Satu semester berlalu, senin esok (21/01/13) para mahasiswa
menjalani ujian akhir semester (UAS). Selama 1 semester pula saya mengawal 2
kelas dengan materi Public Relation. Selama itu pula yang mendapat banyak ilmu.
Meski sebenarnya saya berbagi apa yang saya miliki dan ketahui lebih dulu, saya
juga belajar dengan banyaknya karakter mahasiswa di dua kelas yang berbeda.
Kelas pertama adalah jurusan bahasa asing diploma 3, (D3 3
AB). Di kelas ini jumlah mahasiswanya tidak terlampau banyak, lebih kurang 24
mahasiswa. Sejak pertama masuk kelas ini, saya telah merakan atmosphere yang
beda. Ada karakter karakter keras, ada pula karakter karakter sulit. Tapi
lambat laun, seiring berjalan waktu apa yang saya prediksi sejak awal sedikit
demi sedikit terkikis akibat seringnya saya mengajak mereka diskusi dan
mempraktekkan apa yang saya harapkan di depan kelas.
Kelas kedua adalah kelas Bahasa Jepang (D3 3 JP) yang di
dalamnya lebih banyak memiliki tipikal mahasiswa melankolis. Kelas ini sangat
unik, karena selain ada mahasiswa yang biasa biasa saja juga di isi oleh sosok
sosok terbaik dan pionir. Ada 2 mahasiswa yang pernah ke Jepang sehingga
kemampuan bahasa Jepang mereka di atas rata rata teman teman lainnya. Di kelas ini, saya tidak 100 % menggunakan
bahasa inggris sebagai bahasa pengantar belajar mengajar. Kadang cenderung saya
berbahasa Indonesia 100% di beberapa kali pertemuan,mengingat keluhan para
mahasiswa yang tak begitu menguasai bahasa inggris. Lain hal jika di kelas
bahasa inggris yang menuntut saya harus menggunakan 100% bahasa asing di setiap
pertemuan. Tapi tetap ada selipan bahasa Indonesia jika penjelasan saya tidak
di pahami oleh sebagain mahasiswa.
Dalam perjalanannya, materi Public Relation menitik beratkan
pada kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang Public Relation yang baik. Dan
itu tidak hanya hanya berkenaan dengan pekerjaan semata. Bagi saya, Public
Relation juga berkenaan dengan bagaimana seseorang bisa membawa dirinya secara
tepat di beragam kondisi apapun yang sedang ia hadapi. Seseorang yang pandai
menempatkan diri sesuai kondisi juga dapat di sebut sebagai seorang public
relation yang baik. Nah, jika berkenaan dengan pekerjaan tentu, materi Public
Relation yang saya ajarkan berkenaan dengan theory dasar tentang Public
Relation, lalu Fungsi dan Tujuan dari Public Relation, strategy Public
Relation, communication of Public Relation yang di dalamnya termasuk
pengelolaan pers dan media, membuat press release, melaksanakan dan
menyelenggarakan Press Conference, Mengatur kegiatan dan event baik kantor
maupun personal, hingga bagaimana melakukan performa maksimal baik di
lingkungan kerja maupun di sebuah pementasan.
Bicara tentang sebuah pementasan, pada semester ini saya
berhasil emnampilkan 2 kelas PR di sebuah lapangan kampus. 2 kelas dengan 2
tampilan yang berbeda yang kesemuanya adalah kreasi pada mahasiswa kelas
tersebut. Dan uniknya penampilan mereka saya anggap sebagai pengumpulan nilai
UTS atau ujian tengah semester. Kelas D3 Bahasa Jepang kala itu menampilkan
100% budaya Jepang, lengkap dengan kimono, geisha, huruf kanji, pohon sakura,
seni tari dan seni suara asli jepang, termasuk pemandu acara berbahasa jepang
100%. Saya mengharamkan ada penggunaan bahasa lain selain bahasa jepang. Begitu
pula dengan Jurusan Bahasa Inggris yang mengetengahkan segala tampilan dalam
balutan bahasa inggris. Kelas bahasa inggris mengusung tema Perpaduan
antarabudaya Barat dan Budaya Timur, dengan tampilan modern. Sangat menarik.
