Tuesday, November 22, 2011

PENIKMAT SEGALANYA.

Pagi ini, seperti menyambung hari hari lalu yang tak kesampaian.

Berkutat dalam point point pekerjaan yang layak mendapat perhatian plus kesabaran untuk melakoninya. Pernah mencoba untuk diam, tapi ternyata diri meronta untuk melakukannya sendiri, atau bahkan tidak akan ada hasil sama sekali. Dan bahayanya, Pimpinan selalu salah memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dan lebih bahaya lagi, ketika si bawahan tidak bisa mengemban pekerjaan selazim yang di titahkan oleh atasan. Begitulah terkadang ujian tugas.

Sebagai ‘pelaksana lapangan’ , saya banyak mengalami tekanan dari beragam pihak. Tapi saya juga punya kemampuan cukup baik untuk meredamnya dalam diri ini. Entah dari mana kekuatan itu. Saya pun kerap berfikir apakah saya masih mampu mengemban segalanya ?, apakah tubuh kecil saya ini masih bisa menampung banyak problema yang datangnya dari beragam arah, bukan hanya sebatas timur, utara, selatan, barat, atau sisi atas, bawah dan samping, tapi bahkan dari titik paling diagonal sekalipun semuanya jadi satu kesatuan.

Tapi itu telah terjadi.
Telah terlanjur saya ‘menceburkan diri’ dalam genangan keramaian dan bisingnya hiruk pikuk yang kadang saya hanya bisa diam , memandang lalu tersenyum lantang seolah saya paham atas apa yang saya lihat dan saya rasakan. Padahal tidak semua. Tidak sama sekali.

Beberapa bulan lalu, Saya di cemooh oleh sekumpulan sosok dalam sebuah organisasi yang mengaku paling baik se Lampung, paling oke di atas segalanya (mungkin), tak perlu di sangkal memang, tak juga perlu di bahas apa yang mereka bicarakan detail tentang saya. Saya cukup mendengar lalu menyunggingkan senyuman dan seraya menguatkan diri untuk tetap melangkah meski cemoohan itu bak aksesories yang menghiasi langkah kaki dalam hari hari saya. Segalanya berlalu. Toh, kini organisasi itu tak terdengar lagi gaung nya kecuali tahun mendatang mereka akan bergaya seolah segala galanya pada acara ceremonial dan annual tahunan semata, selebihnya, hilang lagi. Karena semua yang mereka lakukan adalah eforia kehebohan sesaat saja.

Lalu ada pula saat dimana saya harus menahan diri untuk terlibat emosi, ketika satu orang dalam sebuah team work di kantor menyebarkan sebuah berita yang tak benar adanya. Sosok yang rupanya bak ular dengan kepala lebih dari dua. Bicara lebih di belakang saya dan kemudian berbaik baik hati dengan senyuman melebihi manisnya madu ketika berhadapan dengan saya pribadi. Lambat laun segalanya bisa terbukti baik dan semua berlangsung dengan baik pula.

Tak perlu saya jawab dan tanggapi segala hal negative yang terjadi. Hidup saya sudah begitu keras tanpa menanggapi banyak hal aneh di sekeliling saya. Tanpa meributkan hal hal sepele layaknya gossip atau rumor tak benar yang terjadi hidup saya memang sudah cukup ‘njelimet’.

Mari nikmati ke-njelimetan ini. Nikmati saja. Nikmati segala apa yang terjadi dalam hidup ini.

No comments:

Post a Comment