Sunday, October 24, 2010

BAHAGIAKU TAK MERUGIKANMU.

APA KABAR DUNIA ..??!!

Sore yang indah.  Sekaligus Sore yang melelahkan. Seharian di minggu yang panjang dengan beragam kegiatan sejak pagi hingga sore hari.  Belum lagi di tambah sampai malam.  Kegiatan di akhir pekan sebagai upaya penambah uang jajan bagi anak anak ku.  Karena jika hanya mengandalkan gaji  kantor tidaklah cukup untuk keperluan lain yang juga tak kalah penting dari sekedar kebutuhan pangan.

Seharian minggu,  seperti biasa menyanyi dan menjadi pembawa acara pernikahan adalah hal yang selalu saya alami.  Tak ada yang berat bagi saya pekerjaan seperti itu selain memang hobby adalah kebutuhan lain yang membuat semangat melonjak berlipat lipat ketika menerima tawaran tampil.

Terkadang, beban hidup ini tidaklah sesulit yang kita bayangkan atau yang kita hadapi.  Saya pribadi selalu menganggap semua yang hadir di kehidupan saya  sebagai bagian dari bumbu penyedap yang bisa jadi akan menguatkan lidah pengecap rasa saya dalam jalan hidup kedepan kelak.  Kritikan tajam dan saran yang bersifat membangun adalah sebuah upaya untuk  saya mengintrospeksi diri.  Tapi bukanlah hal mudah ketika banyak hal yang tak mengenakkan singgah di beberapa waktu dalam kegiatan harian  saya.   Kadang beragam kalimat yang secara frontal di tujukan pada saya menjadikan saya sadar bahwa tidaklah semua orang  turut bahagia pada apa yang saya rasakan tatkala kebahagiaan itu ingin saya bagikan.  Karena banyak pula di antara mereka yang ternyata telah dekat dengan saya dan saya anggap sebagai bagian dari keluarga malah memberi tanggapan negative bahkan keluar dari koridor yang seharusnya mereka berpendapat. 

Kadang apa yang mereka fikirkan adalah bagian dari upaya mereka yang tak suka dengan apa yang saya peroleh atau yang saya alami.  Ternyata belum tentu semua senang ketika kita sedang senang.  Tak semua orang - orang terdekat saya bisa turut berbahagia ketika kebahagiaan itu sedang saya rasakan.  Bisa jadi rasa tak suka atau susah yang mereka rasakan ketika saya bahagia itu ada.  Beberapa bisa jadi merasakan kesal dan tak menyetujui cara bahagia yang saya tempuh sehingga mesti mengabarkannya kepada seisi bumi.  Layaknya mereka Tuhan yang mampu memvonis baik dan buruk yang ada dalam hidup saya.  Sepertinya mereka punya kuasa penuh terhadap apa yang baik dan tidak, apa yang berdosa dan tak berdosa.  Itukah tugas mereka.?  Itukah yang pantas di sebut saudara ?  yang semsetinya saling supports dan mengingatkan.  Lalu dimana mereka ketika saya terpuruk ?. Dimana mereka ketika saya merasa di timpa beragam problematika yang pelik dalam hidup ini ?. Apakah mereka ada saat itu ?. apakah mereka mengulurkan tangan untuk membantu saya yang terpuruk dan gamang kala itu ?. Apakah mereka memberi saya tampat bersandar dan keteduhan kala saya ingin menangis di sela rapuhnya hati ?. Atau apakah mereka membari saya lembaran rupiah untuk saya membeli sesuap nasi ketika saya terpojok oleh persoalan keuangan.?. Tidak sama sekali.  Tidak ada yang perduli ketika saya atau kalian senang.  Tidak ada hal yang terbaik yang terjadi ketika kesusahan mendera. Selain usaha  kita sendiri untuk bangkit sendiri.  Bangkit dengan kekuatan yang tersisa.  Bangkit dengan kepercayaan diri yang tinggal setetes akibat dapukan bumi yang mengguncang.  Lalu pantaskah kita mendengarkan ucapan miring dengan nada menyindir yang mereka lontarkan ketika kita berbahagia atas hasil usaha yang kita lakukan sendiri tanpa bantuan dan mengganggu hidup mereka ?.  Tidak.  Karena apa yang kita dapat  - selama itu usaha kita sendiri dan tidak mengandalkan atau merugikan orang lain, maka Pantas lah kita Berbahagia.  Dan Kebahagiaan itu tidak lah mengganggu mereka.  Tidak membuat mereka meninggal dalam waktu dekat,  Tidak mengganggu periuk nasi penghasilan hidup mereka.  Jadi mengapa di pusingkan.  Sayalah tuan terhadap diri dan hidup saya.  Bukan Mereka.!

No comments:

Post a Comment