...Tahukah kamu, di jam segini, 23.29, Dalam malam yang
hening, jalanan lengang, penjaja makanan berpulang ke kediaman mereka, hanya
ada saya dan 2 orang yang masih semangat mematuk signal WiFi di halaman Kantor
TELKOM Kota Palangkaraya. Sesekali kami melempar senyum. Sesekali pula saya
mengerjipkan mata pada bintang yang seolah mentertawakan perilaku saya yang
sama sejak 2 hari lalu tiba di Kota ini. Saya berkata " Bintang, Esok sore
aku sudah ada di Bandar Lampung, dan Kau tak kan lihat aku di halaman kantor
Telkom ini lagi".
Setidaknya telah 2 malam saya melakukan hal yang sama.
Melangkah pasti dari Hotel (yang tak layak bergelar ‘Hotel’)
menuju Kantor TELKOM Kota Palangkaraya. Tentu saya melakukannya dengan penuh
semangat. Sama semangatnya seseorang pulang dari kantor menuju kediaman
nyamannya. Saya pun begitu. Beberapa
saat setelah tahu bahwa Hotel yang saya diami tak memiliki fasilitas WiFi, saya
segera mencari cara bagaimana saya bisa mengakses jariangan internet, yang menurut saya – sama pentingnya dengan Makan
Pagi. Hahahah. Beruntung, seorang pekerja di Hotel dimana saya tinggal selama 3
hari kedepan mengabarkan bahwa jaringan internet bisa di eproleh secara gratis
di Halaman kantor TELKOM Palangkaraya, tapi …. Berlakunya hanya ketika malam
tiba. Karena Jaringan di siang hari tak menentu dan memepengaruhi jalannya
signal. Tentu saja saya tak mudah percara dengan penjelasan pekerja hotel
tersebut. Saya segera mencobanya ketika siang hari setelah jam makan siang
berlalu. Dan benar ada perkataan si bapak paruh tua yang tadi berkata. Alhasil
saya harus menunda keinginan saya berselancar di dunia maya yang gemerlap di
siang hari.
Ketika malam tiba. Setelah makan malam bersama team usai.
Saya bergegas menuju halam kantor TELKOM yang hanya berjarak 50 meter dari
Hotel dimana saya menginap. Dengan wajah berseri dan pasti saya segera membuka
laptop jadul saya (yang penting belinya dari hasil keringat sendiri), dan
langsung saya nyalakan. Tapi ternyata melaksanakan akses internet tak semudah
yang sering saya lakukan. Saya harus melakukan log in dahulu dengan cara
registrasi pada kantor Telkom, padahal hari sudah malam dan kantor Telkomnya
entu sudah tutup. Ada beberapa jaringan WiFi tetapi tak bisa di akses dengan
mudah. Setelah saya bertanya pada beberapa orang yang juga melakukan
pengaksesan WiFi di halam Kantor TELKOM tersebut, ternyata saya – jika pengguna
produk Telkomsel bisa melakukan akses dengan melakukan registrasi via Hanphone,
memasukkan beberapa kode perintah dan nantinya akan mendapat user name dan
password yang kemudian bisa saya masukkan untuk log in akses WiFi. Hhhmm….Sampai
disini, tentu saya tak menyerah. Saya pun segera menghubungi istri saya yang
juga pengguna karti Simpati dan AS untuk 2 buah ponselnya. Al hasil malam itu
saya dapat gratis 3 jam dengan melakukan registrasi di 3 nomor HP Telkomsel
yang berbeda. (akal akalan buaya) hahahha…. Jadilah saya bisa mengirim email
dan jadwal ke rekan di Bandar Lampung yang sedang mengurusi proses rangkaian
kegiatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2013.
Itu tentang WiFi, betapa akses untuk eksisdan tahu banyak
hal dari dunia maya sangat memacu semnagat saya berlipat lipat. Meski harus
berhadapan mesra dengan angin malam karena harus rela lesehan di halaman kantor
TELKOM Kota Palangkaraya, saya juga harus senang hati melakukan registrasi dan
kemudian me-log in user name dan password untuk kemudian mendapat 1 jam jatah
pelayaran di dunia digital yang modern.
Saya jadi teringat ketika dulu saya di tugaskan di pelosok
Aceh dan juga di Pedalaman Pekanbaru tatkala bergabung dengan LAPENKOP. Saya
pernah merasakan hasrat untuk berselancar di internet tetapi terkendala dengan
akses yang tak mudah dan harus berusaha dahulu. Terkadang saya berfikir bahwa
keperluan akses internet kini sudah sama dengan keperluan manusia akan makanan. Bagi beberapa pihak
tentu internet adalah media dimana bisa mendapatkan banyak hal untuk menunjang
pekerjaannya. Saya bisa bayangkan apa yang terjadi jika tak dapat mengirim
email untuk hal hal yang urgent, atau tidak bisa membaca kiriman email dari
rekan kerja untuk sebuah keputusan yag mendesak. Setiap penugasan keluar kota,
meski sebenarnya tak perlu membawa serta Laptop – karena tugas saya tak jauh
jauh dari menyanyi atau ngMC, tapi saya selalu membawa serta Laptop Jadul saya
bernama ‘LURIK’. Laptop yang kata orang sudah ketinggalan era ini bagi saya
adalah kumpulan dari ide ide di kepala yang terkadang selalu siap saya ‘Ledakkan’
ketika waktunya tiba.hahahhahah.
No comments:
Post a Comment