Wednesday, October 13, 2010

TIGA KOTA PENUH MAKNA. Part II.

LOMBOK, 7 Obtober 2010.

Pantai Senggigi, Lombok, NTB


Cuaca cerah sangat mendukung  Saya, Agung dan Nizar untuk bergerilya menelusuri Lombok yang tak kalah Indahnya di banding Kota lain untuk  sektor Pariwisata.  Yang kami ketahui bahwa Objek pariwisata di Lombok ada sangat banyak dan masih belum begitu tersentuh dengan  pesatnya  modernitas dan Industri layaknya di Bali. Dan kesempatan itu pula yang kemudian membawa kami untuk menelusuri sepanjang Senggigi dengan kendaraan umum khas Lombok dan bermuara di Hotel Sheraton Senggigi.  Bukan untuk check in atau bermalam di Sheraton tapi untuk  menemui rekan kerja Agung yang dahulu sama sama bekerja di Sheraton Lampung.  Tak sulit ternyata menemui rekan Agung yang ternyata saja juga cukup mengenalnya - mengingat dulu saya pernah bekerja di JIMS Sheraton Lampung, tahun 1999.  Jadilah pertemuan reuni dan akrab tersebut bersambung ke meja sarapan Hotel - lumayan bisa sarapan ala Hotel berbintang tanpa harus Bayar. - Thats what friend are for.?  hahahah.....

Sarapan di Sheraton Senggigi.


Oke, tanpa perlu berlama - lama, kami pun dapat mobil pinjaman berkat  kebaikan hati seorang Ibu Lis. Jadilah kami dapat membawa mobil tersebut seharian dan tentu saja di guide oleh Gibo dan rekan nya- Paduka.  Tujuan utama kami adalah mendatangi langsung suku Sasak di Desa Sade yang merupakan bagian dari Lombok Tengah.  Dengan  jarak tempuh yang cukup jauh dan cuaca yang terik bukan kepalang, kami dapat menuju lokasi setempat meski sempat mampir dulu ke Pantai Kuta, Lombok yang memiliki ke-eksotikan tersendiri dengan pasir pantai yang bulat bak butiran merica.  Sungguh Luar Biasa...!!!....tentu kesempatan foto dan bertelanjang dada tak saya lupakan begitu saja.
Sebenarnya Gibo dan Paduka ingin mengajak kami ke tempat kunjungan yang tak kalah seru lainnya tapi sayang  mobil yag kami tumpangi telah habis masa pinjamnya .. jadi harus segera di kembalikan ke pemiliknya yang bekerja di Sheraton Senggigi Hotel.  Tapi beruntung kami bertemu Danink - Dedare Lombok yang menemui kami di sela makan Siang di Food Court  'Kura-Kura'.  Lalu kebersamaan di Hotel Sheraton Senggigi jadi ajang foto bareng narsis bersama. hehehe...

Indahnya Kute Lombok



@ Pantai Kuta, Lombok .


Aku, Agung dan Nizar di Desa Sade, Desa Suku Sasak, Lombok.

Puas rasanya bisa mengetahui Lombok secara langsung.  Sebuah tempat yang selama ini hanya saya ketahui dari media, majalah pariwisata atau beragam cerita orang orang yang pernah ke Lombok.  Meski sayang tak semua objek dapat kami datangi  dalam satu hari mengingat segalanya keterbatasan waktu izin yang kami dapati.  Tapi setidaknya banyak yang saya dan teman teman dapatkan dalam perjalanan singkat ini.  Mengetahui budaya setempat adalah hal mendasar sebagai pijakan dari sebuah pembelajaran.  Lalu memahami keindahan seni, budaya dan pariwisata secara keseluruhan menjadikan semuanya sebuah ajang pembelajaran berharga.  Sesuatu yang dapat di kenang  tentunya.

Nizar, Denink, Gibo dan Aku ... sebelum meninggalkan Lombok.

Lamat-lamat, Kapal kami meninggalkan Pelabuhan Lambar, Lombok menuju kembali ke Padang Bay.  Jum'at terasa singkat sekali.  Sebuah kunjungan pula yang menjadikannya sesuatu yang amat singkat. 



Selesai menunaikan Shalat Jum'at, kami di jemput Adi Pratama di Pelabuhan Padang Bay.  Lagi - lagi Adi menyelamatkan kondisi keuangan kami secara langsung dengan memberi tumpangan yang sangat nyaman.  Apa mau di kata.  Adi mengetahui bahwa perjalanan ini memang sebuah tekad yang telah kami niatkan.  Bisa pula di bilang nekad secara langsung.  Berani menghampiri tiga kota dengan biaya sangat minim.  Tapi tak mengapa.  Yang penting niat kami murni mau belajar.  dan mau tahu akan sesuatu yang selama ini hanya kami ketahui dari  'kata orang' .  Dan sampai disini,  Adi masih menyita perhatian kami akan kebaikannya.  Sebagai seorang yang asing - karena perkenalan Adi dan saya hanya berlangsung via Facebook awalnya.  tapi Adi sudah sangat terbuka menyambut kami dengan begitu baik. Ini contoh yang baik bagi siapapun yang bergelar Duta Wisata Daerah dimana mereka berdomisili.

Hujan rintik - rintik menemani keberangkatan kami ke terminal Bus di Denpasar.  Adi mengantar kami sampai bis yang kami tumpangi menghilang dari pandangannya.  Adi juga sempat membuat kami haru dengan cinderamata yang ia berikan pada kami sebagai perwakilan dari ADWINDO Bali.   Adi memberi banyak inspirasi bagi saya selain Bali itu sendiri.  Sosok muda yang mau memberikan yang terbaik bagi tamu nya.  Sebuah penerapan dari sapta pesona dan sadar wisata secara langsung dari seorang Duta Wisata.

Pemberian Cinderamata oleh Adi Pratama -mewakili ADWINDO Bali.


Dengan kondisi perjalanan yang kami rasakan.  Nampak jelas di depan mata, tujuan kami selanjutnya .... YOGYAKARTA.



.......................bersambung .................TIGA KOTA PENUH MAKNA. Part III.   ................

No comments:

Post a Comment