saya dapat kini,  Menjadi Ayah dari tiga anak dan tetap berupaya menyenangkan istri,  menjadi pekerja dengan beragam tugas yang di bebankan, menjadi bagian dari beberapa organisasi yang saya harap sealu akan memberi menfaat dan inspirasi dari banyak pihak yang lebih layak saya jadikan panutan di banding diri pribadi,  Menjadi teman, sahabat dan orang orang dekat bagi  mereka yang selalu tak pernah bosan memberi kebahagiaan dan berbagi suka dan duka.  

Inilah hidup.
Turun Naiknya gelombang sangatlah bisa menjadikan Pribadi ini lebih baik lagi .  Dan segalanya saya Syukuri.  Sangat Saya Syukuri.  Termasuk mengapa diri ini menjadi begini.  Kini