Wednesday, October 13, 2010

TIGA KOTA PENUH MAKNA. Part I



 Apa Kabar Dunia ..?!!.

3 Oktober 2010 lalu, menjadi catatan tersendiri bagi saya.
Sebuah Perjalanan yang awalnya adalah sebuah bualan dari obrolan ringan saya dan  rekan rekan terwujud.
Sebenarnya tujuan utama dari perjalanan itu adalah upaya saya untuk belajar.  Belajar pada mereka yang jauh lebih baik.  Belajar pada mereka yang jauh telah berdiri dengan gagahnya jauh lebih baik dari yang saya tahu dan saya temui di sekitar wilayah saya.

Jadilah restu yang saya kantungi untuk beranjak segera saya wujudkan bersama Agung dan Nizar - dua rekan saya yang juga dapat izin untuk melakukan perjalanan tersebut.

Tujuan pertama kami adalah BALI.
saya dan Adi Pratama - Teruna Bali yg men-Guide kami di Bali dengan sempurna.!!!
Sebagaimana yang saya ketahui bahwa Bali  telah menjadi sebuah Industri Seni budaya dan Pariwisata Dunia.  Bukan hanya untuk Indonesia.  Itulah sebabnya saya ingin sekali belajar banyak dari Bali.  Terlebih pada mereka - sebagai Pelaku  atau masyarakat yang terlibat langsung dalam proses seni, budaya dan pariwisata di Bali.

Inilah kami ; Saya, Agung dan Nizar dengan kostum tradisional Bali ..Designer by ; Adi Pratama
Dengan bermodal tiket  pesawat murah yang telah kami booking sejak jauh hari.  Dan juga berbekal kenalan yang  saya dapat dari facebook, maka kami berangkat menuju Bali.  Pesawat batavia yang kami tumpangi menuju Bali tiba di Bali pada tanggal 4 Oktober 2010, pada pukul 15.30 waktu Bali.  Dan kami langsung di jemput oleh Adi Pratama - seorang Teruna Bali yang telah saya hubungi sebelumnya via Facebook.  Adi - yang begitu piawai dengan gelar Duta Wisatanya, langsung memboyong saya, Nizar dan Agung menuju hotel.  Adi pun memberi kami kesempatan mengenakan kostum bak Pria Bali seperti yang ia kenakan lengkap dengan kain, selendang pinggang dan udeng -  ikat kepala yang di kenakan para pria di Bali.  Setelah memastikan kostum adat kami terpakai dengan baik, Adi memboyong kami menuju Uluwatu untuk mengikuti kegiatan nya menjalankan ritual sembahyang di Pura, setelah kami melihat suasana keramaian di sepanjang pantai Kuta yang jaraknya tak jauh dari tempat kami bermalam - di Hotel BackPacker, Jl. Poppies Lane.  Suasana menuju Uluwatu begitu memikat.  Di tambah sepanjang perjalanan Adi selalu mengajak kami berbincang dan tak jarang tercipta percakapan penuh tawa antara kami sehingga kami tak merasa bahwa uluwatu yang di  maksud berada di sebuah perbukitan dengan melalui beragam tempat indah, tapi sayang tak bisa kami nikmati secara utuh karena susana gelap malam hari menghalangi pandangan. Meski begitu, kami juga menyempatkan suasana malam di Bali dengan berfoto bersama di beberapa spot, menghabiskan waktu makan nasi kucingnya Bali dan tak lupa melakukan penjelajahan mengetahui dunia malam di sepanjang jalan Legian yang hiruk pikuk lengkap dengan bertandang ke Ground Zero.

Saya di sepanjang legian dan Ground Zero pada keramaian Malam.


Keindahan berwisata di Bali terus berlanjut. dan masih bersama Adi di keesokan harinya - hari kedua, kami di ajak untuk berwisata kembali keliling Bali.  Dan kali ini Adi melibatkan dua rekan dari Teruna Teruni Bali, Asan dan Doi. Kami sempat berpisah sejenak dengan Adi yang tengah menjalani Kuis di Kampusnya.  Dan perjalanan di pandu oleh Asan  mengunjungi Museum Bali.
Kami di Museum Bali

Setelah berlama lama di Museum lengkap dengan kegiatan foto-foto tujuan kami selanjutnya adalah  Monkey Forest - Sangeh tepat di desa Sangeh.  Di sini, kami bisa melihat langsung bahkan bercengkrama dengan 'akrabnya' pada monyet - monyet yang memang sengaja di lestarikan dengan baik oleh warga sekitar yang terbentuk melalui Warga adat dan juga Kelompok Sadar Wisata.  Disini kami bisa melihat bagaimana sebuah desa yang memiliki potensi hewan - Kera,   bisa di bina cukup baik. Tak heran Wisata Hutan Kera di Bali sangat di kenal. Saya juga menyempatkan bertanya banyak hal akan pengelolaan monyet - monyet di Sangeh pada pengelola yang memandu kami memasuki Taman Hutan Monyet tersebut.  Dan ada banyak pula yang bisa saya jadikan acuan untuk pengembangan Taman Hutan Kera di Bandar Lampung.
kami di Pintu masuk  Monkey Forest ; Sangeh.




Saya dan Nizar berakting bersama para Monyet...sok cool padahal ketakutan.!!

Setelah cukup berfoto bersama di Sangeh.  Perjalanan kami selanjutnya di bawa untuk mengunjungi Tanah Lot - tujuan utama untuk melihat Sunset secara langsung.  Tanah Lot yang kami ketahui sebelumnya adalah tempat yang indah yang kerap muncul di TV dan beberapa halaman Majalah pariwisata.  dan beruntung kami bisa melihat matahari terbenam dengan cantiknya secara langsung sore itu dengan cuaca yang cukup baik.


di Tanah Lot...melihat Matahari Tenggelam ...

