Tuesday, September 18, 2012

TAK TERSAMPAIKAN

Malam baru saja datang. Dan saya sebenarnya sudah merasa lapar. Tapi hasrat untuk menuangkan segala rasa ke dalam tulisan lebih besar ketimbang mengunjungi rumah makan idaman. Beberapa menit lalu saya sudah mengirimkan pesan singkat ke istri bahwa akan pulang lebih larut malam karena masih ada urusan. Urusan ?, ya tentu urusan pribadi yang bersifat sangat personal. Saya sering sekali mengalami sebuah rasa yang tidak mau saya katakana ‘Bad Mood’, saya lebih suka mengungkapkannya dengan kata ‘Mentok’. Bagi saya Bete atay Bad mood dapat berpengaruh pada kualitas spirit personal. Tapi jika mentok tentu saya masih sangat berupaya sekeras mungkin melakukan sesuatu untuk mencari jalan keluar. Nah, malam ini, saya merasa ada yang tidak singkron antara semangat yang saya usung dengan kenyataan di sebuah pertemuan yang baru saja berlangsung tadi sore. Sebenarnya pertemuan kecil itu sangat saya harapkan bisa memunculkan banyak ide atau perubahan yang cukup baik bagi semua. Bukan untuk saya saja, atau bukan untuk sebagian orang yang ada dalam pertemuan itu. Pertemuan yang di gagas oleh rekan saya itu nampaknya berlangsung biasa biasa saja. Tak begitu di respon sebagai sebuah kesempatan. Ya, kesempatan. Tak semua pribadi yang saya kenal baik dapat memanfaatkan kesempatan dengan baik pula. Tak semua individu mampu melihat peluang dalam segala macam bentuk dan beragam sudut pandang. Banyak orang yang hanya terpaku pada sesuatu yang bernilai dan berbentuk secara kasat mata. Tapi tidak semua orang mampu melihat apa yang di usung bersama menjadi satu kesatuan atau kesamaan gerak yang kemudian bisa memunculkan kesempatan yang bisa di manfaatkan sebagai peluang baik di depan. Setidaknya kesempatan juga berfungsi sebagai pembelajaran bagi pribadi yang tentu ingin berkembang jadi lebih baik lagi. Itu pun kembali pada kemauan individu apakah ingin menjadi pribadi lebih baik lagi atau cukup nyaman menjadi diri sendiri yang selama ini berada dalam zona nyaman dan tak berharap untuk menantang diri dalam sebuah kesempatan yang tak semua orang memiliki. Oh, ia. Dalam kondisi ini, perut saya mulai berkicau ricuh. Bisa jadi cacing dalam tubuh saya telah meronta dan melompat tak berirama karena ingin segera mendapat subsidi makan malam bergizi. Ya, saya kemudian merasa lapar. Tapi lagi lagi saya tak tergerak untuk makan. Meski saya tahu saya mengidap maag. Dan beberapa jam lalu saya menyeruput secangkir kopi hitam nan kental di sebuah pertemuan. Lalu pandangan saya kesegala penjuru, berpendar dalam remang lampu lampu, dan tak terbatas lagi langit biru karena warna ungu gelap mengelana dalam satu waktu. Tak ada rembulan. Sama dengan tak ada semangat dalam gairah apapun. Semua kosong. Nyaris hampa tanpa ada isi apapun juga. Bisa jadi saya tidak meminta untuk di isi. Saya hanya minta untuk di beri kesempatan untuk melihat sebuah kesempatan. Tak banyak memang yang memahami apa yang kini sedang saya harapkan dari sebuah pergerakan akan pencapaian. Tak semua pribadi se-visi dan memiliki “Passion” seperti yang saya miliki. Itu tidak masalah. Hanya saja terkadang orang orang tidak melihat celah untuk jadi pribadi lebih baik lagi dalam perspective yang sama dengan apa yang saya lihat. Jujur saya terkadang timbul rasa malas ada di posisi ini. Posisi yang selalu menyemangati dan menawarkan banyak kesempatan tanpa perlu di bayar tetapi tidak ada sedikit perhatian bahkan mengindahkan apa yang di usung sejak dulu sebelum segalanya bertemu. Dan itu berasa seperti sebuah pengharapan yang sia sia. Jangankan di tanggapi. Di dengarkan dengan baik pun tidak. Jauh jauh dari solusi, di lihat pun saja tidak.

No comments:

Post a Comment