Monday, January 2, 2012

DUNIA HIPMI DALAM DUNIA INDRA

Di usia saya yang tak lagi muda ini, Saya menyadari bahwa Saya telah terlambat.
Saya menyadari keterlambatan itu ketika melihat banyaknya sosok yang jauh lebih muda usianya dari saya tapi memiliki pencapaian yang jauh di banding usianya.
Ini saya temukan di HIPMI.





Di organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini, bisa di bilang hanya saya yang merupakan sosok Pengusaha kecil di antara para Sosok Muda yang memiliki usaha yang tak bisa di bilang kecil lainnya. Itupun gelar usaha kecil yang baru saja saya rintis sekitar setahun belakang ini. Keterlibatan saya dalam HIPMI Provinsi Lampung pun diretas sejak tahun 2008. Ketika perkenalan saya dengan Bang Mirza – Rachmat Mirzani Djausal , yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI Provinsi Lampung melalui upaya baik Bang Raswan – seorang Pengusaha Muda bidang Kain Tekstil dan Tapis Lampung. Sejak itu, saya banyak terlibat dalam beragam event yang di gelar oleh HIPMI. Tak banyak yang saya ingat dari hubungan baik dan akrab yang mengalir begitu saja sejak pertemuan pertama dengan Bang Mirza. Yang saya ingat , baik saya maupun HIMPI crew memiliki kedekatan akrab yang bisa di gambarkan bahwa kami meleburkan diri menjadi satu team. Yang menarik dari kedekatan saya dan HIMPI adalah bahwa HIPMI ternyata sangat terbuka pada siapa saja bagi mereka yang ingin bergabung dalam Organisasi bersifat Kepemudaan ini. HIPMI pula – menurut saya, tidak mengkotak – kotak kan bahwa mereka Pengusaha sukses dan bergerak di bidang tertentu. Saya melihat ada banyak cabang usaha yang di geluti oleh beragam personal yang ada dalam organisasi HIPMI ini.


Selain itu, di HIPMI ini pula saya belajar bertoleransi dan memiliki pemahaman yang tinggi akan sebuah team meski sebenarnya satu sama lain adalah kompetitor untuk satu jenis usaha yang sama dalam dunia bisnis. Selanjutnya saya juga belajar bagaimana HIPMI Provinsi Lampung mampu merangkul beragam strata golongan dari beragam gendre ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Provinsi Lampung yang terkenal akan keragaman adat istiadat dan latar belakang individu nya.









Bicara tentang kata terlambat yang saya maksud dalam uraian diatas adalah, bahwa Saya menyadari saya telah terlambat. Semestinya keaktifan saya sudah saya mulai jauh sebelum tahun 2008. Karena saya melihat ada banyak pihak yang kemudian bisa menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih kuat di dunia bisnis. Berkat HIPMI pula lah saya mampu memahami dunia perbisnisan dan merambah usaha dari langkah langkah sederhana hingga menjadi fix sebuah usaha. Dan kemudian saya menjadikan contoh beberapa pribadi dalam organisasi HIPMI Lampung sebagai acuan untuk melangkah dan berbuat. Memang saya sebagai pribadi tidak dapat se tinggi ‘kelas’ beberapa pribadi tersebut, tapi setidaknya saya mampu menguatkan diri bahwa saya juga bisa seperti mereka, setidaknya saya di terima oleh mereka sebagai pribadi yang apa adanya diri ini. Saya pun tidak pernah melebih-lebihkan diri dan kapasitas dalam team. Saya juga kerap mengungkapkan kekurangan dan keterbatasan saya. Bahkan lebih hebatnya lagi, para petinggi HIPMI Provinsi Lampung tahu betul bahwa potensi yang saya punya dapat di letakkan di beberapa lini dari banyaknya wilayah kerja HIPMI yang bergerak di bidang entrepreneurship.


Meski terlambat, saya tidak pernah merasa kalah atau benar benar terlambat. Bagi saya ini semua soal waktu dan sebuah wahana pembelajaran yang positive yang harus saya manfaatkan dengan baik. Tak ada kata TERLAMBAT dalam kamus hidup saya. Karena lebih baik Terlambat daripada tidak sama sekali. Lebih baik saya terlambat memulai sesuatu yang positive daripada tidak pernah memulai sama sekali dan kemudian meratapi diri yang tak berkembang sebagaimana mestnya manusia hidup di bumi.


Semoga kedepan saya mampu menjadi bagian dari HIPMI yang terus belajar dan saling menjadi bagian yang menguatkan dengan karakter yang saya tawarkan dalam organisasi Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Lampung tersebut.

No comments:

Post a Comment