Sunday, March 4, 2012

KEINDAHAN DIAM

Tak banyak yang tahu, jika di balik pekerjaan saya yang mengharuskan bicara di depan public saya juga sosok yang menyukai rutinitas diam. Bagi saya, ada beberapa bagian dalam rutinitas keseharian saya yang hanya saya isi dengan diam. Diam bukan hanya tidak bicara, tapi diam di sela aktivitas yang padat dan kemudian bercengkrama dengan alam bawah sadar saya sendiri tanpa perlu meminta argument dari siapapun. Dan itu semua sudah lama saya lakoni.



Seingat saya, dunia kecil saya yang akrab dengan banyak keterbatasan lah yang membuat saya sering diam untuk beberapa hal. Diam untuk tidak berambisi melebihi kemampuan materi. Diam ketika ada teman teman yang bisa membeli mainan dengan uang pemberian ayahnya, sedangkan saya adalah anak dari orang tua yang bercerai yang sudah barang tentu tidaklah memiliki waktu untuk bilang ke Ayah atau Ibu hanya untuk beli mainan baru. Dan makin beranjak dewasa, rutinitas diam kerap saya jadikan sarana bicara pada diri sendiri. Sampai kin, saya masih sering me-non-aktifkan ponsel dan kemudian berjalan di keramaian yang saya fikir disana tak akan menemukan siapapun yang saya kenal. Atau saya naik komedi putar sendirian di arena pasar malam. Atau hal hal lain yang selalu saya lakukan sendiri untuk me-retas kesendirian tersebut dalam dunia diam saya yang memang hanya ada saya tuhan dan sang pencipta saja.

Bagi saya, diam itu bukan hanya sekedar emas – jika menurut pepatah, tapi dalam diam, saya bisa berbicara pada diri untuk banyak kondisi. Apapun yang terjadi. Ketika saya sedang ‘down’, di –zolimmi, atau bahkan di fitnah, tak ada hal yang lebih baik selain diam. Diam untuk tidak terlalu menanggapi apapun tanggapan negative yang orang lainlekatkan kesaya. Sama ketika setiap tahun dalam rangkaian urusan event pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung, ketika beberapa pihak memandang bahwa saya menerima uang suap atau sogokan untuk memenangkan salah satu pihak, dan itu selalu terjadi setiap acara berlangsung dalam setiap tahunnya. Tapi uniknya hal itu selalu terjadi seiring dengan tidak ada nya bukti yang benar benar bisa membuktikan bawah saya menerima sogokan. Sangat berbanding terbalik dengan kompetisi serupa yang memang terang terangan menjajakan gelar untuk senilai jutaan rupiah. Lantas kemudian sorotan negative terus berdatangan ketika melihat banyaknya keberuntungan yang saya dapat. Dan lagi lagi saya hanya diam saja. Saya tidak perlu menanggapi apapun perbincangan orang tentang saya. Sama hal nya saya tak pernah mau di konfrontasi oleh pihak manapun, saya juga tidak mau di judgment dalam sebuah rapat yang di rekayasa untuk menjatuhkan saya, saya pun tak mau ambil bagian dari sebuah kegiatan yang menurut saya tak ber-faedah sama sekali atau sebuah acara yang hanya ceremonial semata karena pemenang dari acara tersebut sudah ada dengan senilai dana yang tersedia di belakangnya. Bagi saya, diam untuk tidak terlibat dalam beberapa hal yang tak menambah ‘naik hati’ nya saya, itu lebih baik.
Selain itu, kini saya juga memahami bahwa diam yang saya lakukan terkadang ada baiknya untuk tidak menguras tenaga saya untuk ber-emosi ria dalam hal hal sepela yang tak begitu penting. Sama halnya pula ketika saya di fitnah dan di bicarakan yang tidak sebenarnya oleh pihak pihak yang bisa jadi tidak menyukai apa yang saya lakukan sejauh ini untuk karier maupun untuk diri saya pribadi. Selanjutnya saya hanya diam saja. Tak perlu dibalas, di jawab apalagi di klarifikasi. Biarlah semua orang menilai, Karena memang setiap pihak bebas menilai dan memiliki hak untuk menilai apapun penilaiannya. Dan sampai kini pun saya masih saja melakukan aksi diam untuk hal hal yang sebenarnya saya cukup ‘risih’ tapi ada baiknya saya sembunyikan baik baik segala hal ‘risih’ itu dalam gelagat ceria dan senyum senang yang saya selalu pancarkan pada siapa saja. Bahkan dalam diam saya benar benar kerap menemukan kedamaian. Berdamai dengan diri sendiri. Berdamai untuk segala ketidaknyamanan yang selalu terjadi. Karena hakekatnya diri ini hanya sendiri. Sendiri untuk menangani banyak hal, dan sangat menyadari bahwa segala hal di dunia ini tak bisa kita buat segalanya sempurna dan sama seperti apa yang kita inginkan. Jadi cara terbaik adalah ; Diam.

No comments:

Post a Comment