Thursday, January 26, 2012

SENTUHAN KECIL MAMA





…”Bernyanyilah, Ungkapkan segalanya ketika menyanyi ..”
Sepenggal kalimat itu pernah terucap dari mendiang Mama .


Dulu, Indra kecil adalah sosok pemalu. Sampai ketika Mama mendatangi ruang tidur ketika ia mendengar saya menyanyi beberapa buah lagu.
“Bagus”. Ucapnya singkat. Dan karena sanjungan singkat itulah aku terdiam.
“Teruskan, Mama senang mendengarnya.” Ucap Mama selanjutnya.
Saya makin terdiam sembari malu tertunduk.

Sejak itu saya makin ragu untuk bernyanyi. Antara senang tapi ada rasa takut kalau kalau apa yang saya perbuat tak berkenan di Mama. Tapi ternyata Mama berfikir lain. Ia mulai sering bertanya ada saya, apa saya tertarik untuk ikut lomba menyanyi. Awalnya tentu tak pernah saya ia kan. Tapi lama kelamaan Mama ternyata punya jurus jitu untuk melunakkan hati saya yang pemalu dan ragu kala itu.
Mama sering mengiming imingi saya dengan baju baru dan sepatu baru jika saya mau tampil di panggung perlombaan. Dan anehnya berawal dari ‘sogokan’ benda benda baru itulah kepercayaan diri saya semakin terasah. Saya ingat Mama begitu antusias menjahitkan baju tampil saya pada penjahit langganan di kampung kami. Dan Mama sangat piawai memadupadankan busana lomba saya. Mama tidak pernah kehabisan ide. Ia sangat pintar memadukan sesuatu yang tak umum tapi tampak begitu indah ketika saya berada di Panggung. Pernah sekali waktu dalam sebuah Festival Menyanyi tingkat Kecamatan, saya mendapatkan dua gelar sekaligus ; Juara 2 plus Peserta dengan Busana terbaik pilihan Panitia Lomba. Hahahah.

Di balik semangatnya Mama mendukung saya tampil di ajang ajang perlombaan menyanyi bukanlah karena ia ingin anaknya memenangkan perlombaan tersebut. Tidak sama sekali. Mama tidak pernah kecewa meski saya kalah. Pernah suatu ketika Mama menyarankan saya untuk introspeksi dan mempelajari kekurangan saya ketika saya kalah dalam perlombaan menyanyi. Dan begitu seterusnya. Mama selalu mengoreksi dan mengoreksi penampilan saya. Meski yang saya tahu saya tidak pernah meraih Juara 1, tapi ia tak pernah lelah untuk terus menyemangati. Mama pernah bilang bahwa Pemenang itu tak harus juara 1. Karena Pemanang yang paling baik adalah yang bisa memanfaatkan kemenangannya untuk menyenangkan orang banyak. Dari penuturan demi penuturan Mama kemudian saya memetik hikmah di balik beragam ungkapannya itu.
Semakin beranjak remaja, semakin saya memahami banyaknya pelajaran dari beragam pengalaman dunia panggung yang saya lakoni. Dari sukses menjajal panggung perlombaan, festival sampai pada Panggung komersil. Saya – Indra remaja, kala itu, menjelma menjadi sosok penyanyi komersil, mulai dari profesi Penyanyi kawinan, Penyanyi acara acara ghatering atau Launching Product, hingga menyanyi di beberapa acara tingkat Pemerintahan. Perlahan, saya menjelma menjadi sosok yang sangat piawai di atas panggung. Berkat Mama lah semua itu terjadi. Saya tak pernah membayangkan saya bisa apa jika saja Mama tidak pernah ‘mendorong-dorong’ saya untuk aktif mengikuti beragam perlombaan menyanyi. Berkat Mama pula lah saya di izinkan menjadi penyanyi café, restoran bahkan menyanyi di Pub atau club malam, meski harus pulang larut malam bahkan dini hari. Apa jadinya Indra kini jika saja Kemampuan dan Kepercayaan-diri itu tidak di pupuk Mama sejak usia belia. Kini saya melihat hal serupa di setiap acara lomba menyanyi. Dukungan penuh dari orang tua, ada tepuk tangan meriah nan bangga dari orang tua pada anak anak nya yang berlomba.

Terima Kasih pada Mama atas sentuhan indahnya. Saya baru memahami bahwa apa yang dulu Mama lakukan benar benar menempa saya jadi sosok anak yang bertalenta- bukan sekedar anak manja yang hanya meminta uang dan merengek tanpa pernah berusaha dan berprestasi membanggakan orang tua. Terima kasih Mama, atas sentuhan besar pada tubuh kecil saya sejak dulu.

No comments:

Post a Comment