Saturday, February 26, 2011

SAYA, BAIK YANG JAHAT.


Dear Friends…

Saya, adalah teman yang baik, tapi saya juga teman yang jahat.
Saya jahat dengan sangat jahat.
Terkadang, saya bicara tentang hal – hal yang menyakitkan, karena naluri jahat saya yang sedang menggelora.
Tapi saya berkata akan hal yang sebenarnya. Meski tidak semua teman saya menyukai akan perkataan jujur saya tentang sesuatu yang terdengar sangat jahat.
Lalu, pernah pula saya  sangat menyakitkan atas kejahatan yang saya lakukan kemudian saya proklamirkan menjadi sesuatu yang tak ada sisi baiknya.  Karena saya Jahat.  Sama ketika saya bicara akan sebuah kenyataan yang kerap di sangkal banyak pihak, dan kemudian pihak tersebut membuktikannya dengan kejahatan yang lebih jahat dari apa yang pernah saya lakukan.  Ada banyak teman yang juga jahat pada saat yang semestinya tak perlu ia bertindak jahat.  Ada teman yang membalas kebaikan dengan kejahatan.  Ada pula teman yang selalu berniat jahat meski kadang kesempatan berbuat kejahatan itu sangatlah sukar.
Memang sesuatu yang baik belum lah sebaik penampakannya.
Saya contohnya,  saya tidak pernah berlaku baik untuk sesuatu yang saya lakukan dengan jahat.
Karena dari mulut saya bertaburan kalimat kalimat kasar seisi kebun binatang yang sewaktu-waktu bisa buyar tanpa komando.  Kejahatan yang saya lakukan pun melebihi kejahatan para penjahat.

Kadang, saya juga berubah menjadi baik.
Baik untuk sesuatu yang tak pernah saya kira bahwa itu layak untuk di baiki.
Baik untuk sosok – sosok yang tak mengerti bahwa kebaikan ini tulus, Baik untuk pihak – pihak pemanfaat kebaikan.  Baik untuk sosok yang juga menjadi bagian dari kejahatan terencana.  Baik untuk mereka yang bilang bahwa saya tidak mampu apa apa dan tak bisa melakukan apa apa.  Baik untuk sikap basa basi yang terkadang tak penting untuk di ladeni.
Masih baikkah saya ?
Tidak sama sekali.
Karena saya tetap jadi orang jahat.
Sosok jahat yang tak pernah mengakui kejahatannya dan menganggap dirinya baik baik saja.  Sampai pada ketika sisi baiknya tak ada, dan sisi jahatnya yang selalu di tutupi dengan make up tebal dan busana glamours serta senyuman semanis mungkin yang dapat memikat juri ketika menilai penampilannya di atas pentas bergelimang sanjungan puja puji para penonton.
Dimana letak baiknya saya ?
Dimana sisi bagusnya saya ?. Setika semua orang yang bertanya tentang baiknya, dan semua orang terpukau betapa jahatnya saya.  Saya hanya bisa diam.  Suatu saat juga akan terbukti bahwa jahatnya saya memang nyata.  Dan baiknya tak benar benar ada.
Memang menjadi baik itu tak mudah,  selalu saja di terka jahat.
Dan jahat itu sangat mudah dilakukan hanya dengan menyanggah sanjungan dan opini yang sebenarnya nyata.  Karena jika kita memang pandai tak perlu berkata bahwa saya pandai.  Cukup buktikan dengan karya nyata bahwa saya pandai, tanpa perlu banyak menuntut.  Karena kualitas akan menaikan drajat dari pada para penjahat kelas jahat sekalipun.
Terima kasih atas diri ini , yang selalu bertindak jahat.

No comments:

Post a Comment