Indahnya Tanah Lot.

 Seusai dari  Tanah Lot yang indah, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Denpasar.  dan kali ini kami menyempatkan mengunjungi pasar tradisional dan membeli beragam panganan pasar yang lezat khas Bali.  Ada kue Bantal dan ada sambal khas bali yang ada ayam suir nya .... lengkap sudah dan di makannya di taman kota dekat dengan Museum yang tadi pagi kami kunjungi.
Suasana makan yang seru.  Di selingi gurauan aneh dan cendrung porno. hahahah...jadi inget betapa gilanya malam itu.  membuat kami semua lebur jadi satu dan dekat satu sama lain. hanya karena sebuah Joke..!!!

Pasar Tradisional yang buka 24 Jam dengan beragam dagangan khas Bali.
di Taman Kota sembari menyantap makanan yang di beli di Pasar Tradisional sebelumnya.

Malam itu tak terasa adalah malam terakhir kami di Bali.  Karena keesokan harinya kami berniat untuk  melanjutkan perjalanan dan pembelajaran ini dengan mengunjungi Lombok, Mataram, NTB via darat dan kapal laut. Jadilah Adi bermalam bersama kami.  Menghabiskan waktu bersama sembari bercerita banyak hal.

Pagi sekali kami telah bergegas meninggalkan hotel dan menuju Sanur untuk menyempatkan melihat matahari terbit.  Di Sanur ternyata telah banyak warga yang datang bukan hanya warga Bali tetapi juga ada banyak pendatang seperti mereka yang dari pulau Jawa.  Di Sanur selain melihat matahari terbit, kita juga bisa bersantai di beberapa pondokan dan pula dapat bermalam pada beberapa hotel yang ada di sekitar Sanur yang banyak tersedia.

menikmati deburan ombak laut dan matahari terbit di Sanur


Setelah puas menikmati karunia Tuhan pencipta alam semesta melalui Matahari terbit,  Adi mengajak kami melanjutkan kunjungan ke Desa Wisata Kertalangu.  Ini yang mempesona Saya.  Sebuah tatanan Desa yang asri dengan beragam tanaman layaknya sebuah perkampungan tapi di padukan dengan fasilitas joging track yang di buka untuk umum.  Ada banyak tumbuhan yang menghiasi sepanjang Joging Track ada Jagunng, pohon  pisang, sayur mayur, persawahan padi dan lainnya. Benar benar alami dan menyegarkan.
Karena waktu yang terus berjalan.  setelah menikmati pisang goreng dan teh hangat di Desa Wisata Kertalangu - sebuah object yang paling saya suka dari semua yang Adi rekomendasikan.  Kami bergegas menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terkenal itu.  Di GWK, kami menyaksikan secara langsung bagaimana keindahan dan kokohnya karya seorang arsitek ahli bangunan terbaik dari Bali dengan ciptaannnya yang sangat mengagumkan.  Kami juga sempat menyaksikan video dokumenter tentang proses terwujudnya GWK hingga proses pembuatan yang luar biasa rumitnya.  sebelum akhirnya kami menikmati suguhan tari Bali yang sangat indah.

Sebuah keputusan sulit akhirnya menghadang kami.  Kendaraan menuju Pelabuhan Padang Bay - yang akan kami lalui untuk dapat  tiba di Lombok, telah habis.  Semua kendaraan telah berangkat.  Sedangkan  cara lain adalah dengan menyewa kendaraan tapi dana yang kami miliki tak tersedia cukup untuk membayarnya.  Akhirnya Adi - Untung ada Adi,  membuat keputusan untuk  mengantarkan kami ke Padang Bay.  Sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.  Yang awalnya hanya sampai pada daerah Antiga, tapi malah keterusan sampai Padang Bay.  Ingin rasanya mengajak ikut serta Adi dalam perjalanan kami ke tanah Mataram.  Tapi karena kesibukan dan jadwal Adi maka ia tak bisa menerima ajakan kami. (lagi pula kalau sampai ia ikutan, mana dia punya persiapan) ..hehehe....

Beruntung kami tak perlu menunggu lama untuk dapat segera berlayar menuju Mataram dari Padang Bay.  Hanya tinggal 15 menit setelah saya membeli karcis, langsung menuju Lambar (palabuhan kapal di Mataram - Lombok) .  Perjalanan memakan waktu 4 Jam dengan suasana lengang.  Maka naiklah kami ke atas dek kapal untuk menikmati hamparan air laut  tanpa batas  lengkap dengan warna kebiruan yang indah membentang.

Pukul 20.15, kami berlabuh di Lambar. Suasana telah gelap. hanya kerlipan lampu yang padat yang menyambut kami dengan hangat.  Kami menunggu sejenak  jemputan dari rekan kenalan Agung yang telah di hubungi sebelumnya.  Meski sempat terjadi adu argument dengan  beberapa 'Jagoan' Pelabuhan,  namun akhirnya kami segera menuju hotel ( lagi lagi hotel murah para Backpacker) yang telah di pesan sedari sore.

Sejenak terbayang sebuah tantangan baru yang akan kami  alami di  Lombok - NTB.....sesegera yang kami inginkan. !!



.........................Bersambung ..........................TIGA KOTA PENUH MAKNA. Part  II.................

1 comment:

  1. Blognya keren dan informatif mas semoga kedepannya tambah sukses dan tambah eksis semangat ya, mari mengenal pariwisata lombok utara di http://7og4nk.blogspot.com

    ReplyDelete