Selamat
Datang Februari.
Bulan
Kelahiran ku.
Ada banyak
yang saya persiapkan menjelang eprtambahan usia dan pengurangan kesempatan
hidup di dunia.
Masih
berkutat dengan beragam dunia yang mewarnai diri saya.
Masih
menyibukkan diri dengan bidang bidang yang membuat saya berpusat dan tercurah
segala kekuatan dan kekayaan hati untuk selalu di lakoni.
Awal
Februari lalu ada pelajaran berharga yang saya petik dari sebuah gelaran akbar
di Jakarta. Kebetulan Sisca Indah pratiwi – Muli 1 Kota Bandar Lampung 2012 –
terpilih mewakili Provinsi Lampung menuju ajang Pemilihan Puteri Indonesai
2012-2013. Belum berhasil meraih gelar memang, Tapi ada rangkaian hikmah yang
bisa di petik dari panjangnya usaha dan do’a yang tertuang dalam usaha besar
tersebut.
Saya
memaklumi jika saja ada banyak masukan berharga dan bahkan yang tidak berharga
bagai sampah. Ada banyak saran dan kritik yang membangun diantara banyaknya
saran dan kritik negative yang hanya sekedar bicara. Sosok sosok yang penting
sangat banyak di antara sosok sosok yang tidak begitu penting. Ada orang orang
hebat yang berkenan memberikan bantuan secara langsung tapi ada pula orang
orang hebat yang hanya sekedar bicara, beropini lalu menghilang bagai lempar
batu sembunyi tangan. Ketika sesuatu terjadi, orang orang bisa dengan cepat
bicara, berargument seolah dirinya lah yang paling bisa. Tapi kenyataannya
ketika sebuah keberhasilan di raih, sosok sosok hebat muncul mengakui
kehebatannya agar di dengar dunia.
Hahaha…begitulah
kiranya gambaran jelas akan sebuah dukungan yang bisa di ungkap atas sebuah
peristiwa.
Kini,
menjelang hari lahir, saya hanya mau menikmati setiap langkah dari hari hari
ini dengan banyak berdo’a, bersyukur dan selalu bersyukur. Mensyukuri atas apa
yang telah saya peroleh dan saya miliki. Mensyukuri setiap helaan nafas dan
detak jantung dengan syukur yang tak pernah terhingga dan tak bisa di gambarkan
oleh untaian apapun. Syukur yang selalu saya panjatkan sama dengan rasa diam
yang saya bawa setiap saat bersama orang orang yang tidak begitu tepat. Ketika
saya merasa ada ketidaknyamanan atau kepalsuan, saya hanya melakukan aksi Diam.
Diam lebih baik dari pada bergumam tak jelas dan menghabiskan energy.
Dunia Indra
masihlah akan selalu sama. Memuat banyak cerita dan daya hayal imaji yang tak
pernah tertanggap oleh benak siapapun. Terkadang saya bisa berubah buas, bisa
pula berubah jadi diam. Sependiam batu karang di lautan lepas. Saya pula
berkenan menjadi pelaku sebuah pertunjukan tetapi di lain waktu saya hanya
damai menjadi penonton, menikmati pertunjukan dan bertepuk tangan ala kadar nya
di akhir pertunjukan. Sama dengan ketika saya menyaksikan pertunjukkan orang
orang hebat di pementasan palu dan penuh tipu. Tentu saya menikmatinya sebagai
sebuah ceremonial, tetapi kemudian saya lekas lekas melupakan setelah keluar
dari ruangan dan menggantinya dengan usapan air wudhu.
Beruntung
saya bisa melakoni segalanya. Terlepas apa yang telah terjadi. Tak begitu saya
fikirkan. Bagi saya terkadang semua orang tak perlu di dekati. Sama dengan
jenis makanan yang banyak variasi tapi tak semua bisa di nikmati. Terkadang
hanya perlu di tonton dan di lihat saja.
Dan…
Februari ini saya masih bersemangat ennyelesaikan beragam tugas dan beban kerja
yang saya emban. Sesekali saya berujar, …”jangan sampai saya mendapat kado ‘Ingin
di Gampar’ oleh atasan seperti Ulang Tahun saya Tahun lalu. Yang itu tak akan
pernah saya lupakan sepanjang hidup.