Friday, January 20, 2012

NYAWA KEDUA




Nyawa Kedua ?
Pernahkah anda mendengar ada seseorang yang memiliki Nyawa kedua ?. Secara nyata tentu tak akan ada seseorang memiliki dua nyawa. Tapi bisa jadi kita melihatnya dalam karya fiksi media yang dengan apik di ketengahkan di hadapan kita yang merupakan bagian dari rangkaian imajinasi.
Tapi, yang saya maksud nyawa kedua disini, betulan ada.
Ada dalam tiap tahap hidup kita yang sesungguhnya. Pernahkah kita berfikir untuk meluangkan waktu menyimaknya?.

Jadi begini hasil pengamatan saya.
Setiap kita, adalah pribadi pribadi yang hebat yang di utus Tuhan mendiami bumi dengan beragam kisah. Ada suka, duka, sedih, merana, bahagia dan sebagainya. Segala sesuatu telah ada garisan dari sang Pencipta, dan kita sebagai manusia sang pelaku hidup harus berjuang keras dengan beragam cara agar apa yang kita alami dapat sesuai dengan apa yang kita harap. Meski tak segala yang kita dapat adalah hal terbaik tapi setidaknya kita dapat belajar dari banyaknya hikmah yang hadir dari rangkaian kejadian dalam hidup tersebut.
Nah, nyawa kedua yang saya maksud adalah, sebuah spirit yang di miliki oleh setiap insan yang dapat bangkit lagi setelah terpuruk dalam hal yang menimpanya. Setiap hal berat yang membebani diri tentu bukan alasan bagi manusia untuk benar benar terpuruk.

Saya punya teman yang mengalami keterpurukan di satu sudut hidupnya, meski di sisi lain ia memiliki kekuatan besar. Ada seorang teman yang memiliki segalanya secara materi. Ia dapat membeli benda apapun yang ia inginkan, tetapi di sisi lain melakoni diri dalam keterpurukan kondisi berumah tangga. Sama halnya ada seseorang yang sukses di karier tapi berantakan dalam hal rumah tangganya. Nah, yang saya tahu ada banyak teman saya yang mampu memperbaiki diri dari keterpurukan satu sisi yang terjadi pada mereka, tapi ada pula teman yang tak bisa bangkit dari hal buruk yang terjadi. Disinilah peran kekuatan Nyawa kedua yang saya maksud kan tadi. Ada banyak cara untuk membangkitkannya, bisa dengan berbagi – membagi beban diri pada sosok yang di kira pantas dan bisa di percaya serta dapat menjadi sosok ‘problem solving’.

Tapi celakanya, tak semua individu dapat mengemban dan menata diri dengan baik. Tak semua pribadi dapat memandang dirinya dari beragam sisi. Kecenderungan seseorang untuk mengambil keputusan sepihak, pandangan dari satu sisi atau hanya menuruti emosi lantas memutuskan sesuatu yang dampaknya tak begitu baik di kemudian waktu. Lalu jika sudah seperti ini seseorang yang tak dapat bangit lantas mencari kambing hitam dari beragam persoalan yang ia hadapi. Padahal segala kunci dari persoalan tersebut adalah diri sendiri. Bukan dari orang lain.!

Bayangkan bahwa ketika kita jatuh dalam proses berjalan, tentu secara akal sehat kita segera berdiri tegak kembali dan mulai membenahi langkah kaki selanjutnya agar tidak terjatuh untuk keduakalinya. Dan begitu pulalah yang di harapkan dari kemampuan Nyawa kedua. Beberapa teman saya sukses dengan menata hidupnya. Dapat memahami dan menerima kekurangan pasangan dan kembali berdamai. Ada pula sosok yang mengikhlaskan segala hal buruk yang dahulu terjadi dalam hidupnya, Layaknya kehilangan seseorang yang di cintai, di khianati kekasih atau bahkan pasangan hidup, atau bahkan terpuruk dari bisnis dan ambruknya jenjang karier cemerlang yang telah jauh hari di susun dengan rapih.

Semuanya kembali pada diri sendiri. Sebagai Individu untuk dapat bangkit lagi. Meraih nyawa kedua agar tetap waspada. Karena kematian yang paling parah adalah mati hati ketika hidup masih bernyawa.

No comments:

Post a Comment