Monday, March 26, 2012

GALAU, ITU ...


Dear Dunia Indra,

Meminjam istilah dari generasi kini, Galau – sebuah kata yang dapat saya artikan sebagai perumpamaan rasa atau hal yang ada di tengah – tengah dari dua hal yang belum pasti. Seperti posisi mengambang antara hitam atau putih, atas atau bawah, kiri atau kanan, putus pacaran atau teruskan, terima atau tidak, kangen atau benci, susah atau senang. Sama hal nya dengan ada pilihan pilihan lain diantara dua pilihan yang seharusnya dapat di tempuh. Nah, kegalauan kerap kali melanda ketika pilihan pilihan tersebut muncul, terlebih ketika tidak ada pilihan yang di rasa kan pas atau terbaik diantara hal hal yang dianggap baik itu.

Kegalauan juga melanda beragam genre, tak pedulu tua atau muda, cantik atau jelek, pintar atau bodoh. Kegalauan bisa bebas bertengger dimana saja dan kapan saja, karena tak mengenal musim maupun waktu. Hingga kegalauan bisa datang tiba tiba ketika bangun tidur sekalipun. Ada pula kegalauan yang terjadi ketika sedang asik asiknya menikmati makan siang atau ketika sedang mengendarai kendaraan dan kemudian tiba tiba tersirap oleh sekelebat bayangan yang entah apa bentuknya sehingga tak bisa di gambarkan dengan gamblang.

Kegalauan juga tak pernah bisa di terka asal muasalnya. Sama halnya setan yang tiba tiba masuk ketubuh manusia yang bisa datang dan pergi tanpa perlu di undang atau di antar – beda halnya dengan Jaelangkung.

Tak juga beda jauh dengan saya.

Indra Pradya – juga pernah mengalami ke-galau-an. Galau yang melanda tentu bukan galau galau ringan dan unyu unyu layaknya anak bangku SMU atau anak anak kuliahan. Galau yang unyu unyu itu seperti galau di putusin pacar, galau gak punya pacar, galau status ama pacar yang tak jelas, apa putus apa masih cinta, galau antara ia atau tidak, galau malam minggu sendirian di rumah sementara teman teman lain asik berduaan. Nah, kalau Galau yang saya alami adalah galau antara maju atau mundur. Maju melakoni segala hal yang selama ini telah saya jalankan bertahun tahun silam, atau mundur meninggalkan segalanya ?, tentu bukan perkara mudah. Karena saya pun tidak bisa mengedepankan emosial semata. Terkadang ketika Galau melanda seseorang, akan banyak di pengaruhi oleh emosional yang muncul saat kejadian galau tersebut berlangsung. Saya, telah mempetakan permasalahan tersebut dan kemudian mengambil jalan damai dengan berdamai pada diri sendiri. Mendamaikan hati dan raga untuk ikhlas. Mungkin bisa jadi orang orang melihat saya kini tengah hilang kesabaran. Tapi justru yang tak banyak orang tahu bahwa saya justru sedang melatih kesabaran saya yang tingkat dewa ini. Mengupayakan diri untuk tetap melakoni hari dengan sebaik mungkin. Bertemu dengan siapapun dengan wajah sumringah. Tertawa terbahak bahak , bebas lepas berimajinasi dan berusaha menghibur siappun yang sedang melaporkan kegalauannya pada saya meski saya sendiri sedang galau berat. Berupaya menikmati diri meski sebanarnya sudah tidak nikmat lagi. Sama sekali tidak nikmat.
Bisa jadi ada banyak pihak yang di untungkan dari diamnya saya. Bisa jadi pula ketika kegalauan melanda seseorang ada sebagaian orang di luar sana yang menikmati kegalauan tersebut dengan bertepuk genderang bahagia hingga pesta pora. Sama halnya dengan yang saya alami. Semestinya saya yang sedang galau ini mendapat supports yang sesuai porsi dari orang orang yang semestinya men-supports saya. Tapi itu tak terjadi, Tapi itu pula tak membuat saya lantas berlari. Saya tak perlu juga memohon iba dari siapapun, karena semestinya respon positive itu bisa saya ciptakan. Itulah sebabnya saya mencari keleluasaan mengembangkan imajinasi untuk mengikis kegalauan ini dengan bertemu dan bergaul pada segerombolan umat yang selama ini tidak pernah saya temui. Al hasil saya jadi tahu siapa yang teman sebanarnya teman dan siapa yang hanya bergelar ‘teman’ semata. Berharap dari orang yang di harapkan tentu saja akan menambah kegalauan menjadi tingkat akut, yang ada malah sakit jiwa dalam rumah sakit jiwa. Karena sudah pasti ketika terjadi sesuatu, apapun itu, setiap individu akan berupaya menyelamatkan diri mereka masing masing barulah menyelamatkan orang lain – itupun jika mampu dan berkenan. Hahahahhaha.
Dan pada saat ini, saya mendapati diri saya sedang berleha leha diantara banyaknya problematika yang ada. Yang tak begitu saya fikirkan dengan ekstra layaknya beberapa tahun sebelumnya. Saya kini bisa lebih menerima kekurangan diri, bisa lebih mengetahui bahwa saya ini tidak ada apa apa nya dan bahkan tidak pernah punya kemampuan apapun selain hanya menuliskan kegalauan ini menjadi sebuah note yang juga biasa saja, bahkan penuh kegalauan bagi yang membacanya. Karena pasti ada banyak paragrap yang membingungkan dan membuat imajinasi makin galau segalu-galaunya. Tapi tak perlu lah saya yakini segalanya. Karena yang saya percaya Tuhan selalu bersama mereka yang sedang terkena musibah atau masalah. Tuhan selalu menguatkan melalui ujian kehidupan. Tuhan juga menjanjikan kenaikan kelas bagi para umatnya yang bersabar dalam do’a dan usaha. Karena sabar itu tidak di ucapkan layaknya sosok sosok yang hanya bisa bilang sabar tapi belum tentu bisa benar benar bersabar jika berada di posisi yang saya rasakan. Karena kadar kesabaran dan kekuatan mental orang perorang itu beda beda. Seperti keyakinan saya akan arti dari setiap huruf dalam kata GALAU itu sendiri,
G ; GOD
A; ALWAYS
L ; LISTENING
A ; AND
U ; UNDERSTANDING.
………………………………………….

2 comments:

  1. WOOOWW ternyata Galau itu Mantap Juga Jika di Artikan, hehhe Itu Pengertian yang sangat baguss banget

    ReplyDelete
  2. kakak Indra yang saya hormati, kagumi, dan saya banggakan.

    janganlah engkau selalu merasa galau setiap hari, dan semua pilihan yang engkau pilih pasti sudah direncanakan oleh Allah. jika engkau rasa maju kedepan adalah pilihanmu, maka lakukanlah.. namun jika engkau rasa mundur adalah jalan yang terbaik, maka lakukanlah juga.

    saya sebagai adik sekaligus murid, hanya bisa membantu menuliskan komentar2 kecil di FB atau Blog ini.. dan saya berharap apapun yang kau pilih adalah yang terbaik :D SUKSES CUCUKANNYA!!!!

    ReplyDelete