Friday, January 27, 2012

TAK SEMUA BISA MULTI-TASKING




Saya kerap melihat beberapa orang melakukan satu pekerjaan sembari melakukan pekerjaan lainnya. Misal, menelpon sambil menulis isi pembicaraan di telepon, memasak sambil mengiris bumbu masakan selanjutnya, mengendarai kendaraan sembari bercerita dengan rekan lain selama berkendara, dan masih banyak lagi contoh lainnya.


Itu semua baru hal ringan yang saya yakin banyak yang bisa melaksanakannya dengan baik. Dalam tarap yang lebih tinggi lagi ada contoh dari teman teman yang saya amati. Mereka mampu memimpin rapat sembari menemukan konsep sebuah acara. Ada seorang sutradara film merangkap lakon utama dalam film tersebut. Lalu ada pula Pengantin yang ternyata mengurus semua kebutuhan pesta pernikahannya. Ada pula seorang Mahasiswa yang fokus belajar tetapi masih sempat meluangkan waktu di organisasi dan menjalankan tanggung jawabnya di organisasi dimana namanya tercantum.


Tapi ternyata di balik pengamatan saya tentang orang orang diatas tadi, ada pula pribadi pribadi yang tak bisa melakukan hal hal lain di luar dari pekerjaan utama yang sedang ia lakukan. Tak semua orang bisa menyetir mobil sambil bercerita dengan rekan di sebelahnya. Tak semua orang bisa memasak sembari meracik bumbu untuk masakan selanjutnya. Tak semua orang melakukan perencanaan konsep pertunjukan tapi ia juga akan menjadi bagian dari pertunjukan tersebut.


Celakanya, era modern saat ini, setiap individu sebenarnya di tuntut untuk bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Mengingat segalanya harus cepat. Karena bagi yang lambat adalah ketertinggalan yang pantas jadi ganjaran. Lalu belum lagi harus membagi fikiran akan sebuah hal lain di saat melakukan satu atau dua pekerjaan dalam satu waktu. Harus membagi waktu pula dalam menjalani rutinitas. Menahan diri untuk berkata tidak terhadap sesuatu yang tidak pokok.

Jika di telisik lebih lanjut, kepiawaian melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu memberi dampak positive pada kemapanan diri dalam bertindak dan bersikap. Terlebih untuk efesiensi waktu dan efektivitas pekerjaan. Sudah barang tentu jika beberapa pekerjaan di lakukan dalam waktu yang sama akan memberikan waktu luang lebih banyak di kemudian ketimbang menunda - nunda pekerjaan. Selain itu, pribadi pribadi Multi-Tasking juga lebih kuat di bandingkan mereka yang hanya aman dengan satu hal di satu waktu. Mereka yang Multi-Tasking lebih siap menghadapi keadaan buruk sekalipun, tidak mudah panik apalagi down atau malah depresi. Mereka yang Multi-Tasking juga cenderung memiliki Mental yang sangat kuat dalam pertahanan ketidaknyamanan atau ketidakberpihakan kondisi riil di lapangan.


Bisa jadi, kecanggihan teknologi lah yang memanjakan sosok sosok muda yang tak mampu mengemban tugas multi tasking. Tak semua mahasiswa mampu belajar di kampus sembari berbisnis di luar jam kampus. Tak semua mahasiswa bisa membagi waktu antara tugas belajar di kampus dengan tugas di ke-organisasian. Bahkan tak semua mahasiswa mampu berfikir yang terbaik untuk dirinya sendiri ketimbang hura hura dan berleye leye. Tapi anehnya untuk masalah pacaran, anak muda zaman sekarang selalu ada waktu. Berfoya foya dan hura hura adalah tujuan penting di masa muda mereka.

Bisa jadi pula arahan orang tua sejak mereka kecil hingga dewasa tidak menuntu mereka menjadi pribadi kuat dengan tugas tugas yang kompleks dan multi tasking tersebut. Sehingga tak jarang di jumpai anak anak muda yang galau, yang kegiatan rutinnya hanya Kampus – Rumah, Kampus – Rumah, begitu setiap hari, rutinitas rutinitas aman, kalaupun ada tambahan selain ke Kampus yak e Mall atau ke Salon atau Hangout berlama lama di CafĂ©, Bercanda ria tak berfaedah dan hura hura tampa jeda. Ini sebuah hamparan nyata akan bentuk generasi muda kin. Kebanyakan begitu, meski tak semuanya begitu. Tapi uniknya hanya sedikit pribadi muda yang multi tasking. Kebanyakan terlena dengan duniawi dan hidup dalam rutinitas aman atau comfort zone.

No comments:

Post a Comment