Tuesday, November 29, 2011

HUTANG JANJI TERBAYAR TUNAI.

Menjalani beragam rutinitas dan kesibukan padat adalah hiasan yang selalu menggantung dalam diri ini. Dan itu telah terjadi selama bertahun tahun lamanya. Dan keinginan untuk dapat melepaskan diri dari rutinitas meski sesaat akhirnya terjawab.

Pekan lalu, pengajuan permohonan cuti saya sebagai pekerja di kantoran di kabulkan oleh atasan. Maka bergegaslah saya dan istri menyusun program liburan yang lama sempat tertunda oleh karena padatnya tugas saya baik di Kantor maupun tugas lain sebagai MC atau Penyanyi Kawinan maupun tugas Organisasi. Beruntung saya memiliki Istri dan anak anak yang memahami peran saya di luar rumah.




Alhasil, Rabu malam (22/11) saya, Istri dan ketiga anak serta ibu mertua berangkat menuju Bandung. Tempat yang di pilih anak anak untuk menghabiskan 4 hari liburan hasil izin sekolah yang di lakukan oleh anak anak saya. Dalam perjalanan tentu saja kegaduhan gembira menghiasi suasana. Bagi saya, ini pengalaman kedua jadi driver ke Bandung. Tapi jadi Driver untuk anak istri sendiri adalah sebuah hal lain yang membahagiakan.

Kamis pagi waktu Bandung kami tiba. Kami langsung mengunjungi keluarga dari pihak Ibu Mertua saya – mumpung sedang di Bandung, silahturahmi tak boleh dilupakan tentunya. Ini juga upaya untuk mengulur waktu, mengingat Hotel yang kami pesan baru dapat di tempati setelah pukul 12 siang.
Sepanjang Kamis itu, saya dan keluarga menghabiskan waktu mengelilingi Kota Bandung hingga malam. Benar benar malam. Sejak Merapihkan diri di Hotel kami menyusuri beragam tempat keramaian ; Factory Outlet, Taman Bermain, Tempat Keramaian – Mall, pusat jajanan dan makanan yang lezat dan sebagainya hingga sampai pukul 11 malam sembari di iringi hujan yang cukup lebat sejak sore mengguyur kota Bandung.

Jum’at pagi adalah waktu kami menjalankan agenda kunjungan wisata alam di Bandung yang sempat tertunda di hari Kamis lalu karena hujan deras. Saya langsung menuju arah Ciwidey yang terletak di Bandung selatan. Beruntung saya sempat tinggal 3 tahun dulu semasa lajang di Bandung sehingga saya masih ingat perjalanan menuju Ciwidey. Kunjungan pertama kami adalah Kebun Strawberry di Ciwidey. Wisata kebun yang menyenangkan dan anak anak dapat memetik langsung buah asam manis berukuran kecil tersebut dengan leluasa. Tentu jika di banding beli langsung harganya lebih mahal memetik sendiri. Tapi pasti bagi anak anak usia 4 dan 6 tahun pasti memetik sendiri akan mendatangkan sensasi sendiri. Ini terlihat dari seriusnya abang dan koko – sebutan untuk anak pertama dan kedua saya, dalam memetik buah Strawberry secara riang gembira.




Setelah puas memetik buah Strawberry di kawasan Ciwidey, perjalanan di lanjutkan menuju Wisata Alam Kawah Putih, sebuah kawasan wisata alam yang sangat eksotik – bias saya sebut begitu. Mengingat kondisi kawasan wisata ini sangatlah mengandung cerita di balik tampilannya. Aroma belerang dank abut senantiasa menghiasi selama perjalanan masuk menuju Kawah Putih. Saya sempat menonaktifkan AC mobil mengingat suhu alami dari pepohonan rindang selama menuju kawasan Kawah Putih sangatlah menyenangkan. Sesampai di Kawah Putih, Abang dan Koko lagi lagi berlarian riang menikmati tiap jengkal hamparan alam yang berbalut kabut dan belerang yang telah mereka ketahui sebelumnya melalui buku dongeng.




