Friday, November 23, 2012

KETIKA

Ketika iring iringan seketika tiba. Ketika itulah semua orang merasa bisa. Bisa berkata bahwa ketika mereka merasa maka seketika itu pula mereka bilang segalanya. Ketika sesuatu hal terjadi, seketika itu pula mereka mulai berdalih. Ketika mereka bilang mereka bisa, meski hanya kamuflase belaka. Ketika mereka mempamerkan kekuatan nya, ketika itulah terlihat kelemahan dan kedunguan mereka yang sesungguhnya. Ketika Make Up mereka benar benar nyata bukan hanya pada wajah tetapi pada hati dan jiwa. Ketika mereka tertawa hanya hiasan saja. Ketika semua yang tak henti hentinya mereka kata, bahwa mereka kaum adidaya. Mereka bilang ketika saya menyadari bahwa semuanya hanya sia sia. Ketika saya terjatuh di sanalah terlihat mereka menawarkan pertolongan atau hanya acuh tak acuh. Ketika saya berirama gempita mereka menertawakan dan bilang bahwa saya gila. Ketika saya dianggap tak lagi berguna mereka mulai mencari cari kata yang pantas untuk menggambarkan ketidak-berdayaan saya. Ketika saya di fikir pengganggu atau penghambat, bisa jadi esok saya akan di bunuh perlahan sampai saya merasa kesakitan dan kemudian di buang dalam lautan supaya mereka tetap jadi sosok yang di agung agungkan. Ketika itu pun mereka tak akan pernah sadar. Bahwa ketika mereka berkata semua hanya rekayasa. Hanya pemanis pelengkap hidangan tak ber-raga. Percuma ketika dulu kita bersama. Ketika . benar benar ketika.

No comments:

Post a Comment