Thursday, November 22, 2012

DUNIA PANGGUNG YANG MENDARAHDAGING

Setiap pribadi pasti memiliki hasrat terbesar dalam dirinya yang membuatnya selalu bersemangat untuk melakukannya. Entah itu Hobby, atau hanya sekedar senang, kemudian menjadikan sebuah hal sebagai passion terbesar dalam dirinya. Layaknya sahabat dan saudara saya yang bernama Erikson – yang sangat gemar mendaki gunung, bisa jadi 20-an gunung ia telah taklukkan. Dan di setiap pencapaiannya mendaki tersebutlah terdapat kepuasan bathin yang tak tergambarkan bahkan tak bisa di takar dengan nilai rupiah sekalipun. Nah, berkenaan dengan Passion atau hasrat terbesar saya, bisa jadi kegiatan atau dunia panggung, berbicara di depan audience, bernyanyi, di dengar, di tepuk tangani adalah sesuatu yang menjadikan gambaran jelas di benak bahkan menjadikan sebuah tantangan diri. Sama dengan rekan saya Erikson yang telah menaklukkan puluhan puncak gunung dan berhasil mengukir namanya disana. Saya pun telah cukup kenyang menjajal beragam jenis dan ukuran panggung, mulai dari hanya sepetak kain atau space yang di jadikan center of point meet atau panggung tanpa rangka hingga panggung megah berkekuatan lebih dari 500 ribu watt cahaya lighting. Kilatan beragam warna cahaya, hembusan gun smoke yang membahana, teriakkan audience yang terpancing dengan ucapan persuasive yang saya sampaikan, atau kesediaan penonton bernyanyi bersama saya ketika diri ini mendendangkan lagu. Kesemuanya menjadi sebuah satu kesatuan utuh yang tak terperikan lagi. Tak ada tandingnya passion yang terlukis jelas dalam benak dan kemudian terimplementasi menjadi sebuah hal nyata. Tampil di panggung, tentu telah sejak lama saya lakoni. Sejak awal almarhumah Mama ‘menceburkan’ saya dalam dunia perlombaan. Panggung demi panggung perlombaan kerap saya jajal. Mulai dari perlombaan menyanyi, deklamasi, puisi, pantun, pidato, drama musical, opera, teater, tarian dan sebagainya. Saya masih ingat bagaimana adrenalin terpacu bersama kekuatan degum jantung yang terus berdetak kenacang saat moment menaiki tangga panggung terjadi. Dentuman dada semakin bergolak hebat ketika seruan penonton membahana dan di tambah kilatan lampu yang terasa ‘menampar’ wajah dengan sengatan tak bersahabatnya. Tapi itu hanya lah hal kecil yang terjadi di awal. Tantangan selanjutnya adalah melakoni hal yang sesungguhnya di atas panggung. Terkadang dalam sikap professional sebagai penampil saya sering bermanipulasi dalam tugas yang di emban. Tak semua tugas yang saya lakukan tersebut sepenuhnya saya amini dalam hati. Tak semua yang saya pertunjukkan di hadapan audience adalah hal yang sebenarnya terjadi dalam diri. Ketika diri ini lelah, down, dan terkena masalah bukan hal yang tepat untuk menunjukkannya di depan banyak orang di atas panggung tetapi bukan hal yang baik pula jika saya mengurungkan tugas yang telah di beban kan pada saya atas kesanggupan saya sebelumnya. Dunia panggung, adalah sebuah seleksi paling adil dan jujur di dunia ini. Bayangkan, seorang penampil tidak akan bisa mengulangi penampilannya ketika ia melakukan kesalahan barang sekecil apapun. Sama halnya dengan seorang MC yang bisa jadi masih dapat berkelit ketika terjadi kesalahan yang tidak terlalu fatal on stage. Tapi seorang penyanyi tak akan bisa mengulang lagunya meski ia melakukan kesalahan nada atau fals dalam menyanyi. Begitulah kehidupan panggung yang sangat keras. Tak semua orang mampu berdiri di atas panggung sebuah acara dimana seluruh mata memandang dan menyimak apa yang di suguhkan. Para penampil penampil hebat akan sangat mudah menguasai massa. Dan pasti tak semua penampil bisa memegang seluruh kendali atau control massa dengan baik dan tepat. Tak semua penyanyi bersuara indah menyenangkan untuk di simak, tapi tak juga penyanyi bersuara biasa saja lantas di cuekin. Semua terjadi penseleksian secara alamai. Audience adalah juri yang paling adil se-adil-adil-nya tanpa adanya sogokan dari manapun. Seorang penampil seperti saya tentu bukan sebuah hal yang istimewa. Banyak yang jauh lebih tampan dan berfisik sempurna jauh dari apa yang saya miliki. Tapi saya sangat bersyukur dengan semuanya. Dengan bentuk dan ukuran fisik yang biasa ini lah justru saya bisa menjajal banyak panggung akbar dan berharga ketimbang rekan rekan saya yang berprofesi sama dengan saya dan memiliki penampilan fisik yang jauh lebih baik dari saya pula. Merunut dari apa yang saya pernah alami, sejauh ini saya cukup lega atas apa yang pernah saya alami. Pengalaman demi pengalaman berada di panggung besar, event akbar, bersama pelaku seni dan penampil hebat lainnya se jagat hiburan bahkan di direct dan di sokong oleh team work pelaksana event yang handal adalah sebuah kehormatan bagi saya. Tampil di beragam event pernikahan entah sebagai penyanyi kawinan atau memandu acara resepsi yang di hadiri banyak kalangan. Tampil di event besar berskala nasional bahkan internasional ; Tong Tong Festival di Den Haag – Amsterdam, Swiss, Belgium, Paris. Panggung Asin Youth Art Festival di Philippine. World Travel Fair di Seoul – Korea Kelatan, Taipei International Travel Fair – di Taipei – Taiwan, Sumatera and International Culture Expo di Singapore, Hongkong, dan India. Belum termasuk kehormatan saya ketika menyanyi di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di acara peresmian Kapal Jatra III. Memandu beragam acara pemerintahan di Bandar Lampung dan tentu menjadi bagian event event besar di tingkat Nasional. Dari beragam kesempatan dan pencapaian yang saya raih dan dapatkan tentu tak membuat saya berhenti untuk terus berhasrat ada di atas panggung pertunjukan yang jauh lebih besar, lebih megah dan lebih menantang lainnya. Saya tentu tak pernah berhenti memasang passion saya dalam diri dengan beragam keinginan yang tentu saja merupakan bagian dari semangat saya yang seperti melecuti diri saya setiap hari. Tampil di panggung dan bertugas menghibur banyak orang yang hadir adalah sebuah kesenangan yang tak tergambarkan dengan ungkapan kalimat bahkan dengan nilai rupiah sekalipun. Kepuasan saya ketika audience me-respon apa yang saya suguhkan dan kemudian pihak penyelenggara memberika kalimat suka dan puas dengan apa yang terjadi terhadap event yang mereka buat dengan melibatkan saya adalah sebuah pencapaian tersendiri.

No comments:

Post a Comment