Thursday, March 1, 2012

MENIKMATI 32




Hari ini – Kamis, 1 Maret 2012. Pada Jum’at lalu usia saya baru saja memasuki 32 tahun. Sebuah usia yang tidak lagi muda, tepatnya beranjak tua, dan di tuntut untuk terus dapat mawas diri dalam segala hal. Tapi saya punya banyak cara untuk menikmati hari hari saya dan merayakan kesenangan kesenangan kecil yang kerap saya lakukan sendiri. Tanpa perlu perayaan dari siapapun. Benar – benar sendiri. Sama hal nya seperti hari ini, Saya menyempatkan me-refresh diri dengan mendatangi Theatre 21 untuk memanjakan imaji dengan tontonan Negeri 5 Menara. Selain untuk menghibur diri, Film tersebut memang telah lama saya idamkan untuk di tonton, pasalnya saya telah lama menamatkan membaca bukunya yang saya nilai sangat bagus dan inspiratif.

Selain film Negeri 5 Menara memang layak jadi tontonan wajib para remaja di Negeri ini, Setidaknya saya telah melakukan sebuah ritual menikmati waktu ala saya sendiri, setelah beberapa menit sebelumnya mengikuti rapat – lebih tepatnya mendengar pemaparan.

Tak banyak pemimpin yang mampu melihat sebuah masalah dari dua sisi. Celakanya jika sang pemimpin tersebut mendapat info hanya dari satu pihak. Dan lebih celaka lagi ketika pihak yang memberi info tersebut tak begitu mengetahui dengan pasti info yang ia sampaikan. Tapi justru disinilah terletak keunikannya. Jika pemimpin hanya menyimak dari satu pihak, ia cenderung memberikan sebuah pemaparan, cendrung menerka dan menilai tanpa pernah menerima klarifikasi dari apa yang ia nilai itu sendiri. Atas nama apapun, terkadang banyak pihak yang megatasnamakan kebersamaan, kepentingan bersama, dan hal lainnya.

Bagi saya, perjuangan untuk melakukan yang terbaik yang saya bisa itu lumrah. Tak dianggap itu biasa. Dapat cercaan, hinaan, sanggahan negative itu juga kerap saya alami. Tapi ketika segala upaya yang telah saya kerahkan ternyata hanya di nilai biasa saja dan tak pernah mendapat pengakuan langsung, saya fikir ada baiknya dan sudah waktunya saya berkarya di ranah lain. Ranah yang menerima saya dengan segala macam bentuk keterbatasan. Ranah yang memahami bahwa saya juga manusia yang tak pernah sempurna. Bisa jadi pula apa yang saya lakukan ini bagi beberapa pihak tak begitu meng-enak-kan posisi pihak yang memberi info salah tersebut. Sehingga menjadikan celah mudah bagi si penyebar berita negative untuk memupuk ini menjadi peluang agar saya menjadi lebih terpojok. Sampai di kondisi ini, saya masih biasa saja. Bagi saya apapun yang di inginkan semua bisa di bicarakan bersama. Mengapa ada ini, mengapa ada itu, tentunya ada alasannya. Dan sayangnya Pemimpin saat ini tidak bisa melihat alasan tersebut dengan jelas. Menilai dan Meng-evaluasi tetapi tidak mendengarkan alasan di balik penyebab hal tersebut terjadi. Tapi saya tak begitu kecewa. Bagi saya kompetisi itu bukan hanya dengan pihak luar. Tapi juga dengan internal sendiri. Bahkan berkompetisi dengan diri sendiri. Untuk mengalahkan ego, mengalahkan kekuatan akan kekuasaan dan kemudian bisa menerapkan segalanya dalam kondisi dua pihak. Bukan satu pihak.

Begitulah sekiranya pemikiran saya berkumandang di tengah indahnya sinematografi film Negeri 5 Menara bahkan alur cerita yang membuat saya terhanyut dan beberapa kali dalam beberapa adegan membuat saya menangis. Saya fikir, bisa jadi saya harus memperlambat langkah ini. Bisa jadi semua telah bosan dengan ke-agresif-an diri ini sejak beberapa tahun terakhir. Bisa jadi apa yang saya lakukan tak segalanya berguna buat banyak pihak. Bisa jadi juga semua yang saya lakukan hanya biasa saja. Atau bisa jadi pula unsur tak begitu menyukai akan karya nyata yang sudah saya buat selama ini. Tapi yang saya yakin, meski Copy Paste itu bisa di lakukan semua pihak. Masternya tetap ada di saya. Dan saya masih menikmati diri dalam ruang sempit yang di tawarkan untuk diri ini. Sama dengan nikmatnya pertambahan usia saya kini, 32 tahun hidup di dunia. Alhamdulilah.

No comments:

Post a Comment