Setiap Mahasiswa memiliki tugas perorangan untuk tampil dengan koordinasi penuhd
ari seisi kelas. Jadi setiap kelas di berikan keleluasaan menentukan tema
tampilan, membuat rundown, menentukan siapa bertugas sebagai apa, menentukan
kepanitiaan, produksi hingga ongkos ongkos yang bisa saja mereka butuhkan
ketika pelaksanaan acara berlangsung. Ada kesempatan 1 minggu sebelum pentas
mereka mementaskannya di depan kelas dan saya sebagai penilai. Ketika itu
konsep yang mereka sodorkan termasuk rundown dan jenis tampilan semua dalam
pengawasan saya. Sehingga ada beberapa yang saya ubah atau tambahkan pada
tampilan mereka. Saya tidak hanya member tugas, tapi juga ikut terlibat
langsung dalam pengawasan dan pembentukan
tampilan mereka.
10 Desember 2012, hari di mana tampilan itu di gelar. Dalam 1
hari ada 2 kelas yang saya tampilkan di lapangan besar kampus dimana semua mata
mahasiswa dan dosen serta seluruh civitas akademika Perguruan Teknokrat dapat
melihat secara langsung. Dan di sini letak tantangannya. Jika belajar sebuah
Ilmu aplikatif hanya berupa teori saja tidaklah cukup. Sama halnya ketika
seseorang belajar computer tetapi tidak memegang computer secara langsung tentu
akan membuat materi sia sia belaka.
Budi - sang Penata Busana, Make Up dan Tata Rias Keseluruhan |
Penampilan Fashion Show Jurusan Bahasa Inggris dalam balutan tema 'Eastern' |
Bpk. Dr.Hi. Nasrullah Yusuf turut hadir menyimak tampilan mahasiswa |
2 jam pertama, tampilan di buka dari kelar D3 bahasa jepang.
Dan saya benar benar surprised dengan tampilan seisi kelas, pasalanya selama
latihan 1 minggu lalu saya sempat khawatir akan kesiapan mereka, terlebih kelas
D3 Bahasa Jepang ada kegiatan di Bandung yang mengharuskan mereka juga focus sampai
tanggal 5 Desember 2012. Tapi segalanya berlangsung baik, meski sempat terjadi
kesalahan tehnis di awal, tetapi bisa teratasi dan tampilan dapat menjadi
sajian yang sangat menggoda. Meski saya tak memahami benar bahasa Jepang,
tetapi saya sangat terhibur. 2 jam berikutnya, adalah kelas Bahasa Inggris yang
menampilkan perpaduan budaya barat dan budaya timur. Tampilan yang di bagi 2
segmentasi tersebut juga memiliki nilai beragam. Beberapa tampilan sangatlah
mengesankan, termasuk seni suara, seni tari bahkan seorang mahasiswa – Shellyka
Nurhalim menjadi chef dengan masakan steak tofu (steak tahu) yang benar benar inovatif, termasuk di
dalamnya kehadiran Bapak Nasrullah Yusuf yang berkenan hadir dan menyimak
tampilan mahasiswa sekaligus mencicipi masakan hasil ciptaan Shellyika. Sangat
mengesankan dan membanggakan. Terlebih bagi saya sebagai Pengajar, yang
kehadiran bpk Nasrullah menjadi penyemangat dan dukungan moril bagi saya.
Bpk. Nasurllah Yusuf berkenan Mencicipi Masakan ciptaan Chef Shellyka |
Salah satu Penampilan bernyanyi Rocker - Dian Ardiansyah |
Tampilan kelas dalam materi Public Relation adalah hal yang
berkesa bagi saya di semester ini mengajar materi Public Relation. Bagi saya
tak ada hal yang lebih mengesankan selain ketika kita bisa membuat sebuah karya
inovatif dan itu di apresiasi banyak pihak termasuk ketua yayasan atau owner
dari Perguruan Tinggi Teknokrat yang telah mempercayai saya sebagai pengajar
sejak September 2008 silam. Bagi saya, tak ada hal yang lebih baik daripada
hanya sekedar teori selain sebuah praktek dari teori tersebut. Karena dalam
pelaksanaannya, beragam teori tidaklah cukup jika hanya sekedar teori. Teori
harus di dukung oleh sebuah praktek yang pas dan tepat dengan mengacu pada
teori yang telah di pelajari. Dan saya menyukai seluruh tampilan dari 2 kelas
yang saya gawangi pada semester ini. Meski terdapat beberapa kekurangan, tetapi
itu justru menjadikan pembelajaran untuk jadi lebih baik lagi di tahun atau
semester mendatang.