Setelah cukup lama di Kawah Putih, saya mengajak keluarga menikmati bersantai di sepanjang perkampungan warga sekitar kawah putih dengan menikmati Jagung Bakar sembari menenangkan Ibu mertua yang tampaknya merasa mual dengan aroma Belerang yang sejak tadi ia rasakan di Kawah Putih. Break siang pun saya gunakan untuk melaksanakan Jum’at an bersama warga di Masjid sekitar dengan berwudhu bak air kulkas yang super dingin.




Setelah kembali tenang. Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Situ Patenggang. Sebuah Danau yang konon terjadi akibat kisah dua insan yang terpisah dan kemudian bertemu lagi dan area linangan air mata mereka lah yang kemudian membentuk Danau. Situ Patenggang atau Danau Patenggang Nampak lengang di Jum’at siang tersebut. Hanya saya dan beberap keluarga lain saja yang datang berkunjung. Tak seperti suasana weekend yang pasti padat pengunjung. Saya juga di paksa anak anak untuk mengunjungi Batu Cinta yang ada di seberang Danau, karena anak anak mengetahu kisah atau dongeng dari batu Cinta tersebut melalui buku yang telah mereka baca jauh hari sebelum kunjungan ke Bandung ini terwujud.
Selesai sudah kunjungan hari Jum’at yang cerah ini ke Kawasan Ciwidey dan menelusuri dua wisata alam fenomenal di Bandung Selatan. Tapi saya pun tak lupa mengajak keluarga untuk mendatangi pusat pembuatan Boneka di kawasan jalan Kopo Sayati. Di sini anak anak bisa memilih boneka lucu buatan home industry dengan harga yang cukup terjangkau di banding dengan harga di Toko Swalayan, dengan kualitas yang juga baik.

Kami pun kemudian menyempatkan mengunjungi Wisata Alam Tangguban Perahu, di hari Sabtu. Tak lengkap rasanya jika ke Bandung tak mengunjungi wisata alam fenomenal dengan kisah yang telah sangat terkenal ini. Dan lagi – lagi anak anak ku antusias sekali karena mereka juga telah mengetahui kondisi Tangguban Perahu melalui dongeng yang telah mereka baca jauh hari sebelumnya. Lagi lagi ibu mertua ku mual dan muntah dengan aroma belerang yang sangat pekat di kawasan Tangguban Perahu. Meski anak anak ku tak merasa mual , malah senang dan ingin terus terusan menuggang Kuda di kawasan Wisata Alam Tangguban Perahu.

Empat hari tergenapi dengan menyempatkan diri mendatangi Kebun Binatang Ragunan di Jakarta sekembalinya berwisata Alam di Bandung. Dan Suasana seru anak anak tentu terlihat jelas. Ragunan yang menawarkan tontonan beragam hewan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi anak anak ku. Dan tentu saja suasana gembira lainnya terlihat jelas selama dalam perjalanan ini, meski si Abang merasakan sakit perut yang hebat karena kebanyakan makan buah Strawberry yang asam selama di Ciwidey lalu.

Ini adalah Liburan sederhana. Tak seperti keluarga lain yang saya kenal pernah lakukan. Saya dan Keluarga tak menyewa Hotel mewah – karena Hotel hanya jadi tempat menaruh Barang dan tidur di larut malam, selebihnya berkelana menyusuri kota. Saya pun tidak bisa menawarkan pelayanan mewah dan perlakukan istimewa untuk sebuah liburan layaknya keluarga lain yang saya kenal. Tapi Kebahagiaan ceria dan peluk erat anak anak yang senang kepada saya adalah sesuatu yang jauh lebih mahal dan berharga bagi saya dan istri. Liburan ini membuat saya bisa melupakan rutinitas dan kepenatan pekerjaan bersama Keluarga. Membaur menyenangkan Anak Istri dan tak pernah berfikir lain selain saya merasa sangat berharga memiliki Keluarga kecil yang sangat bahagia. Bagai menunaikan Hutang Janji yang pernah saya ucapkan. Semoga kebersamaan ini akan terulang dengan kondisi dan situasi yang berbeda tapi tetap bersama anak istriku yang setia mendukungku setiap waktu.

1 comment:

  1. ke Bandung kenapa gak bilang-bilang? apalagi sampai ke Ciwidey......lain kali calling yah kan nomor HPku gak pernah gonta ganti...

    ReplyDelete