Saturday, March 3, 2012

SELEMPANG = PROUD AND MISSION

Pada gelaran RAKORNAS ADWINDO ke 3 Tahun 2012 yang lalu, di tahap Diskusi Panel dari Pihak Kementerian yang di sampaikan oleh Pak Yabes ada sebuah tag line yang cukup menggelitik. Beliau sempat mengungkapkan bahwa Selempang yang di sandang dan melingkari bahu hingga dada setiap para Duta Wisata di seluruh Indonesia itu adalah Gabungan dari sebuah Kebanggaan sekaligus juga Misi untuk melaksanakan bagian dari apa yang menjadi tanggung jawab para juara tersebut.




Kebanggaan yang di maksud sudah barang tentu, kebanggaan menjadi pemenang. Telah terpilih menjadi pemenang dari seluruh sosok yang berlaga dan menjadi kompetitor selama rangkaian acara berlangsung. Kebanggaan karena melalui beragam tahap dalam sebuah kontes pemilihan icon atau duta wisata di daerah masing masing atau di tingkat nasional. Kebangga ini pula lah yang kelak akan menjadi alasan mengapa setiap juara harus sadar diri selalu menggunakan selempang dalam setiap tugasnya. Karena dasar dari selempang bukanlah bentuk dan corak atau tulisannya semata melainkan juga kebanggaan karena tak semua sosok dalam lomba dapat memiliki selempang jika memang dirasa kurang pantas.

Kata kedua yang tersirat dari sehelai selempang yang disandang adalah Mission. Mission yang di maksud adalah Misi dari setiap individu yang memiliki selempang untuk terus menerus berkarya dan bekerja sesuai dengan tugas dari sebuah kompetisi tersebut. Layaknya KOmpetisi yang mengunggulkan gabungan dari keindahan rupa, keindahan personality dan sikap tentu misi yang die man adalah bagaimana menjadi sosok terdepan dalam bidang bidang yang mencakup pada aktivitas khalayak ramai. Kegiatan yang bersumber serta bermanfaat bagi masyarakat banyak tentulah sangat di harapkan. Setiap pemenang yang memiliki ‘selempang’ tentu di harapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penciptaan kreativitas di lingkungan dimana ia tinggal dan berkarya.

Nah, jika seorang pak Yabes menyoroti bahwa selempang bukanlah sebuah mainan tapi sebuah gabungan unik dan khas dari sebuah kebanggaan dan misi. Kebanggaan akan seorang sosok yang unggul di banding yang lain, serta misi untuk terus dapat menghasilkan karya. Tentu saja karya yang bermanfaat bagi semua pihak. Tapi sayangnya saat ini tak sedikit dari para pemenang beragam ajang pemilihan Duta Wisata di manapun yang belum memahami arti dari selempang yang di sandang. Masih ada rasa malu dan gengsi menyematkan selempang dalam setiap tugas yang semestinya ia bangga mengenakannya. Ada pula sebuah kebanggaan yang di salah artikan. Kebanggaan yang bisa jadi datang bukan karena dari perjuangan tapi karena ‘sogokan’, sehingga wajar saja jika setelah menang tidak memiliki visi dan misi untuk berkarya. Ajang berakhir, maka berakhir pula lah langkah untuk berkarya nyata. Tak banyak dari setiap personal yang memahami betapa banyak makna tersirat dari selempang yang di dapat. Meski itu bukan juara pertama, meski hanya juara predikat, atau hanya sekedar finalis saja. Tapi selempang yang di peroleh adalah buah karya dari kerja keras. Sebuah benda yang tak bisa di ukur dari uang, meski harga selempang tidaklah mahal, dans emua orang pun bisa bebas membeli selempang dan sekehendak-hati membubuhkan gelar aapun yang mereka mau. Tapi tentu bukan itu makna sebenarnya dari selempang kemenangan.

Di lain pihak, Kebanggan dan Visi itu tentulah berbanding sama dengan sebuah pembuktian dari apa yang di niatkan. Maka tak heran jika banyak sosok yang menghilang setelah ajang pemilihan berakhir, bisa jadi juga karena mereka tak memiliki niat untuk mengabdi pada almamater dimana mereka berasal. Layaknya Ratusan lulusan sebuah Sekolah Menengah Atas, sudah barang tentu yang masih memberi sumbangsing pada almamater hanya beberapa, selebihnya tentulah hilang di telan zaman, atau bisa di bilang mati jiwa kala raga masih hidup. Atau kisah lain para personal yang melakukan ‘koleksi’ selempang dengan terang terangan. Ikut pemilihan di satu kabupaten dan kabupaten lain, satu kota dan kota lain, tapi tak ada satu pun karya yang ia berikan dan dedikasikan bagi tempat dimana ia mengikuti ajang pemilihan tersebut. Tak ada yang salah dengan hal tersebut. Yang salah adalah ketika keikutsertaan dalam ajang pemilihan hanyalah ikut ikutan semata, tanpa pernah tahu tujuan pasti dan jelas dari keikutsertaan dirinya sendiri. Sama halnya dengan upaya pencarian ‘mata pencaharian’ dari ajang pemilihan. Atau hanya jadi pelengkap saja.

3 comments:

  1. selempang bukan hanya selembar kain penanda kejayaan kita, tapi beban dan harapan khalayak ramai tentang buah karya kita yang dapat di sumbangsihkan pada mereka

    ReplyDelete
  2. Thanks Reza...sosok Muda pejuang dan gigih. Bangga punya Adik seperti mu. Tetep CUCUK.!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. tiada cucukan yang dahsyat selain cucukan Doa yang dapat mengetuk pintuNya :D cucuk lah dunia dengan karya kita kak!! biarakan orang lain berkoar busuk tentang apa yang kita lakukan, namun perhatikan setelah kita sukses nanti, apakah mereka masih bisa berkoar seperti itu..

      Delete